Thirty Six

376 16 4
                                    

Budayakan vote sebelum membaca ya, pemirsa!!!

Happy Reading❤

***

"Ariel baju dong!"

"Eh handuk juga! Gimana si masa handuk gak ada disini?!"

"Wait! Aku mau kaos kamu yang warna biru itu. Intinya harus biru!"

"Cepetan! Lama banget"

"Astaga, Ariel! Aku kedinginan. Lelet banget"

Ariel menghela nafas panjang mendengar teriakan Aurel dari kamar mandi. Tadi ia sudah melangkah menuju kamar mandi dengan menenteng kaos sembarang yang ia ambil, lalu langkahnya terhenti karena Aurel meminta handuk. Padahal, seingatnya handuk selalu teredia disana. Apa penglihatan Aurel terganggu? Mencoba sabar, ia kembali menghela langkah. Dan lagi-lagi ia harus menghentikan langkahnya karena Aurel meminta kaos biru. Patuh pada teriakan Aurel, Ariel mencari kaos biru yang soalnya berada di bagian bawah diantara baju-baju yang lainnya. Demi mendengar teriakan-teriakan Aurel selanjutnya, Ariel sampai merasa terburu-buru dan sialnya lagi gerakan tangannya yang mengambil kaos itu membuat semua tumpukan baju di lemari nya menghambur keluar lemari. Ariel menepuk dahinya pelan.

"Apa cewek seribet ini kalo mandi? Lemari gue korbannya"gumam Ariel sebal. Berusaha tak peduli pada kondisi lemari yang berantakan, Ariel memutuskan untuk segera memberikan baju ini pada Aurel.

"Rel ini bajunya. Buka dulu pintunya" pinta Ariel.

Pintu kamar mandi terbuka dan kepala Aurel menyembul dari sana. Tanpa kata cewek itu segera merebut baju yang ada ditangan Ariel dan kembali menutup pintu cukup keras sampai membuat Ariel mengusap dada lantaran terkejut.

"Untung cewek gue, kalo bukan udah gue jadiin target selanjutnya"gumam Ariel sambil berjalan menuju ranjang. Ia akhirnya memutuskan untuk bermain ponsel selagi menunggu Aurel selesai mandi.

"Hp terus"

Ariel mendongak dan tersenyum ketika mendapati kehadiran Aurel yang terlihat lebih segar setelah selesai mandi. Ariel meletakkan ponsel nya di atas kasur dan memberi intruksi pada Aurel untuk duduk di samping nya. Selalu menurut, Aurel akhirnya duduk disamping Ariel. Sisir yang sebelumnya sudah ia ambil dari atas nakas, ia serahkan pada Ariel. Cukup peka akan maksud Aurel, Ariel menerima sisir itu dan mulai menyisir rambut panjang Aurel yang sangat wangi dan memanjakan indra penciuman nya.

"Kamu mau makan apa?" tanya Aurel.

"Kenapa emang? Kamu mau masakin?" Ariel balik bertanya.

"Iya. Kamu pasti laper kan? Aku juga laper soalnya"

"Em, gimana kalau kita makan mie instan aja? Enak kayaknya, cuaca juga lagi dingin" usul Ariel.

"Gak mau yang lain?"

"Itu aja udah cukup. Kamu juga capek abis pulang sekolah, jadi jangan masak yang ribet"

Aurel mengangguk setuju. Setelah kegiatan Ariel selesai, Ariel menyuruh Aurel untuk pergi ke dapur dan memasak mie sedangkan ia akan mandi terlebih dahulu.

"Nanti kalau udah selesai mandi, kamu ke meja makan ya. Kita makan disana aja" ucap Aurel sambil beranjak dari duduknya.

"Iya sayang" Ariel tersenyum. Setelah kepergian Aurel, Ariel segera bangkit menuju kamar mandi. Namun gerakannya terhenti saat ponsel nya berdering dan menampilkan nama Dika disana. Perasaannya mendadak tak enak melihat Dika tiba-tiba menelfonnya. Akhirnya ia putuskan untuk mengangkat telfon terlebih dahulu.

My Psychopath BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang