Twenty One

615 32 1
                                    

"Kenapa belum tidur?"

Aurel yang tengah sibuk membaca novel pun mendongak begitu mendengar suara seseorang yang sangat ia kenali. Ariel. Cowok itu ternyata sudah berdiri di samping brankar nya. Sefokus itu kah Aurel membaca novel sampai kedatangan Ariel pun tak ia sadari?

"Gak ngantuk"sahut Aurel lalu kembali fokus pada novel yang di bacanya.

"Baca novel sambil tidur itu gak baik. Lagian juga ini sudah malam"ucap Ariel lalu tanpa permisi merebut novel dari tangan Aurel dan menaruhnya di atas nakas.

"Riel aku lagi baca!"protes Aurel.

"Lanjut besok aja. Kamu harus istirahat"balas Ariel. Kemudian tatapannya tertuju pada sosok Mely yang tengah tertidur pulas di atas sofa. "Kenapa Mama kamu gak pulang?"tanya nya.

"Mama ngotot mau tetep disini. Padahal aku udah bilang kalau nanti kamu juga bakal dateng"jawab Aurel.

"Mama kamu keliatan capek banget. Sebaiknya Mama kamu istirahat di rumah"

Ariel lalu berjalan ke arah sofa. Ia jongkok. Dengan penuh kelembutan ia mencoba membangunkan Mely.

"Tante?"Ariel terus menggoyang kan tangan Mely pelan. Mely yang merasa tidur nya terusik pun sontak membuka matanya secara perlahan. Senyuman tipis wanita paruh baya itu terbit begitu mendapati kehadiran Ariel.

"Kenapa, Riel?"tanya Mely lalu bangkit dari posisi tidurnya.

"Kenapa Tante gak pulang aja? Biar aku yang jaga Aurel disini. Tante harus istirahat"

"Jam berapa sekarang?"tanya Mely.

"Baru jam 22. Tante pulang aja, ya? Biar aku antar. Maaf bukannya aku gak sopan udah bangunin Tante, tapi aku gak tega aja kalau Tante harus tidur disini. Gak nyaman. Badan Tante bisa sakit pas bangun nanti"ucap Ariel penuh sopan santun pada wanita di hadapannya saat ini. Ariel menyayangi Mely seperti ibu kandungnya sendiri. Jadi ia juga sangat menghormati Mely seperti Mely ini adalah sosok pengganti ibu nya.

Mely tersenyum. Awalnya tadi ia memang merasa Ariel tidak sopan karena sudah membangunkan nya seperti ini. Tapi mendengar ucapan pria itu barusan justru membuat hatinya menghangat. Aurel memang tidak salah memilih pria untuk di jadikan kekasih. Memang pria seperti Ariel ini lah yang di percaya Mely untuk menjaga putrinya. Sopan dan lembut dalam memperlakukan wanita.

"Kamu yakin gak keberatan buat jagain Aurel? Seminggu kemarin kamu selalu disini, Ariel"ucap Mely.

"Aku gak keberatan sama sekali. Emang udah jadi tugasku buat ngejaga Aurel"

"Iya, Ma. Mama pulang aja. Aku gak mau Mama nantinya sakit gara-gara kecapekan jagain Aurel"timpal Aurel.

Mely menatap Ariel dan Aurel secara bergantian. Untuk kemudian mengangguk setuju.

"Iya udah Mama pulang"putus Mely.

"Aku antar"imbuh Ariel.

Mely menggeleng "Nggak usah. Tante bisa naik taxi"

"Taxi gak menjamin keamanan, Tan. Aku khawatir sama tante. Ini sudah malam"

"Iya udah biar Tante nyuruh sopir di rumah buat jemput"

"Tante yakin? Gak mau aku antar aja?"Ariel memastikan.

"Iya"

Mely lalu bangkit dari duduknya-begitupun Ariel yang bangkit dari posisi jongkok nya. Mely berjalan menghampiri putri kesayangannya. Ia mengecup kening Aurel sekilas.

"Mama pulang dulu, ya? Besok pagi Mama kesini lagi sama Papa"ucap Mely.

"Iya Ma. Mama mau nunggu disini aja kan?"tanya Aurel.

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang