Fourteen

1.1K 53 8
                                    

Budayakan vote sebelum membaca😉

Sebelumnya ucapkan Selamat Ulang Tahun dulu buat Aurel yuk. Aurel ultah lhoo 😂🎉

Sekalian buat author nya juga. Ehe😄

Happy Reading 💕

_________________________

"Uwuw ayang Dika gimana kabar lo—"

Teriakan lebay Nando tak terselesaikan karena melihat keberadaan Aurel dan cowok yang saat itu ia temui di kedai mie ayam. Jika ingatan Nando tidak salah, nama cowok itu adalah Ariel.

Sedangkan Rian langsung melenggang masuk tanpa mempedulikan keberadaan Ariel dan Aurel. Dan tentunya mengabaikan ekspresi terkejut Nando yang di buat-buat. Sangat membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan  muak. Tapi anehnya, meskipun Nando ini bobrok mantannya ada dimana-mana. Bisa di bilang Nando ini adalah seorang fakboi. Fakboi gadungan kalau kata Rian dan Dika.

"Mingkem ngapa, Nan! Bikin malu lo,"ketus Rian melihat Nando yang mulutnya terbuka lebar dengan tatapan tak lepas dari Ariel.

Nando mengerjap pelan. Ia segera mengatupkan mulutnya rapat-rapat sambil nyengir.

"Kaget gue ada si Otong disini"ucap Nando menatap Ariel melalui ujung ekor matanya. Sedangkan ia mulai melenggang masuk mendekati brankar Dika.

"Ngeliatin nya biasa aja"sinis Ariel menatap Nando tajam.

"Eh buset. Baru denger suaranya aja bulu anu gue udah berdiri"sahut Nando pura-pura merasa takut.

"Anu nya apaan dulu nih Nan?"kata Rian menatap Nando tajam.

"Jangan salah paham Yan, maksud gue itu bulu kuduk gue berdiri. Sensitif amat lo"

Rian hanya mengedikkan bahunya acuh. Ia menatap Aurel datar. Melihat Ariel yang tengah menatapnya tajam, Rian segera tersenyum tipis.

"Tenang aja, man. Gue gak bakal rebut Aurel dari lo"ucap Rian.

"Jangan ada niatan buat ngelakuin itu. Atau gue patahin leher kalian satu-satu,"ujar Ariel masih dengan tatapan tajamnya. Aurel yang mendengar itu langsung menyikut perut Ariel pelan. Ia segera bangkit dari duduknya dan menghampiri Rian dan Nando. Dua cowok itu juga temannya saat SMP dulu.

"Gak usah di dengerin. Ariel cuma becanda. Oh ya, kalian berdua gimana kabarnya?"tanya Ariel tersenyum kikuk. Ia jelas masih ingat kejadian Minggu lalu dimana ia bersikap seolah tak mengenal mereka bertiga.

"Baik," jawab Rian singkat.

"Gue makan sehari lima kali. Sepiring nasinya 5 centong, lauknya semur jengkol buatan emak gue, minumnya jus buah naga, melon, mangga. Hidangan penutupnya biasa nya gue makan buah-buahan. Kenyang deh tuh. Jadinya kabar gue alhamdulilah baik"cerocos Nando panjang lebar dalam sekali entakan nafas.

"Abaikan Rel. Nando dari dulu otaknya emang agak gesrek,"ucap Dika memutar bola matanya jengah mendengar ocehan Nando yang sangat unfaedah itu. Aurel hanya menanyakan kabar. Jadi jawaban nya itu hanya baik atau tidak baik, bukan? Tidak perlu di bumbui oleh hal yang tak berfaedah seperti itu.

Aurel terkekeh pelan. Di banding Rian yang terbilang cuek, Nando memiliki kepribadian yang membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Tingkah nya selalu berhasil membuat orang lain tertawa.

"Nando dari dulu emang gak berubah, ya"kata Aurel masih terkekeh pelan.

"Iya at—"

"Kita gak bakal berubah, kok. Meskipun sama teman lama. Apalagi sampe pura-pura gak kenal,"sahut Rian santai namun mampu membuat Aurel langsung bungkam. Jelas Rian tengah menyindir nya. Pasti Rian masih merasa kesal karena waktu itu Aurel bersikap tidak baik pada mereka.

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang