Six

2K 91 3
                                    

Vote dan komentarnya untuk menghargai penulis, ya readers 😉
Jangan jadi silent readers, pliss.
Cuma butuh vote komen doang kok, gak lebih 😊

Happy Reading 💙

______________________________________

Andika Yudiarta. Cowok yang kerap di panggil Dika itu tengah tersenyum memandangi foto dirinya bersama Aurel tiga tahun lalu. Ia rindu Aurel nya. Ingin bertemu namun sadar betapa jauhnya jarak mereka kala itu. Dalam hati Dika menyesal karena sudah meninggalkan Aurel begitu saja tanpa kabar. Bukan apa-apa. Dulu ia hanya terdesak oleh waktu. Kepindahannya ke Australia yang mendadak membuatnya tak sempat berpamitan dengan Aurel. Di Australia pun pikiran Dika selalu tertuju pada sosok Aurel. Cewek terbaik yang mampu mewarnai hidupnya yang sebelumnya terasa hampa.

Dika sudah pindah ke Indonesia sejak kelas XII SMA. Dika memaksa pindah agar bisa bertemu dengan Aurel nya. Namun ia kehilangan jejak. Ia fikir,disekolahnya saat ini ia bisa bertemu dengan Aurel. Tapi nyatanya tidak. Bahkan ia tak tahu Aurel bersekolah dimana. Hingga rindu itu pun terobati saat ia bertemu Aurel di kedai mie ayam favorit Aurel. Ya,dulu ia sering kesana bersama Aurel. Tapi sayangnya tadi ada pria lain di samping Aurel. Yang membuat Dika tersulut emosi dan cemburu adalah pria itu. Ariel Prayudha. Kenapa harus Ariel? Dika ikhlas jika Aurel sudah bersama pria lain. Asalkan Aurel bahagia,ia tak masalah. Namun semuanya pupus begitu tahu Ariel lah pacar Aurel sekarang.

Fikiran Dika berputar ke kejadian beberapa jam lalu saat ia bertemu dengan Aurel di kedai mie ayam.

~flashback on~

"Nongki yuk,man!"ajak Dika.

"Boleh tuh. Nongki dimana? Emang lo tahu dimana tempat yang enak buat nongki? Yang biasanya ada ciwi-ciwi cantik boleh lah"ucap Nando diiringi cengiran khasnya. Duka dan Rian kompak menjitak kepala Nando yang fikirannya tak lepas dari cewek,cewek dan cewek.

"Otak lo Nan! Pengen gue sikat biar bersih"celetuk Rian.

"Sedotan WC ada?"sahut Dika.

"Buat apa? Emang lo sekarang punya profesi jadi pembersih kamar mandi? Ya ampun Dik,bokap nyokap lo kan holang kaya. Buat apa lo nyari kerjaan yang begituan? Menghilangkan citra cowok tampan tahu nggak!"celetuk Nando.

"Nah,kebetulan! Tuh sedotan WC buat sedot otak lo yang udah nggak waras biar di ganti sama yang lebih berkualitas!"tandas Dika. Rian tertawa. Sedangkan Nando hanya bisa meringis mendengar Bullyan teman-teman laknatnya.

"Bangsat lo!"kesal Nando.

"Bangsat bilang bangsat. Kayak aneh gitu ya"ucap Rian.

"Hujat teros. Gue mah diem. Mingkem"Nando mengatupkan mulutnya rapat. Ia merasa aneh dengan dua temannya ini. Kenapa ia selalu di bully? Ia hanya ingin bersedekah dengan menebarkan pesona ketampanannya ke ciwi-ciwi cantik. Apa itu salah? Ah, mungkin dua temannya ini memang iri. Iri tanda tak mampu. Intinya dua temannya itu merasa tak mampu untuk menjadi cowok populer seperti dirinya. Ah, mengingat itu membuat Nando besar kepala. Kan,cogan mah bebas.

"Ini jadi nongki gak?"tanya Dika karena percakapan mereka malah melenceng kemana-mana.

"Jadi. Dimana?"Rian bertanya.

"Pokoknya yang ada ciwi-ciwi can--"

"Gue gampar juga mulut lo Nan! Udah deh lo gak usah bersuara. Karena sekali bersuara, omongan lo tuh ngebuat gue mau mencret!"

"Mau mencret aja harus ngomong dulu!"Nando memutar bola matanya jengah.

"Diem,bego!"seru Dika dan Rian secara bersamaan.

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang