Twenty-three

59.6K 3.8K 240
                                    

DIRAMEIN YA~
.
.
.
AKU TUNGGU NOTIF DARI KALIAN<3
.
.
.
UDAH DISHARE BELUM?
•••

Keluarga gila

Langit London menggelap dihiasi taburan bintang juga rembulan yang tampil tampak malu-malu di balik awan hitam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langit London menggelap dihiasi taburan bintang juga rembulan yang tampil tampak malu-malu di balik awan hitam. Di balkon hotel berdirilah gadis yang masih bingung akan apa yang harus ia lakukan.

Melihat transportasi juga orang-orang berlalu lalang di bawah sana membuat dia juga ingin keluar dari hotel. Sayangnya dia terlalu takut memijaki tempat asing ini.

Meski ia sudah ditawari berkali-kali oleh bodyguard di luar sana, ia tak mau. Lara tak ingin sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Katakanlah Lara terlalu overthinking. Mau bagaimana lagi? Orang asing memang wajar dicurigai. Apalagi di sini Lara adalah korban penculikan.

Ingin kabur pun tak akan menghasilkan apa-apa, yang ada dia sendiri terjebak di negri orang ini. Bukannya selamat, justru kabur akan membawa dia ke tempat yang lebih tak mengenakkan lagi dari ini.

Lebih baik dia diam saja di kamar hotel tanpa ponsel, laptop dan kanvas juga alat-alat lukis kesayangannya. Kerjaannya hanya rebahan, lihat-lihat orang-orang di luaran sana.

Monoton.

Hembusan napas lolos. Bosan dengan apa yang ia lihat— Lara beranjak menuju ranjangnya. Entahlah, ia pasrah saja. Biar waktu yang menjawabnya. Dia juga yakin nanti Si Penculiknya akan datang. Mungkin dia sedang sibuk, jadi tak kunjung juga menjemputnya.

Ketika hendak memejamkan mata, kesialan menghampiri. Bayangan Luka dan Noemi yang hidup bahagia tanpa dirinya mengusik acara tidur dia.

“Ck. Kenapa harus inget sih!” gerutunya. Melemparkan selimut yang tadi sempat menutupi sebagian tubuh dirinya.

Pikiran Lara menerawang— membayangkan kebersamaan Luka juga Noemi yang penuh cinta dan tawa. Tidak seperti dengan dirinya, justru Luka selalu mengabaikan dia.

Mengusap lembut seprai ranjang, lalu Lara bergumam, “Luka pasti bahagia banget hidup sama Noemi.”

Lalu kekehan hambar keluar dari mulutnya. “Yaiyalah Lara! Siapa sih yang enggak seneng hidup sama orang yang dicintai. Kecuali aku sih.” Kalimat terakhir terdengar merintih.

“Udah Lara! Enggak usah mikirin orang yang udah bahagia sama orang lain. Mending mikirin gimana caranya keluar dari sini!”

***

Suara mesin EKG memenuhi ruangan yang diisi oleh dua insan. Satunya bergender male tengah berbaring di atas brankar dengan tenang dan satunya lagi bergender sebaliknya— female tengah menatap sendu dengan tangan mengusap lembut tangan putih pucat itu.

L for Langgeng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang