DIVOTE KUY
.
.
.
••••Kalau cinta perjuangkan
Dan kini dua insan dengan gender berbeda itu duduk di atas kursi taman komplek tempaat Noemi tinggal. Degupan jantung Noemi tak kunjung surut jika didekat Luka
Perasaan nakalnya itu betapa sulit sekali dihilangkan, tapi tak apa, ia akan lebih nerusaha lagi untuk menghilangkannya.“La-Lara—”
“Di RS.” Noemi mengangguk paham dengan seulas senyum tipis, walau ia begitu tidak mengerti RS apa yang Luka maksud.
“Dia udah pulang, kan?” tanya Noemi— berusaha tidak melirik wajah Luka dari samping, itu akan sangat berakibat fatal untuk jantungnya. Dia tidak ingin terjatuh kagi pada pesona Luka.
“Hmm.”
Kerutan di dahi Noemi terlihat jelas. Lehernya gatal ingin menoleh ke samping, tetapi ia tidak ingin terjebak di situasi seperti imi, jadi ia biarkan saja leher dan matanya untuk menghadap ke depan— di mana para anak-anak dan keluarga kecil tengah menikmati sore mereka di taman komplek ini.
“Ummm, kok bisa?” Noemi meringis begitu suaranya hampir tenggelam. Padahal dia hanya ingin menanyakan ke mana Lara pergi? Pulang sama siapa? Sayangnya pertanyaan-pertanyaan itu semua harus ditelan dalam-dalam olehnya lantaran kegugupan telah mendominan.
“Dia pulang sama gue,” sahut Luka acuh. Tak tahu bagaimana riak wajah Noemi kini.
Gadis yang awalnya tidak ingin menoleh satu derajatpun kepada Luka, justru kini menoleh padanya, dengan kedua bola mata membeliak sempurna. Namun, mengingat prinsipnya untuk tidak boleh melirik Luka sedetik saja, Noemi berpaling lagi ke depan.
“Ko-kok bisa?” sedetik kemudian Noemi merutuki mulutnya yang malah meluncurkan pertanyaan yang sama.
“Hmm.” Dehem Luka sebelum akhirnya berdiri. “Udah, kan? Gue mau pulang.”
Sejurus kemudian Noemi ikut berdiri. Dengan mantap dia melihat kedoa bola mata amber Luka langsung— menahan gugup juga debaran hatinya yang semakin menggila. Saking gugupnya dia merelakan roknya untuk dicengkram. Tak apa, itu hanya rok, yang terpenting hatinya.
“Ak, eh. Gu-gue boleh ketemu Lara?” tanya Noemi ragu. Kepala ia tundukkan, kakinya memainkan rerumputan di bawah sana.
“Hmm." Deheman Luka membuat Noemi menengadahkan kepalanya langsung. Namun, tak lama Noemi menyampingkan kepalanya— tak ingin melihat Luka.
“Makasih."
Luka berjalan di depan Noemi, gadis berambut sebahu itupun mengikuti langkah Luka dari kejauhan. Hampir saja bibirnya terluka sebab terlalu dalam menggigit dagingnya di sana. Hatinya gundah gelisah jika berdekatan dengan Luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
L for Langgeng [END]
Teen Fiction"𝗕𝗮𝗿𝘂 𝗮𝗷𝗮 𝗺𝗮𝘂 𝗺𝗼𝘃𝗲 𝗼𝗻, 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗷𝗼𝗱𝗼𝗵𝗶𝗻." *** Siapa yang tidak senang dijodohkan dengan crush sendiri? Hampir sejuta umat mengatakan iya. Begitu juga Lara. Senang dan sedih menyatu begitu kabar orang tuanya tewas dalam k...