____________
Setelah memberikan beberapa petuah untuk Jihan, Jungkook langsung
menyuruh muridnya itu untuk mengikuti yang lain berlari. Untuk latihan hari ini, Jungkook lebih memfokuskan dirinya pada tim putri—karena murid laki-lakinya sudah fasih bermain bola, jadi tidak perlu diajari lagi cara yang benarnya seperti apa. Hanya memantau.Cabang atletik itu memiliki banyak nomor, untuk pekan olahraga ini
Jungkook hanya mengambil nomor lari, lempar dan lompat untuk murid-murid perempuannya.Ia juga sudah membagi tim perempuan itu siapa dan siapa yang akan mengikuti lomba yang mana. Jungkook menilai yang berpotensi gesit dan kuat dalam perlombaan itu Sera dan Haseul jadi dua perempuan itu akan mengikuti semua lomba.
Dan ia membedakan Jihan. Jungkook hanya memberikan gadis itu ikut
lomba lari saja. Biasalah, sudah dijadikan murid kesayangan.Ada rasanya sampai pukul sepuluh Jungkook mengajari muridnya itu
untuk melakukan teknik yang benar saat berlomba, dan tak mungkin dirinya itu tidak main mata melihat Jihan bergerak mengikuti apa yang ia suruh.Rasanya senang saja melihat murid manis itu begitu gigih mengikuti
semuanya, meski terus menerus mencetak wajah kecut karena sudah berada di ambang kelelahan. Jungkook jadi senang kalau Jihan semangat begitu. Ah, jadi membayangkan yang aneh-aneh.Akhirnya latihannya pun selesai, Jihan dan teman-temannya memilih
duduk di pinggir lapangan memperhatikan tim laki-laki yang masih asik bermain basket sambil menunggu sang pelatih datang, karena tadi Jeon-Ssaem sempat dipanggil oleh kepala sekolah.Jihan dan timnya tengah beristirahat sambil meneguk minuman, lalu tak
lama kemudian Sooyoung—salah satu teman Jihan dipanggil Jeon-Ssaem,
sepertinya sedang membicarakan sesuatu.“Hari pertama melelahkan sekali,” Sera membuka percakapan pertama kali.
Jihan meregangkan kaki-kakinya tadi sempat kesakitan karena kebanyakan berdiri, “Nanti sepertinya setelah pulang aku langsung tidur.”
Haseul yang juga berada di sana pun mendengar percakapan dua teman
sekelasnya itu, seakan mengingat sesuatu tentang Jihan ia kembali berkata dengan sedikit ada nada menyindir, “Sepertinya ada yang berubah pikiran tentang dirinya yang katanya akan mengundurkan diri.”Mendengar Haseul berbicara begitu, Jihan dan Sera langsung menoleh
sambil menyatukan alis karena merasa bingung dengan ucapannya.“Jadi, kau pasti tidak mau pergi dari tim karena Jeon-Ssaem yang jadi
pelatihnya, kan? Pasti saat diceramahi tadi kau merasa terpana melihatnya. Mengaku saja, semua juga sudah tahu.” tambahnya lagi.Jihan sebenarnya sedang menahan umpatan dalam hati, padahal ia tidak berniat mencari masalah. Hidupnya saja sudah susah.
“Ei, kau tidak punya cermin kah di rumah? Berkaca! Bukannya kau yang seperti itu, ya?” Sera mulai terbawa emosi karena omongan Haseul.
“Kau juga sama, jangan menghina.”
“Setidaknya aku lebih bagus, tujuanku ikut itu agar dapat piagam.
Sedangkan kau, kau kan hanya modal centil saja.”Jihan yang melihat pertengkaran kedua temannya itu memijat pangkal hidung, merasa pusing. Kenapa malah mereka yang jadinya saling adu mulut.
“Kenapa kau yang jadinya emosi, aku kan bertanya pada Jihan.” Haseul
menatap Sera dengan pandangan jijiknya, lalu ia beralih memanggil Jihan, “Jadi, Jihan benar, kan kau tidak mau keluar karena ikutan suka dengan Jeon-Ssaem?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Sport ✔
FanfictionJeon Ssaem mengajarkan dua jenis olahraga pada Jihan. Mau tahu? Start : 3 Mei 2020 Fin : 4 Februari 2022 Cover : maladwis_cs ©Arriverdeci 2020