Halo gaes... author dateng lagi nih sesuai kemauan kalian yang minta update hari ini😄
Happy Reading❤
____________________________"Rel, aku pulang dulu ya? Mungkin aku kesini lagi sekitar jam 22 atau 23 malem. Gak papa kan?"tanya Ariel.
"Emangnya mau ngapain? Kok lama banget"
"Aku mau ngerayain ulang tahun Bi Minah di rumah. Hari ini dia ulang tahun"dusta Ariel "Bi Minah udah aku anggap kayak Mama aku sendiri, Rel. Makanya aku mau ngerayain hari kelahirannya dia"
"Oh jadi Bi Minah ulang tahun? Yah sayang aku gak bisa ikut rayain"ucap Aurel menekuk wajahnya.
"Udah gak papa. Nanti kita bisa rayain lagi kalau kamu udah sembuh"Ariel tersenyum sambil mengusap pipi Aurel.
"Beneran?"
"Iya"
"Yeay..nanti temenin aku beli kadonya buat Bi Minah ya"pinta Aurel begitu semangat. Ariel tersenyum tipis melihat tingkah Aurel yang persis seperti anak kecil jika tengah bersemangat seperti itu.
"Nanti aku anterin. Sekarang aku pulang dulu, ya?"
"Iya. Salam buat Om Yudha"
Ariel hanya mengangguk pelan. Cowok itu lalu bangkit dari posisi duduknya dan berjalan keluar ruang rawat inap Aurel.
"Eh Ariel mau kemana?"tanya Mely yang baru saja datang setelah tadi izin keluar untuk membeli buah-buahan.
"Aku mau pulang dulu, Tan. Gak papa kan?"
Mely tersenyum "Iya gak papa. Hati-hati di jalan ya"
Ariel mengangguk lalu kembali menghela langkah. Saat ia berada di parkiran, ia bertemu dengan Dika yang baru saja datang.
"Titip Aurel. Gue mau pulang sebentar"ucap Ariel.
"Pulang apa pulang hayoo?"goda Dika.
"Pulang"
"Gak percaya gue. Lo pasti mau—"
"Gue beneran mau pulang!"potong Ariel nyolot.
"Eh selow mas! Tuh urat gak usah muncul juga kali"kekeh Dika.
"Bacot"sinis Ariel lalu berjalan meninggalkan Dika yang terdiam menatap kepergian Ariel. Dika menghela nafasnya berat. Ingin sekali ia mencegah Ariel untuk melakukan hal itu. Tapi rasanya susah sekali karena Ariel memiliki sifat yang sangat keras kepala. Jika ia memaksa mencegah, yang ada pisau sialan Ariel yang akan mendarat di kulitnya seperti Minggu lalu. Jadi yang bisa Dika lakukan hanyalah berdoa bahwa Ariel masih memiliki hati nurani untuk tidak mencelakai Luna.
"Gue doain lo dapet hidayah di tengah jalan Riel"
🔪🔪🔪
"Sudah mau pergi lagi?"
Gerakan Ariel yang tengah menalikan tali sepatunya terhenti begitu mendengar suara bariton itu. Sebelumnya ia menyelesaikan kegiatannya dulu dan akhirnya bangkit dari posisi jongkok nya untuk bisa bertatap muka dengan sang empunya suara.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Psychopath Boyfriend
Ficção Adolescente(BUDAYAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA, PEMIRSA!!) Jangan lupa bersedekah dengan cara memberi vote dan komentar di cerita ini:) Ariel Prayudha. Pria tampan dengan semua sikap misteriusnya. Terkadang ia bisa bersikap seperti malaikat yang mampu membuat se...