Halooo...author balik lagi nih.
Gimana? Sekarang cepet kan update nya? Hehe..buat nebus waktu sebelumnya yang aku gak pernah update.
Yuk langsung baca aja.
Happy Reading ❤____________________________
Setelah seminggu di rawat, akhirnya Aurel sudah di perbolehkan untuk pulang karena keadaannya yang sudah stabil. Bukannya langsung pulang ke rumah dan istirahat, Aurel justru langsung menagih janji Ariel yang akan mengantarnya ke Gramedia untuk membeli novel dan lanjut makan bakso setan.
Awalnya keinginan Ariel di tentang oleh Putra, namun dengan segala cara akhirnya Aurel berhasil untuk membujuk Papa nya agar memberinya izin pergi bersama Ariel.
"Jagain Aurel. Om percaya sama kamu"Putra menepuk pundak Ariel saat mereka akan berpisah di loby rumah sakit.
"Siap Om. Aku pasti jagain Aurel kok"
"Bagus"Putra tersenyum lalu menuntun istrinya untuk pergi dari sana.
"Kamu pinter banget kalau rayu Papa kamu"ucap Ariel ketika keduanya sudah berada di dalam mobil dan mulai meninggalkan area rumah sakit.
"Iya dong. Aurel"sahut Aurel bangga. Ariel tersenyum. Tangan kirinya bergerak untuk menggenggam tangan Aurel sedangkan tangan kanannya sibuk memegang kemudi.
"Rel, aku mau minta maaf"
"Minta maaf? Emang kamu salah apa?"Aurel menatap Ariel tak mengerti.
"Kamu kemarin celaka gara-gara aku. Aku lalai. Aku minta maaf. Harusnya aku anterin kamu pulang dulu sebelum pergi ke makam Mama. Aku benar-benar minta maaf"ucap Ariel tulus. Ia mengecup punggung tangan Aurel berkali-kali. Sampai saat ini ia masih belum bisa memaafkan dirinya sendiri atas kecelakaan yang menimpa Aurel.
"Kamu gak salah, Riel. Gak perlu minta maaf"
"Aku salah, Rel. Disini sepenuhnya salah aku. Maaf"
"Oke oke. Aku maafin. Tapi, stop minta maaf. Ya?"
Ariel mengangguk.
"Iya""Em, aku udah tulis list novel apa aja yang mau aku beli. Agak banyak. Yakin mau bayarin?"
Ariel menoleh pada Aurel sejenak.
"Ngeraguin aku? ATM ku penuh kalau kamu mau tau. Mau beli berapapun, aku beliin. Sekalian sama toko nya pun aku sanggup. Jangan salah kamu"tukas nya tak terima.Aurel terkekeh. Tangannya terulur untuk mengacak jambul Ariel gemas.
"Songong banget. Yakin emang itu uang kamu? Uang Papa kamu kali"
"Aku rutin di kasih uang bulanan. Selama itu aku selalu tabung sebagian uang dari Papa. Jadi, ini mutlak punyaku. Dari Papa, berpindah tangan ke aku"
"Oke. Awas aja nanti kalau tiba-tiba kamu gak mau bayarin novel yang mau aku beli"
"Cium aku kalau aku kayak gitu"
"Yee itu si enak di kamu, ferguso"cibir Aurel. Ariel tertawa mendengar cibiran Aurel.
Melihat tawa renyah Ariel yang menyejukkan hatinya, membuat opini buruk Aurel tentang Ariel mulai menghilang. Ariel tak memiliki tampang seorang pembunuh sedikit pun. Bahkan semua orang pun tahu jika Ariel adalah sosok pria yang menggemaskan. Senyuman Ariel mampu membius siapapun yang melihatnya. Jadi mana mungkin jika Ariel tega membunuh orang? Mana mungkin Ariel tega merenggut nyawa orang yang tak berdosa? Aurel yakin jika orang misterius itu hanya ingin melihat ia dan Ariel berpisah. Orang misterius itu adalah satu dari banyaknya orang yang tak menyukai hubungannya dengan Ariel. Ya, Aurel yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Boyfriend
Teen Fiction(BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA, PEMIRSA!!) Jangan lupa bersedekah dengan cara memberi vote dan komentar di cerita ini:) Ariel Prayudha. Pria tampan dengan semua sikap misteriusnya. Terkadang ia bisa bersikap seperti malaikat yang mampu membuat se...