___________
Hari yang kurang menyenangkan bagi Jihan ketika sampai di sekolah dan langsung dapat kelas olahraga. Rasanya, jiwa malasnya tiba-tiba keluar.
Seperti biasa, mereka akan disuruh berlari mengitari lapangan—kecuali Jihan. Ia memilih diam di pojokan menyendiri memperhatikan teman-temannya. Nanti kalau diperintahkan praktek atau pemanasan baru Jihan ikut.
Ia sangat mudah kelelahan, kadang kakinya saat malam menjelang tidur akan mendadak sakit, padahal hanya berlari tiga putaran. Tapi omong-omong lapangan sekolahnya luas, jadi satu putaran itu ya jelas melelahkan.
Yang gadis Kim itu lakukan ketika seorang diri di sana adalah mengumpulkan batu-batu kecil lalu ketika sudah banyak ia lempar lagi, setelah itu kembali ia pungut. Tidak ada manfaat sama sekali.
Jungkook yang sedang berdiri menunggu murid-muridnya selesai berlari itu nampak terus memperhatikan Jihan. Tadi, gadis itu memang meminta izin padanya kalau ia tidak ikut lari dengan alasan sedang datang bulan. Jungkook memaklumi dan paham akan hal itu.
Mata obsidian Jungkook tak pernah lepas memandang Jihan, ia menarik kesimpulan kalau Jihan berusaha untuk mencari perhatian darinya. Padahal anak itu masing anteng dengan dunianya, dan tak ada niatan mencari perhatian agar dilirik Jungkook.
Jungkook sebenarnya ingin menghampiri Jihan, mencoba mengajak berbicara. Tapi ternyata siswa-siswinya sudah selesai berlari.
Ketua kelas pun memberitahu Jungkook, dan guru muda itu langsung menyuruh yang lain untuk masuk ke lapangan indoor melakukan praktek basket. Sengaja menyuruh mereka di dalam sebenarnya.
Lalu salah satu murid perempuan menghampirinya, seingat Jungkook namanya Haseul. Centil sekali dengannya, tapi tak apa Jungkook sudah biasa menerima perlakuan siswa perempuan yang begitu.
"Ssaem, aku tidak bisa men-dribble bola dengan benar. Nanti ajari, ya?"
Jungkook sebenarnya tidak fokus dengan ucapan Haseul, matanya terlalu kentara melihat Jihan yang berada jauh di sana masih asik berjongkok seperti anak kecil.
Dan Haseul melihat gurunya melirik Jihan pun langsung sadar, ia mengadu pada Jungkook, "Dia memang suka begitu Ssaem, guru yang dulu bahkan kewalahan dengannya karena jarang mengikuti jam olahraga. Biarkan saja lah, memang nilainya itu patut di bawah rata-rata."
Jungkook hanya mengangguk sekilas. Masa gurunya bisa sampai kewalahan dengan kelakuan Jihan? Lucu sekali, sih. Jungkook menarik sudut bibirnya ketika mendengar fakta itu.
Kalau Jungkook yang mengajar mungkin akan terbalik. Jihan yang akan kewalahan dengannya.
"Cepat kalian semua masuk ke dalam dan lakukan gerakan dasar secara mandiri, Ssaem akan menyusul nanti."
Semua siswa itu pun berlari menuju ke lapangan basket yang ada di dalam ruangan. Beda dengan Jungkook, ia malah berjalan menuju pojok lapangan menghampiri Jihan yang berdiri hendak mengikuti teman-temannya.
"Siapa yang menyuruhmu ikut dengan mereka?"
Sontak saja Jihan berhenti bergerak ketika mendengar suara Jungkook dari belakang sedikit meneriakinya. Ia berbalik, dan menatap gurunya agak takut.
"Jihan mau ikut pemanasan." cicitnya kecil sambil menunduk.
Jungkook sebenarnya merasa gemas sendiri melihat muridnya yang satu ini menunduk takut begitu. Lucu menurutnya. Tapi lupakan, murid yang malas mengikuti pelajarannya itu harus dapat hukuman.
"Lakukan pemanasan di sini."
Kepala Jihan langsung menegap menatap Jungkook, matanya melirik ke arah sekitar yang begitu sepi karena masih terlalu pagi. Ia kembali bertanya dengan gugup, "S-sendiri?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sport ✔
FanfictionCOMPLETED | BOOK 2 TERSEDIA DALAM BENTUK EBOOK Jeon Ssaem mengajarkan dua jenis olahraga pada Jihan. Mau tahu? Start : 3 Mei 2020 Fin : 4 Februari 2022 ©Arriverdeci 2020