Five

2.4K 108 5
                                    

Untuk menghargai penulis, tolong jangan lupa tinggalkan komentar dan vote nya ya. Aku rasa gak berat dan gak lama kok buat vote dan berkomentar 😉

Happy Reading 💕

_____________________________________

"

Aku sayang kamu"ucap Aurel.

"Aku juga. Tapi...maaf. Kita putus"

Mendengar itu,sontak Aurel melepaskan pelukannya terhadap Ariel. Ia menatap Ariel dengan tanda tanya yang besar.

"Putus?"ulang Aurel untuk memastikan.

"Iya. Bukannya itu yang kamu mau?"

"Aku nggak mau. Tadi kan cuma karena parno aja. Lagian kamu juga tadi nolak kan buat putus? Iya udah nggak usah. Kamu sayang aku kan? Aku juga sayang kamu"Aurel tidak bisa menyembunyikan kepanikannya di hadapan Ariel. Bagaimana pun juga, hubungan mereka sudah berjalan tiga tahun. Lalu sekarang hubungan mereka akan kandas begitu saja? Jelas Aurel tak terima.

"Kamu yang ngajak putus. Aku turutin"Ariel tersenyum.

"Kamu apaan sih! Becanda nya gak lucu!"ketus Aurel.

"Soal hubungan aku gak pernah becanda Rel. Aku serius"

"Tapi Riel, tadi kan cuma salah paham aja."mata Aurel sudah berkaca-kaca.

"Gak usah nangis. Tadi siapa yang ngajak putus, huh?"sinis Ariel.

"Riel Aku--"

"Kita putus,Rel. Ngerti bahasa manusia 'kan?"

Aurel yang sudah tak tahan menahan air matanya untuk jatuh pun kini menangis pelan. Ia membungkam mulutnya sendiri untuk meredam suara tangisannya. Dengan keadaan hati yang sudah tak karuan, Aurel bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Ariel. Namun baru beberapa langkah Aurel berjalan, langkahnya harus terhenti ketika Ariel tiba-tiba memeluknya dari belakang. Ariel mendaratkan kepalanya di bahu kanan Aurel. Ia mengecup pipi Aurel sekilas.

"Gak usah peluk! Kita udah putus"ucap Aurel berusaha melepaskan lilitan tangan Ariel. Mengucapkan kata putus membuat hatinya terasa sangat sesak.

"Siapa bilang,hem? Kita nggak putus dan nggak akan pernah putus"bisik Ariel lembut di telinga Aurel.

"Tapi tadi kamu--ihh kamu ngeselin!"kesal Aurel begitu sadar bahwa dirinya sudah di bodohi oleh Ariel.

"Cie...yang ngaku sayang sama aku. Nyampe panik gitu pas aku bilang putus"Ariel terkekeh. Ia membalikkan tubuh Aurel untuk berhadap-hadapan dengannya. Kedua tangannya bergerak untuk meraih kedua tangan Aurel dan menggenggamnya erat. Ia memperkikis jarak antara keduanya. Ariel yang lebih tinggi dari Aurel pun harus menunduk untuk menatap Aurel--dan Aurel yang harus mendongak. Ariel menempelkan keningnya ke kening Aurel hingga kini hidung mancung mereka pun ikut menempel. Jarak keduanya yang sangat dekat membuat debaran jantung keduanya semakin menggila. Bahkan Aurel bisa merasakan hembusan nafas hangat Ariel--begitupun sebaliknya.

"Riel.."cicit Aurel.

"Iya, sayang?"

"Kamu,gak serius kan soal putus tadi?"

"Nggak. Aku perjelas ya. Kita. Nggak. Putus"Ariel tersenyum.

"Aku seneng"

"Memang seharusnya seperti itu"

Seolah terbawa suasana, Ariel semakin menundukkan kepalanya. Hampir saja bibirnya bertemu dengan bibir ranum Aurel yang sejak tadi membuatnya salah fokus. Belum sempat itu terjadi, Aurel sudah menahan wajah Ariel dengan telapak tangannya. Kemudian ia mendorong wajah Ariel untuk menjauh.

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang