Extra Part

44.9K 2.2K 41
                                    

Bacanya sambil dengerin lagu yang di mulmed deh, baper sia wkwkwkwk

Canda bestie🙈
***

Senyuman cerah, secerah cuaca hari ini menghiasi aula hotel di kota pusat ini. Hari ini, di bulan dan tahun ini SMA Nusa Bangsa tengah merayakan hari kelulusan angkatan dua puluh tiga. Lara beserta teman-temannya berfoto ria di depan kamera dengan berbagai bouquet dari adik kelas maupun orang yang dekat dengannya.

“Setelah ini lo beneran mau ke Amsterdam, Mi? ” Via bertanya memastikan.

Sebelumnya Noemi pernah berkata kalau dia akan melanjutkan study-nya ke negara kincir angin. Itu semua perintah kedua orangtuanya. Noemi sih nurut saja, sebab ia yakin pilihan orang tuanya adalah yang terbaik.

Gadis berkebaya dusty green itu mengangguk. Dari anggukan itu membuat tiga temannya memerosotkan bahu tanda kecewa juga sedih.

“Kenapa harus ke luar negeri sih, Mi?” kini Iva yang bertanya.

Meski Iva merupakan tipikal sahabat menyebalkan, tak ayal juga Iva merasakan keberatan kalau berpisah bersama tiga sahabatnya.

“Itu udah jadi pilihan Noemi. Biarinlah dia mau kuliah dimana. Yang terpenting, sejauh apapun jarak kita, jangan pernah sekalipun melupakan lika-liku yang udah kita lewatin selama SMA. Oke!” seru Lara.

Tiga gadis dan satu wanita itu berpelukan bagaikan kartun Teletubbies. Senyuman dialiri air mata sedih lantaran harus berpisah dengan sahabat yang sudah mereka anggap saudara menyertai tepat di hari kelulusan mereka.

Tak jauh dari empat perempuan, tiga lelaki berjas warna hitam melihat penuh haru, terkecuali satu lelaki yang memiliki inisial LG, dia mendengus melihat istri dan teman-temannya berpelukan. Lebay, itu kesannya.

“Ga. Lo gak mau peluk gue? Peluk dong! Kan kita mau pisah,” rengek Gio.

Rangga mencibir. “Najes! Peluk aja sana tiang listrik!”

“Gak asik lo! Biar kita kayak mereka. Ck, keliatannya seru. Ka! Lo gak mau pelukan kek mereka apa? Liat noh bini lo. Sedih banget pisah sama sahabat, lah kalian? Gak ada sedih-sedihnya,” gerutu Gio.

“Justru gue seneng mau pisah sama lo,” sahut Luka tanpa perasaan. Kan perasaannya hanya untuk Lara seorang.

“Bangsat lo ye! Palingan nanti lo ngerengek bilang kangen sama gue.”

“Iya juga sih,” Rangga berucap demikian membuat rasa bangga hadir dalam diri Gio. “Kangen nistain lo sih sebenernya,” imbuh Rangga.

“Sialan lo, Ga!”

***

“Akhirnya kalian lulus juga,” ujar Eva. Beliau merentangkan tangan— memberikan akses agar Lara memeluknya —gadis berkebaya itu memeluk mertuanya penuh haru.

Rasa sedih melingkupi dirinya. Sosok pertama yang harusnya ia peluk adalah ibunya dan juga sang ayah. Namun, semua itu hanyalah rencana dia sebelum takdir berkata lain. Tangisan terurai di pundak Eva. Mengerti bagaimana perasaan menantu, Eva mengusap punggung bergetar Lara.

“Ibu kamu pasti seneng putrinya udah lulus,” lirih Eva. Beliau tersenyum hangat.

Lantas pelukan mereka terlepas. Eva mengusap air mata Lara yang masih mengucur dari tempatnya. Dia merasa bersalah telah membasahi baju Eva.

L for Langgeng [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang