13. Under The Blanket

47.5K 3.8K 1.7K
                                    

__________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

__________

Jungkook menunggu Jihan merespon ucapannya, bisa ia lihat perempuan itu nampak bingung untuk sekedar bersuara selepas Jungkook bilang ingin menginap di sini. Mungkin, Jihan belum siap.

"Tidak apa, mungkin aku tidak tepat waktu datang. Aku janji setelah hujan reda langsung pulang, jangan khawatir."

Jungkook tahu Jihan takut, memang ia tidak berniat mencari kesempatan sebenarnya datang ke sini. Seharusnya Jungkook tadi melihat perkiraan cuaca yang diumumkan, baru mengunjungi Jihan. Tapi, ya namanya juga terburu-buru ingin melihat Jihan.

Perempuan berbalut piama itu mengerjap pelan, terlihat kikuk menjawab, "N-nanti kalau menginap, itu tidurnya ..." Jihan melirik ke arah ranjangnya, diikuti dengan Jungkook yang langsung paham maksud si gadis.

"Aku akan tidur di bawah, tak apa."

Masalahnya kalau tidur di bawah, bantal dan selimut hanya ada satu di sini. Dan lagi, apa Jihan tega membiarkan gurunya itu terkapar di bawah lantai berlapis karpet? Jihan terlihat jahat sekali kalau begitu.

Perempuan itu lekas berdiri, memperhatikan ranjang juga Jungkook bergantian. Nanti kalau tidur berdua Jihan bisa sekat dengan guling.

Melihat Jihan tengah mengukur ranjang, Jungkook langsung menjawab pelan, "Muat Jihan, kalau kita tidurnya menyamping."

Lagipula aku sudah mengukurnya sebelum dirimu, batinnya menambahkan.

Jihan nampak menggigit bibirnya, merasa ragu mengizinkan Jungkook bermalaman di sini. Ini pertama kalinya Jihan membiarkan laki-laki tidur bersamanya, ah Namjoon juga pernah tapi kakaknya hanya sekedar menumpang istirahat beberapa jam. Tidak sampai menginap.

"Jangan memikirkannya, aku janji setelah hujannya reda aku langsung pulang. Tidak apa hujan-hujanan sedikit, aku akan mencari kendaraan umum nanti."

Iya, mungkin Jungkook akan tunggu sebentar. Memang sangat menggiurkan sekali kalau dapat menginap di sini, berduaan pula. Tapi ya, namanya Jungkook. Laki-laki ini tahu kalau Jihan tidak setega itu untuk membiarkannya tidur di bawah—kalau misalnya jadi menginap.

Akhirnya Jihan memilih bungkam. Ia ikut menunggu hujan reda ditemani televisi yang menyala. Lama kelamaan suhu di ruangan itu makin dingin, Jihan yang memakai piama panjang saja kedinginan apalagi Jungkook yang hanya memakai kaus tipis.

Kasihan sebenarnya kalau melihat Jungkook memeluk kedua lutut begitu, jiwa-jiwa tak tega dari diri Jihan jadi keluar. Pasti gurunya itu kedinginan.

Sekitar lima belas menit menunggu, Jihan memilih untuk ke kamar mandi meninggalkan Jungkook yang masih terdiam memeluk tubuh seperti gelandangan.

Di benaknya, Jungkook sedikit menyayangkan sikap Jihan yang ia rasa gadis itu seakan tidak peduli dengan keadaannya. Jungkook tidak bohong. Serius, ini dingin sekali. Benar-benar mendamba bisa tidur di ranjang mungil itu, ditambah dipeluk Jihan pasti makin hangat.

Sport ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang