thirty-six

46.8K 2.8K 59
                                    

HEYOOOO~
.
.
.
MINTA 111 VOTE BOLEH?
•••

•Cowok asing

Bau tanah basah menyeruak disekitar taman rumah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bau tanah basah menyeruak disekitar taman rumah ini. Dengan kaki tanpa alas, Lara berjalan-jalan mengelilingi rumahnya setelah hujan surut. Bebatuan kecil yang menghiasi taman di samping lapangan basket ini menghiasi area taman, belum lagi tanaman hijau juga berbagai bunga warna-warni.

“Non Lara! Non!” Sontak Lara mendelik ketika Bi Riri berseru.

Dahinya mengernyit tatkala Bi Riri berlarian disertai wajah panik. Sebenarnya apa yang terjadi sehingga Bi Riri terlihat panik seperti itu? Memakai sandal jepit karetnya lantas Lara dekati Bi Riri yang tengah lari tergopoh-gopoh.

“Kenapa, Bi?”

“Anu. Itu, Non. Bahan-bahan di dapur kok pada ilang? Pisau juga enggak ada. Perasaan Bibi kemarin sebelum Bibi pulang masih banyak, deh,” ujar Bi Riri sebelum akhirnya mereka pergi ke dapur untuk mengecek bahan-bahan dapur juga pisau.

Bukan hanya Bi Riri, Lara juga terkejut setelah mengecek persediaan dapur dan semuanya sudah tidak ada. Ketika dia menarik laci tempat benda-benda dapur, Lara hanya melihat wajan dan kain sebagainya, pisau tidak ada di sana, padahal kemarin benda tajam itu masih ada.

“Kok enggak ada, ya, Bi? Siapa yang ngambil?” Mengetuk dagunya dengan kedua alis ditekuk.

Kini Lara tengah berpikir keras. Ia tidak percaya kalau ada pencuri. Lagian itu mustahil! Penjagaan di rumahnya sangat ketat! Dan buat apa pencuri mencuri pisau dan bahan-bahan dapur?

“Aku.” Lara juga Bi Riri berbalik begitu Luka datang.

“Aku buang.”

“WHAT! Hun, are you serious?”  Luka mengangguk. Dia mengambil air di dalam lemari es lantas meminumnya tanpa ada rasa bersalah setelah membuang semua bahan-bahan dapur juga pisau.

“Biar kamu gak masak lagi,” sahutnya enteng. Lalu dia menaruh gelas kosong di atas meja.

“Ya, tapi, kan....” Lara menggaruk rambutnya frustrasi.

“Nanti Bibi masak gimana?” tanya Bi Riri. Tengkuknya dia garuk-garuk lantaran bingung pada majikannya yang dulu cuek sekarang sangat berubah.

“Beli lagi,” ucap Luka seperti tak ada beban.

“Ya ampun, hun. Kamu enggak sayang uang apa?  Buat apa kamu buang itu semua bahan-bahan dapur kalo ujung-ujungnya beli lagi. Mubazir tau!” omel Lara.

L for Langgeng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang