Tubuh Rama terdiam membatu. Bibirnya kelu, tak tahu apa yang harus ia jawab. Percaya atau tidak, Rama juga tak tahu harus bagaimana.
“MAKSUD LO APA, RA!” Dua insan itu menoleh tatkala seruan menginterupsi mereka.
“Iva?” beo Lara.
Iva, gadis dengan wajah merah padam itu melangkah lebar menuju Lara. Tangannya terkepal erat— meluapkan emosi pada tangannya sendiri.
“Lo pasti bohong, kan? Gak mungkin lo—”
“Aku emang udah nikah sama Luka, Va!” pungkas Lara. Ia mengusap kasar jejak air mata di pipi dia sendiri.
“Jadi dia bukan sepupu kamu?” Lara menunduk ketika Rama bersuara. Ia mengangguk samar.
“Maaf,” cicitnya lemah.
Gadis berseragam tidak dimasukkan itu melipat tangannya. Netra hitam gelapnya menyorot intimidasi pada Lara.
“Kenapa lo gak pernah bilang?” Iva bersuara dingin. Namun, Lara tahu Iva sedang menahan kekecewaannya.
“Ak—”
“DAN LO JUGA NGEBIARIN SI BANGSAT ITU SAMA SUAMI LO SENDIRI? Kenapa, Ra? Kenapa lo bisa punya hati sebaik itu, hah? Lo gak mikirin perasaan lo sendiri! Lo juga perlu bahagia, Ra! Lo ... Arghhhh!!!!” Iva tak melanjutkan ucapannya. Rambut terurai, dia acak begitu saja.
“Va, aku—”
“Jadi maksud Iva suami kamu selingkuh gitu?” Lara menoleh pada Rama. Tatapannya memelas minta pengertian.
“Kak—”
“Ra. Aku masih terima kalo kamu kecewain aku. Tapi kamu? Aku gak terima, Ra! Kamu itu cewek baik, gak pantes sama cowok berengsek kayak suami kamu itu!”
“Aku .... ” Tenggorokan Lara mulai tercekat. Ucapannya terpangkas oleh tangisan yang sudah merembes membasahi pipi putihnya.
Begitu Lara menangis, Rama meminta Iva memeluk gadis rapuh itu. Rama sadar diri, di sini dia bukan orang yang berhak atas Lara. Dia juga sadar Lara sudah memiliki suami, jadi tak pantas lelaki lain memeluk perempuan yang sudah bersuami, sekalipun suami Lara itu berengsek.
“Aku tahu, aku salah. Tapi aku juga gak bakal nyembunyiin status aku kalo Luka enggak ngelarang aku buat sembunyiin status kita. Soal Noemi, dia emang berhak buat dapetin Luka, kan dia ambis banget ngejar Luka. Enggak kayak aku, Va.”
Lara menumpahkan tangisannya di pelukan Iva. Iva mengelus punggung bergetar Lara. Gadis itu memang sedang membutuhkan sandaran untuk menumpahkan deritanya.
“Aku nikah sama Luka itu permintaan Mamanya Luka. Dia bilang biar aku gak kesepian setelah Ibu sama Ayah pergi—”
“Dan lo terima aja?” seloroh Iva.
“Iva .... ” tegur Rama. Iva terdiam melihat Rama menyuruh dia untuk tidak memotong penjelasan Lara.
“Kamu tahu jawabannya, Va. Cuma kamu, kan, yang tahu gimana perasaan aku sama Luka.”
Jleb.
Hati Rama cukup tergores begitu Lara menyuarakan isi hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L for Langgeng [END]
Teen Fiction"𝗕𝗮𝗿𝘂 𝗮𝗷𝗮 𝗺𝗮𝘂 𝗺𝗼𝘃𝗲 𝗼𝗻, 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗷𝗼𝗱𝗼𝗵𝗶𝗻." *** Siapa yang tidak senang dijodohkan dengan crush sendiri? Hampir sejuta umat mengatakan iya. Begitu juga Lara. Senang dan sedih menyatu begitu kabar orang tuanya tewas dalam k...