Two

3.5K 156 30
                                    

"Gak usah deketin gue!"desis Aurel galak pada Alvin--cowok berandalan yang selalu gencar mendekati Aurel. Aurel tidak paham seperti apa jalan pikiran Alvin. Sudah tahu Aurel ini berstatus pacaran,tapi cowok itu malah tidak ada kapoknya meskipun pernah dibuat patah tangan dan kaki oleh Ariel.

"Numpang duduk doang Rel. Masa gak boleh? Ini tuh kantin. Jadi bebas dong gue mau duduk dimana"ucap Alvin kalem.

"Gue rasa masih ada banyak tempat kosong. Dan lo bisa duduk disalah satu tempat kosong itu!"

"Dan lo duduk sendirian. Depan lo kosong,jadi gue mau duduk disini"Alvin tersenyum.

"Pergi,ya? Gue mohon"lirih Aurel. Ia hanya tidak ingin jika Ariel tahu dan Alvin akan menjadi bulan-bulanan seorang Ariel.

"Kali ini aja biarin gue duduk sama lo,Rel. Gitu aja susah banget"

"Masalahnya lo itu cari mati sama cowok gue!"Aurel menjadi greget sendiri.

"Itu emang konsekuensi kalau gue ngedeketin lo. Dan rasanya gue udah siap buat di amuk lagi sama Ariel"

Aurel mendengus. Alvin ini sangat keras kepala. Sudah ditolak,masih saja berusaha mengejar. Harusnya Alvin tahu bahwa usahanya akan sia-sia. Aurel akan tetap menjadi milik Ariel. Selamanya.

"Lo kalau sama Ariel senyum terus. lah coba kalau sama gue? Bawaannya emosi. Kenapa sih? Perasaan gue udah Gamal kayak gini. Gak malu-maluin amat buat diajak fotbar terus upload di Instagram"cerocos Alvin panjang lebar.

"Karena lo itu ngeselin!"

"Gue ngeselin biar dapet perhatian dari lo,Aurel Anindhita. Coba kalau gue diem aja,mana mau lo ngomong sama gue 'kan?"

"Terserah!"

Alvin tersenyum. Setidaknya hanya melihat Aurel saja sudah membuat hatinya merasa tenang. Alvin benar-benar menyukai Aurel. Karena itulah ia memiliki nyali yang besar meskipun kebanyakan pria memilih mundur daripada harus berurusan dengan Ariel. Ia tak perduli usaha nya mendekati Aurel akan sia-sia. Ia hanya ingin dekat. Itu saja. Ia tak pernah berfikir untuk merebut Aurel dari Ariel. Setidaknya ia ingin berteman baik dengan Aurel. Aurel yang sejak berpacaran dengan Ariel sangat jarang bergaul dengan laki-laki.

Cekrek.
Alvin mengambil foto dirinya bersama Aurel. Disana Alvin tersenyum lebar, sedangkan Aurel tengah sibuk memakan mie ayam nya. Alvin tersenyum melihat foto hasil jepretannya. Meskipun itu fotmal,tapi tetap saja ia senang karena bisa foto berdua dengan Aurel.

"Alvin! Lo--"

Cekrek.
Alvin mengambil potret Aurel yang tengah memasang wajah terkejutnya. Sontak Alvin tertawa. Aurel benar-benar lucu. Dan Alvin berniat untuk meng afdrek foto Aurel lalu memberinya bingkai untuk ia pajang di kamar nya.

"Alvin!"kesal Aurel.

"Senyum Rel. Sekali aja. Buat kenang-kenangan"pinta Alvin.

"Gak mau!"

"Plis... terakhir deh"

"Apa sih terakhir-terakhir! Kayak mau mati aja"

"Selfie bareng gue,ya? Pertama dan terakhir. Gue pastiin itu"mohon Alvin. Ia tahu ia terlalu nekat. Tapi toh memang semuanya butuh pengorbanan. Hanya fotbar, harusnya tak masalah,kan?

"Lo ngefans sama gue? Kalau iya,lo bisa save foto gue di Instagram. Banyak!"

"Gue bahkan udah punya ribuan foto lo di hp gue"Alvin tersenyum. Ia mengotak-atik ponselnya lalu menunjukkannya pada Aurel.

"Ini buktinya"ucap Alvin.

Aurel melongo. Disana ada album berjudulkan Aurel Anindhita:*. Isi album tersebut ada 1.135. Hah? Sampai segitunya? Jadi ada apa gerangan dengan seorang Alvin sampai harus menyimpan fotonya segitu banyaknya?

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang