Fifteen

46.4K 2.9K 56
                                    

DIVOTE, MAS/MBAK!
.
.
.
KOMENNYA MANA OY!
.
.
.
NANTI SHARE OKE!
•••

•Kecewanya Eva

"Kamu gila, Luka! Kamu enggak mikir apa gimana perasaan istri kamu? Di mana hati kamu? Kamu itu laki-laki apa banci, hah!" Eva menjerit frustrasi usai Luka menerima perjodohan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu gila, Luka! Kamu enggak mikir apa gimana perasaan istri kamu? Di mana hati kamu? Kamu itu laki-laki apa banci, hah!" Eva menjerit frustrasi usai Luka menerima perjodohan ini.

"Sadar, Ma," ucap Luka. "Mama, kan, udah jodohin Luka, sekarang gantian, Papa yang jodohin Luka. Jadi adilkan? Hmm?"

Eva menggeleng frustrasi. Tak ia sangka putranya ini memiliki mindset sempit seperti itu.

Plak!

Wajah Luka terhempas ke samping kanan. Tamparan Eva tidak bisa dikatakan biasa saja, malah luar biasa. Luka terdiam setelah ditampar mamanya. Hampir delapan belas tahun dia hidup, ini pertama kalinya Eva menampar dan menyentak dia, dan Eva seperti ini hanya karena gadis sialan itu?

Mengingat Lara membuat Luka mengetatkan rahangnya. Rupanya gadis itu telah merebut perhatian Eva. Selamat! Kalau begitu dia berhasil. Bahkan Eva sudah berani menamparnya seperti ini. Luka yang dari kecil selalu diperbuat lembut oleh mamanya dan kini apa?

"Puas?" Eva terdiam.

Penyesalan hadir melihat sorot mata sang anak kecewa. Tangannya bergetar setelah mendaratkan tamparan mulus di rahang Luka.

Raden mendekat, dia memeluk Eva dari belakangnya agar istrinya itu tenang. Karena kondisi Luka sedang marah, ia juga menjauhkan Eva.

Ini semua memang ulahnya, tetapi ia bisa apa untuk menyelamatkan perusahaannya kalau bukan mengorbankan Luka? Hanya Luka yang ia miliki sebagai anak.

"Cuma gara-gara cewek jalang itu Mama nampar Luka?"

"JAGA OMONGAN KAMU, LUKA!" Telunjuk Eva mengangkat pertanda marah menyelimuti.

"Tenang, Ma. Tenang." Raden mengusap punggung Eva.

"Tenang? Papa bilang tenang? MANA BISA MAMA TENANG KALO LARA DIBILANG JALANG SAMA SUAMINYA SENDIRI! MAMA AJA YANG BUKAN ORANG DIBILANG JALANG SAKIT HATI! APALAGI LARA, PA!"

Eva berseru marah. Begini jadinya kalau orang sabar marah, tidak ada yang bisa menghentikannya.

Napas Eva memburu, ia ingin menampar Luka lagi, tetapi ia selalu ingat bagaimana Luka. Putranya itu akan berbuat lebih dari ini kalau saja dia berlaku gegabah.

Dia menghela napas dalam, lalu mengembuskannya. Untuk kali ini ia lepaskan Luka sebab ia mengingat pesan ayahnya dulu sebelum takdir menjemput.

L for Langgeng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang