Two

67.4K 4K 118
                                    

YACHHHHH! BERTEMU LAGI KITA DI LAPAK YANG BERBEDA🍒
.
.
.
APA KABAR NIH?
.
.
.
PELANGINYA MANA🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈🌈
.
.
.
DIVOTE YOKKKK
.
.
.
DISHARE JUGA YA CANTIK OR GANTENG 💚
.
.
.
LET'S HALU WITH ME🌈

—— L ——

Sah!

“Sah!” Tiga huruf sakral atas perjanjian di hadapan Tuhan terserukan oleh para saksi atas pernikahan dua insan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Sah!” Tiga huruf sakral atas perjanjian di hadapan Tuhan terserukan oleh para saksi atas pernikahan dua insan.

Mata terpejam serta air mata menyertai. Gadis yang mengenakkan kebaya sederhana juga dipolesi makeup sederhana mendekatkan keningnya untuk dicium oleh orang yang selama ini ia sukai diam-diam.

‘Setelah lama aku memandangimu dari jauh, kini kamulah orang yang mengucapkan kata sakral itu. Aku harap ini adalah awal dari kebahagiaan kita. Bu-Yah, aku yakin Luka adalah pilihan Tuhan untuk menjaga dan membahagiakanku setelah kalian pergi.'

Selama keningnya di kecup, Lara membatin demikian.

Tak ada pernikahan mewah, tak ada teman-temannya yang hadir dalam pernikahan ini. Hanya ada Raden, Eva, penghulu dan wali Lara di sini serta dua saksi.

Di selenggarakannya juga secara tertutup, tak ada tamu yang diundang. Tepat pada pukul sepuluh malam ini juga, seorang gadis bernama Lara Anindija telah resmi menjadi istri sah di mata agama, untik hukum usia mereka belum memenuhi— istri dari seorang Luka Gardapatiningrat.

“Sini sayang, peluk Mama." Lantas Lara mendekat pada Eva. Perempuan setengah baya itu memeluk Lara disertai tetesan air mata.

“Sekarang kamu udah jadi bagian dari keluarga kita. Jadi, jangan ngerasa enggak punya keluarga, ya.” Lara mengangguk.

Entah harus bagaimana ia mendeskripsikan perasaannya. Senang, kah? Sedih, kah? Karena dua perasaan itu bercampur di hatinya.

Ia senang telah menjerat Luka tanpa berjuang. Ia juga sedih mengingat ini pernikahan hanya berlandaskan perjodohan konyol Eva. Kendati demikian, ia tak peduli. Selama Luka orang yang menjadi suaminya, ia bahagia.

***

Selesai memakai seragam dan merapikan buku, Lara keluar dari kamar. Baru membuka pintu ia sudah disuguhkan wajah tampan Luka. Mendadak ia merasa canggung sendiri berhadapan dengan Luka secara langsung.

“Ha-hai.” Lara memasang senyuman kaku. Ia tak pernah bersitatap dengan Luka, jadi canggung dan kaku ia rasakan kini.

“Jangan sok akrab sama gue nanti di sekolah." Bola mata Lara mengerjap tatkala Luka bersuara dengan intonasi dingin.

L for Langgeng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang