Thirty Two

467 34 2
                                    

Kedatangan Ariel setelah dua Minggu tidak masuk sekolah di sambut baik oleh teman-teman satu angkatannya. Bahkan tak sedikit adik kelas yang menemuinya hanya untuk memberi nya ucapan selamat karena sudah berhasil melewati maut. Berita tentang Ariel yang sempat meninggal sudah menyebar luar di seantero SMA Pelita. Ariel yang sebelumnya memang sudah tenar, kini ketenarannya bertambah karena hal ini. Mereka semakin mengagumi sosok Ariel yang di anggap hebat. Pagi ini, Ariel mendapatkan banyak makanan dari para fansnya. Ariel tak kuasa menolak, oleh karena itu ia menerima semua pemberian mereka hanya untuk menghargai.

Di atas meja nya berserakan berbagai jenis makanan. Dari makanan ringan, cokelat, bubur panas, sandwich, sampai sekotak nasi goreng lengkap dengan daging, telur dan sayuran yang menjadi hiasan di atasnya. Ariel tak berminat untuk memakan semua itu. Jadilah ia membiarkan David dan Dika memilih makanan apa saja yang mereka mau. Ia juga membagikan nya ke teman sekelasnya dengan catatan untuk memakannya di kelas saja agar orang yang memberinya tak merasa kecewa karena makanannya di makan oleh orang lain, bukan oleh nya.

Saat Dika dan David sibuk dengan makanan nya, Ariel justru tengah menunggu kedatangan Aurel di depan pintu kelas cewek itu. Ia bersandar pada tembok. Niatnya ingin bersedekap dada, namun urung saat sadar luka di dadanya masih sedikit sakit jika di sentuh.

"Oy, Riel. Udah sehat lo?"

Ariel mengangguk menanggapi pertanyaan dari Hengky—teman sekelas Aurel.

"Keren banget lo bisa lawan maut. Mantap"puji Hengky mengacungkan dua jempol nya pada Ariel.

"Biasa aja, mungkin emang belum waktunya gue meninggal"sahut Ariel.

"Untung lo selamat. Coba kalau nggak, beuh nanti kita kelulusan tambah sedih aja temen seperjuangan kita udah pergi duluan"ucap Hengky mengingat kematian teman-teman nya beberapa Minggu lalu.

"Ya iya untungnya gue selamat"

"By the way, lo lagi nunggu Aurel, kan?"tanya Hengky.

"Iya"

"Kayaknya—lah, itu si Aurel. Tapi kenapa sama cowok?"

Sorot mata Ariel menajam melihat sosok Mike yang dengan kurang ajar nya mengantarkan Aurel sampai ke kelas. Tangannya cowok itu juga bisa-bisa nya mendarat sempurna di pundak Aurel. Lebih parahnya lagi Aurel tak mencoba untuk menghindar. Cewek itu anteng-anteng saja. Namun tak bisa di pungkiri bahwa Ariel menangkap ada rasa frustasi dari tatapan Aurel.

"Itu sih kakaknya Luna. Iya kan?"

Ariel mengangguk.
"Iya, bener. Itu kakaknya Luna"

"Terus kenapa sama cewek lo? Gak adik, gak Abang sama aja. Hoby nya rebut doi orang mulu"sewot Hengky secara tiba-tiba.

"Kenapa lo yang sewot dah?"heran Ariel terkekeh geli.

"Lo tahu? Dulu gue putus sama Erika cuma gara-gara Erika kepincut sama Mike yang kebetulan antar Luna ke sekolah. Kampret gak tuh"gerutu Hengky mengingat peristiwa satu tahu lalu. Disaat hubungan nya kandas begitu saja karena Erika yang dengan mudahnya tertarik pada Mike. Erika memutuskannya untuk mendekati Mike. Alhasil, Erika tak berhasil mendapatkan Mike, cewek itu juga kehilangan pria setulus Hengky. Karena setelah berbuat semena-mena pada Hengky, sampai sekarang tak ada cowok yang mau pada Erika karena takut jika Erika akan meninggalkan mereka hanya demi melihat pria tampan.

"Masa? Gue baru tahu"Ariel tertawa.

"Iya. Makanya gue males banget liat muka tuh dakjal. Gue masuk duluan, semoga hubungan lo bae-bae aja"Hengky menepuk pundak Ariel sebelum akhirnya memasuki kelasnya demi menghindari Mike.

"Good morning, baby"sapa Ariel begitu Aurel sudah berada dekat dengannya.

"Selamat pagi, bang—"Ariel tersenyum ramah pada Mike. Sebelum Mike membalas sapaannya, ia buru-buru melanjutkan.

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang