33. Among The Choice

21.5K 3K 2.3K
                                    

____

Sera memperhatikan teman duduknya yang akhir-akhir ini selalu menampilkan wajah tak bertenaga setiap datang ke sekolah. Memang nampak biasa karena Sera sudah sering melihat Jihan seperti ini sebelumnya. Untuk sekarang, alasan Jihan murung ini sepertinya Sera tahu karena apa.

Beberapa hari yang lalu, Sera dihubungi Namjoon yang tiba-tiba menanyakan keadaan Jihan. Mereka bertemu tanpa Jihan ketahui, Sera sebenarnya nampak santai saja, mengira Namjoon mungkin ingin bertemu karena ingin menitipkan sesuatu pada Jihan. Karena Sera adalah satu-satunya teman terdekat Jihan.

Bedanya, Sera nampak bingung dan merasa aneh saat kakak temannya itu mengatakan supaya Sera menjaga Jihan saat sedang berada di sekolah.

Waktu bertemu ia ditanya mengenai laki-laki yang bernama Jungkook. Karena Sera tahu, ia langsung bilang kalau Jungkook itu adalah gurunya di sekolah. Tak banyak yang Namjoon ceritakan, ia hanya mengatakan agar menjaga Jihan dari Jungkook. Itu saja.
Sera tipikal orang yang begitu penasaran, ia paling tidak suka diberikan cerita yang setengah-setengah seperti ini. Tentu saja ia menghargai ucapan Namjoon, bagaimana pun Sera tak berhak ikut campur dengan urusan pribadi Jihan.

Sera tahu, sahabatnya saat ini sedang dirudung masalah. Sebenarnya ia mencurigai hubungan antara Jihan dengan Jungkook, hingga Namjoon rela bertemu dengannya hanya untuk mengatakan agar Sera menjaga Jihan di sekolah. Tapi Sera berusaha menahan kecurigaannya, ia tidak akan membenarkan asumsinya jika Jihan tidak mengatakan terlebih dahulu.

"Nanti jam istirahat aku traktir, ya? Uang jajanku hari ini banyak."

Jihan tersenyum kecil, "Aku sedang tidak nafsu makan. Kau saja, aku punya tugas mencatat sekarang."

Kelihatan sekali sahabatnya tertekan, sudah selama dua hari ini Jihan nampak selalu murung, tak hobi makan seperti dulu-dulunya kalau ditraktir langsung bersemangat.

"Kalau ada masalah jangan selalu dipendam. Yang di sini tidak akan kuat menampungnya." Sera menyentuh dada Jihan, "Katakan saja kalau kau sudah siap menceritakannya padaku. Aku pasti selalu ada di sampingmu untuk membantu, jangan khawatir."

"Terima kasih, Sera." Tapi Jihan belum siap menceritakannya, meskipun nanti Sera tahu apa yang ia sembunyikan, Jihan pikir masalah yang ia hadapi sekarang ini tidak seharusnya diceritakan.

Bukannya tidak percaya, hanya saja  Jihan ingin mengatasi masalah yang ia mulai ini sendirian. Ia tidak ingin orang lain terlibat.

"Aku ke kamar mandi sebentar."

Perempuan itu bangun dari tempat duduknya, bergegas ke arah toilet sekolah. Dari pertama kali menginjak kelas, Jihan sama sekali tidak keluar dari ruangan itu. Mungkin sudah selama dua hari ia seperti ini, takut untuk melihat Jungkook sebab itulah ia mengurung diri.

Sejak Namjoon menyuruh Jihan untuk tinggal di rumah laki-laki Kim itu, sudah selama itu Jihan dan Jungkook tidak pernah bertukar kabar. Kadang ia merasa sedang diawasi kakaknya ketika tinggal di sana. Bahkan untuk memegang ponsel saja Jihan tidak berani, bagaimana ia bisa mengabari Jungkook.

Kemarin ia melihat gurat kesedihan Jungkook saat mereka berpapasan di sekolah, laki-laki itu seolah mengatakan kenapa Jihan bersikap seperti itu padanya. Menolak panggilan ataupun tidak membalas pesan singkatnya.

Sesaat, setelah Jihan selesai dengan urusan kamar mandinya, ia terkejut saat melihat Jungkook sudah berada di depan pintu memandangnya tegang. Ia terkejut saat tangannya langsung diseret tanpa permisi untuk keluar dari sana.

"S-ssaem!" Jihan berusaha melepas cengkeraman Jungkook pada pergelangan tangannya. Ia khawatir di lorong ini ada siswa yang melihatnya dengan Jungkook saling menyeret seperti ini.

Sport ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang