32. Fear Has Come

22.9K 2.8K 1.6K
                                    

_______

Jihan memperhatikan wanita yang tengah mengeluarkan isi kantung belanjaan di atas meja makan. Matanya bergulir menatap bocah perempuan yang tengah mengunyah roti isi itu duduk di sampingnya.

"Jadi Jihan ini kekasihnya Jungkook?" Wanita itu bertanya setelah tadi mereka sempat berkenalan. Sebetulnya tidak perlu ditanya seperti ini pun, ia sudah tahu gadis ini apanya Jungkook. Sudah terlihat jelas saat Jihan menyambutnya di pintu masuk.

Jihan menjawab kaku wanita yang tak lain adalah ibu kekasihnya, "Iya, Bibi."

Ibu Jungkook tersenyum teduh, ia masih merasakan gadis di depannya ini gugup ketika berbicara dengannya. Ya, wajar juga. Pertama kali bertemu, mungkin masih malu-malu.

"Jihan kerja di mana?"

Yang ditanya mengerjap dua kali sebelum menjawab, "Jihan masih sekolah .."

Gurat keterkejutan nampak di wajah ibu Jungkook saat mendengar jawaban Jihan, tapi ia berusaha untuk santai dan tenang. "Apa Jihan muridnya Jungkook?"

Jihan mengangguk. Mana mungkin ia berbohong soal itu, dan lagi ia bingung dari tadi. Berarti Jungkook selama ini belum pernah memberitahu hubungan mereka. Terlihat dari ibunya yang melimpahkan banyak pertanyaan pada Jihan.

"Orang-orang di rumah sudah tahu Jihan ke sini?"

Jihan diam sebentar mendengar pertanyaan ibu Jungkook, entah kenapa rasanya malu ketika ditanya begitu. Ia serasa bersalah dengan kakaknya. Jihan merespon dengan anggukan pelan.

"Sudah berapa lama kalian berpacaran?"

"Empat bulan." Jihan menelan ludahnya susah payah setelah menjawab. Ia ikut membantu ibu Jungkook mengeluarkan barang belanjaan.

Dalam hati wanita Jeon itu, ada perasaan tak enak mulai menjalar mengenai anaknya yang berpacaran dengan Jihan yang seorang murid. Terlebih murid anaknya sendiri, dan lagi baru empat bulan menjalin hubungan, Jihan sudah diajak menginap ke sini.

"Yang terbaik untuk kalian," Ibu Jungkook tersenyum seolah mengatakan pada Jihan bahwa hubungan mereka ini direstui. Walau sebenarnya ada hal yang ibu Jungkook takuti, ia khawatir dengan Jihan nantinya.

Setengah jam menghabiskan waktu mencari makanan yang Jihan inginkan, Jungkook akhirnya tiba di rumah dengan kedua mata bulat yang melotot saat melihat Jihan bersama ibunya di dapur.

"I-ibu? Kenapa bisa ke sini?" Jungkook buru-buru menghampiri, ia terkejut melihat ibunya datang.

"Bora ingin menghabiskan hari liburnya di rumahmu. Taehyung mau berinvestasi, katanya." Ibu Jungkook terlihat mengulas senyum.

Ah, kakak iparnya itu pulang ke sini malah ingin ternak anak. Enak sekali, Bora dititip di rumahnya seharian sedangkan Taehyung asyik melakukan bulan madu dengan kakaknya.

Beberapa saat, Jungkook tersadar dengan Jihan yang terlihat masih berantakan memakai pakaian pagi ini. Celana yang dipakai, itu celana Jungkook. Nampak kedodoran di tubuh Jihan, Jungkook mendekat sembari berbisik menahan tawa, "Kau pakai celanaku?"

Jihan mengangguk gugup, "Buru-buru tadi .." cicitnya kecil.

Jungkook tersenyum kecil mendengarnya, tubuh mungil itu nampak lucu memakai pakaiannya yang longgar, "Benahi dirimu dulu. Ada pakaian perempuan di kamar sebelah, kau bisa pakai itu."

Gadis itu menurut, saking paniknya tadi ia melihat ibu Jungkook memandangnya agak aneh karena membuka pintu masuk hanya memakai kaus kebesaran. Sebab itu Jihan langsung berlari ke kamar lagi mengambil celana pantai milik Jungkook—dengan keadaan tidak memakai celana dalam sampai sekarang.

Sport ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang