Melihat kedatangan Ariel di kelasnya,Aurel langsung menghambur ke pelukan Ariel dan terisak. Sungguh Aurel tak percaya akan kabar yang menyatakan bahwa Alvin meninggal. Padahal,baru kemarin mereka bersama-sama. Baru kemarin Alvin menjahilinya. Baru kemarin Alvin tertawa dan tersenyum dihadapannya. Baru kemarin ia dan Alvin foto bersama--yang ternyata benar apa yang diucapkan Alvin kalau itu adalah foto pertama dan terakhir mereka. Baru kemarin ia menangis dihadapan Alvin. Dan baru kemarin Alvin mengantarnya pulang. Lalu sekarang? Alvin dinyatakan meninggal. Dalam kasus yang sama seperti kasus Rico Minggu lalu. Yaitu pembunuhan.
Aurel merasa sedih. Karena bagaimanapun juga selama ini Alvin yang kerap mendekatinya. Membujuk Aurel untuk tersenyum padanya. Alvin yang tidak pernah kapok mendekati Aurel meskipun akhirnya ia yang kena imbasnya. Kenapa secepat ini? Satu Minggu yang lalu Rico. Dan sekarang Alvin. Dua cowok yang dikenal dengan senyuman ramah mereka.
"Alvin Riel"ucap Aurel terisak.
"Iya sayang. Aku ikut sedih denger Alvin meninggal"Ariel mengusap punggung Aurel penuh kasih sayang.
"Ini takdir. Kamu harus ikhlas"Ariel melepaskan pelukannya. Ia mendaratkan kedua tangannya di bahu Aurel yang bergetar.
"Tapi kenapa harus dibunuh? Siapa orang bodoh yang udah bunuh Alvin?"
"Aku orangnya Rel"
"Aku juga nggak tahu. Bahkan aku juga kaget pas tahu kalau Alvin itu dibunuh sama orang"ucap Ariel dengan tampang sedih nya. Padahal kini hatinya tengah bersorak mengingat kembali kejadian semalam yang menurutnya sangat menyenangkan.
"Aku mau ke pemakamannya Alvin"
"Oke. Aku antar"
🔪🔪🔪
Aurel harus membungkam mulutnya untuk menyamarkan tangisannya yang kian menjadi. Tadi ia sempat melihat jasad Alvin--dan itu sangat mengerikan. Sekujur tubuhnya dipenuhi sayatan pisau. Muka Alvin juga hancur.
Aurel menatap nanar orang tua dan kakak perempuan Alvin yang tengah menangis hebat. Aurel bisa merasakan seperti apa perasaan mereka. Siapa yang tidak terpukul jika anak mereka harus meninggal dengan cara mengenaskan seperti itu?
Acara pemakaman Alvin sudah selesai. Tubuh mengenaskan itu sudah menyatu dengan tanah. Sekarang giliran pembacaan doa untuk almarhum. Setelah itu,para pelayat dan sebagian siswa-siswi SMA Pelita mulai meninggalkan area makam. Kini hanya menyisakan Aurel,Ariel,kakak perempuan dan orang tua Alvin disana.
"Masih mau disini?"tanya Ariel yang sedari tadi memeluk Aurel dari samping.
"Iya. Kalau kamu mau pulang,kamu duluan aja"
"Nggak. Aku temenin kamu sampai kamu mau pulang"Ariel tersenyum.
Aurel mengangguk. Ia berjalan mendekati kakak perempuan Alvin yang tampak tersiksa dengan kematian adiknya.
"Kak Risya?"Aurel menyentuh bahu Risya. Risya menoleh. Mendapati sosok Aurel,ia langsung memeluk Aurel erat. Risya memang tahu siapa Aurel. Karena setiap hari Alvin selalu bercerita tentang dirinya yang selalu berusaha mendekati Aurel.
"Yang sabar kak"Aurel menenangkan Risya. Walau kini keadaan hatinya pun sedang tidak baik.
"Kakak gak siap kehilangan Alvin,Rel. Dia adik kakak satu-satunya. Apalagi Alvin meninggal dengan cara..."Risya tak melanjutkan ucapannya karena kembali menangis hebat mengingat penyebab kematian adiknya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Boyfriend
Roman pour Adolescents(BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA, PEMIRSA!!) Jangan lupa bersedekah dengan cara memberi vote dan komentar di cerita ini:) Ariel Prayudha. Pria tampan dengan semua sikap misteriusnya. Terkadang ia bisa bersikap seperti malaikat yang mampu membuat se...