HAI
•••Sebuah cermin besar menampilkan seorang perempuan dibaluti cardigan crop juga rok mini menutupi sebagian kaki putihnya. Seulas senyuman terbit di wajah ayu dia. Rambut ikal yang baru saja ia catok dia rapikan kembali.
“Bae?”
Lara meraih sling bag-nya setelah panggilan dari Luka terdengar. Dia membuka pintu kamar untuk menemui suaminya. Terlihat di sofa ruang keluarga suaminya itu sedang memainkan ponselnya.
“Yuk. Aku udahan.”
Luka menoleh ketika Lara berucap. Setelah mengabari kedua orang tuanya, Luka menghampiri istrinya itu lalu menggandeng tangan mungil Lara.
Setelah mendapat kabar kalau Eva dan Raden akan pulang hari ini, sepasang suami-istri itu akan menjemput mereka hari ini di bandara. Kepulangan mereka menghadirkan rasa bahagia pada Lara. Akhirnya setelah lama dia tidak jumpa dengan mertua yang sudah ia anggap ibu kandung sendiri ia bisa bertemu kembali hari ini.
Tiba di mobil mereka, Luka membukakan pintu mobil untuk Lara. Diam-diam Lara tersenyum dengan pipi yang memerah. Luka memang sering memperlakukannya seromantis seperti ini, tetapi dia selalu saja salah tingkah.
Mobil melaju membelah jalanan ibu kota menuju bandara Soekarna-Hatta. Tak ada percakapan di antara mereka, hanya ada suara kendaraan-kendaraan lain yang menghiasi jalanan Ibu kota ini.
Hingga pada akhirnya mobil mewah itu terparkir di bandara ini. Sebelum Lara keluar dari kendaraan beroda empat, Luka sudah mencegahnya. Lara yang kebingungan hanya diam saja tanpa protes apapun.
Dan rupanya sang suami kembali mengejutkan dia. Suami muda itu membukakan pintu untuk sang istri. Ingin sekali Lara memukul suaminya ini dengan tas dia. Kapan sih Luka tidak membuat dia terkejut dan bingung dalam waktu yang sama?
“Kamu ini!” dengusnya. Namun, tak ayal senyuman malu-malu menghiasi wajah dia.
Cup.
Lara terlonjak begitu ciuman mendarat tiba-tiba di pipi dia. Benarkan, kalau suaminya itu suka sekali membuat jantungnya meronta-ronta ingin loncat dari tempatnya.
“Ih! Malu tau!” ujarnya seraya mencubit perut Luka.
Karena ini tempat umum, Luka rela menahan tawa ketika melihat wajah menggemaskan Lara. Baginya, tawa dan senyuman dia hanya untuk Lara seorang, orang lain tidak boleh tau.
Cup.
Lara dibuat terkejut lagi ketika Luka mengecup punggung tangan dia seusai mencubit Luka. Ketika hendak memukul suaminya itu, Luka terlebih dulu berucap, “Jangan KDRT.”
Lara mendengus pelan guna menyembunyikan tindak-tanduk salah tingkahnya. Sedikit tersentak tatkala tangan mungil dia dipegang erat oleh tangan besar Luka. Usai itu sepasang insan tersebut berjalan ke dalam bandara.
“Mama dimana ya?” monolog Lara. Bola mata dia menyapu ke seluruh sudut bandara.
Sementara Luka, lelaki remaja tersebut sibuk memperhatikan para lelaki yang berpapasan maupun tak sengaja lewat di sekitar dia dan Lara menatap penuh minat pada Istrinya itu. Dari yang ia perhatikan bahwa para lelaki itu dominan menatap paha mulus Lara yang terekspos. Dari mereka ada yang langsung melipir tatkala dia mengkilatkan tatapan menusuk. Namun, ada juga lelaki yang tidak menghiraukan tatapan dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
L for Langgeng [END]
Teen Fiction"𝗕𝗮𝗿𝘂 𝗮𝗷𝗮 𝗺𝗮𝘂 𝗺𝗼𝘃𝗲 𝗼𝗻, 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗷𝗼𝗱𝗼𝗵𝗶𝗻." *** Siapa yang tidak senang dijodohkan dengan crush sendiri? Hampir sejuta umat mengatakan iya. Begitu juga Lara. Senang dan sedih menyatu begitu kabar orang tuanya tewas dalam k...