______
Jihan sudah bisa memprediksi apa yang terjadi pada Jungkook usai Yoongi menemuinya di sekolah tadi. Datang ke kosnya dengan raut muka datar, walau masih ingat untuk membawa makanan. Yah, begitulah Jungkook datang-datang merajuk.
"Jadi itu mantanmu?" Jungkook mengunyah makanannya yang penuh di dalam mulut, "Masih kalah jauh denganku."
Jihan sedang di depan kompor memasak air hangat untuk membuat susu. Mendengar semua ocehan kekasihnya sejak baru datang ke sini membuatnya geleng-geleng kepala. Apa yang diucapkan Jungkook hari ini semua merujuk pada perbandingan dirinya sendiri dengan Yoongi.
Salah satu gelas berisi susu itu Jihan berikan pada Jungkook yang tengah makan, lalu ia memilih duduk di samping Jungkook menikmati nasi kari bersama ditemani televisi yang menayangkan berita malam.
"Sudah pucat, tidak sopan pula." Jungkook meneguk susunya usai berkata begitu.
Jihan kira sesi marah-marahnya sudah habis, ternyata Jungkook masih setia mengoceh di saat laki-laki itu asyik makan. Dan lagi masalahnya Yoongi yang tak salah apa-apa kena hujatan.
"Kau lihat tadi mukanya yang songong itu, aku heran kenapa kau bisa memilihnya jadi kekasih—" ucapan Jungkook terhenti ketika ia tersedak sebab makan sambil berbicara.
Jihan langsung menepuk pelan punggung Jungkook ketika melihat kekasihnya batuk-batuk. "Ini akibatnya membicarakan orang ketika sedang makan." Jihan menyodorkan sebotol air putih yang ia ambil dari dalam kulkas pada Jungkook. Laki-laki itu langsung meneguknya hingga tandas setengah.
Bungkam usai dinasehati kekasihnya, Jungkook memilih untuk melanjutkan acara makannya. Sedangkan Jihan yang sudah selesai makan lebih dulu itu pergi ke arah kamar mandi untuk sikat gigi dan pipis.
Hari ini Jungkook mau menginap, memang sudah tak perlu ditanya lagi seberapa sering laki-laki Jeon itu menumpang tidur bersama di sini. Padahal kamar di rumahnya jauh lebih luas dan nyaman.
Jungkook sudah sering meminta Jihan untuk menginap kapan-kapan di rumahnya, sekalian juga mengantarnya sekolah bisa bersamaan. Tapi Jihan tidak mau dan selalu menolak, ia masih belum berani meninggalkan kosnya, takut nanti kakaknya datang tiba-tiba saat dirinya tidak ada di kos.
Setelah Jihan selesai dengan urusannya di kamar mandi, kini giliran Jungkook yang ke sana ikut menggosok gigi sebelum tidur. Well, sebagian barang dan juga kebutuhan Jungkook sudah ada di sini, kos kecil milik Jihan benar-benar sudah ia jadikan rumah kedua.
Jungkook langsung merebahkan tubuhnya di ranjang Jihan, memasukkan kedua kakinya ke dalam selimut lalu tangannya direntangkan ketika melihat Jihan datang setelah mengunci pintu kamar.
"Aku mau peluk."
Jihan abai walau dalam hati sudah menahan tawa melihat Jungkook manja malam ini, ah, bukan malam ini saja sih, tapi Jungkook manja tiap hari.
Laki-laki Jeon itu masih mempertahankan posisi tangannya melihat Jihan masih sibuk mematikan lampu kamar. Setelah merasakan pelukannya dibalas, Jungkook langsung mengubah posisi Jihan supaya diapit oleh tembok dan juga dirinya.
"Tuh, kan! Pakai bra lagi."
Jihan terkejut menyadari tangan Jungkook meraba punggungnya tanpa permisi. Tangan besar laki-laki itu masuk begitu saja melalui celah baju yang dipakai Jihan, lalu dengan mudahnya melepas bra itu keluar dari dalam baju.
"Kau pasti sengaja tiap malam pakai bra supaya aku yang melepaskannya untukmu, kan?"
"Tidak!" Jihan membela diri, "Jihan tadi habis mandi sempat keluar beli sesuatu, makanya pakai bra."

KAMU SEDANG MEMBACA
Sport ✔
Hayran KurguCOMPLETED | BOOK 2 TERSEDIA DALAM BENTUK EBOOK Jeon Ssaem mengajarkan dua jenis olahraga pada Jihan. Mau tahu? Start : 3 Mei 2020 Fin : 4 Februari 2022 ©Arriverdeci 2020