24. Hidup itu membosankan?

297 53 2
                                    

Setelah upacara berlangsung kurang lebih sepuluh menit, barulah Nasha benar-benar mengerti maksud Arga memberikan dua atribut itu untuknya. Ternyata Arga ingin melindungi Raya yang kepanasan sebab paparan sinar matahari pagi ini yang begitu menyengat. Tubuh Arga yang tinggi tentu membuat Raya ternaungi oleh bayangannya.

Nasha berdesis sebal karena dia sempat berpikiran maksud dari Arga memberikan atribut itu untuknya agar mereka bisa baikan, ternyata cowok itu memiliki alasan lain. Rasa-rasanya Nasha tidak sudi memakai topi dan dasi milik cowok itu, kalau upacara ini sudah selesai, Nasha akan langsung mengembalikannya. Dia takut kalau terlalu lama menggunakan topi milik orang egois seperti Arga akan membuatnya jadi tertular egois, dia juga takut jika terlalu lama menggunakan dasi milik cowok itu, nanti hatinya malah semakin terikat pada pemiliknya.

Ahh Nasha! Kamu ini mikirin apa sih! Pekiknya dalam hati.

Nasha tidak bisa fokus melihat ke-uwu-an dua orang yang berada pada barisan khusus itu, sesekali dia melihat Arga melindungi teriknya matahari yang memapar wajah Raya dengan telapak tangannya. Entah kenapa Nasha merasa sebal sekali.

***

"Lo masih kuat?" tanya Arga yang berdiri bersebelahan dengan Raya, mereka tengah menghadap tiang bendera dengan posisi hormat dikala upacara telah selesai dan yang lainnya telah bubar, hanya tersisa anak-anak yang masuk ke barisan khusus yang tengah mendapat hukuman hormat di depan tiang bendera.

Raya memaksakan senyumnya dan mengangguk. "Masih kuat, Kak," jawabnya lirih.

Arga menggeser posisinya menjadi lebih dekat dengan Raya dan maju satu langkah ke depan untuk melindungi gadis itu dari sinar matahari. Dia merasa tidak tega juga melihat Raya yang sudah nampak pucat itu.

Degupan jantung Raya rasanya sulit sekali terkontrol. Sikap manis Arga yang seperti ini justru membutanya semakin tenggelam dalam perasaan yang telah lama terpendam. Raya tak tau apakah Arga juga merasakan hal yang sama untuknya. Kalau iya, kenapa Arga tidak pernah memberinya kepastian? Kalau tidak, kenapa dia mau bersikap semanis ini untuknya? Sesekali Arga membuatnya merasa melayang, namun disaat yang bersamaan juga Arga bisa membuatnya terhempas. Mencintai seseorang yang tidak jelas perasaannya untuk siapa itu menyakitkan.

Dua orang itu tak sadar tengah diperhatikan oleh seseorang yang ada di sudut lapangan dan tengah menggenggam topi serta dasi di tangannya. Matanya tak henti-hentinya menatap dua orang itu. Nasha ingin segera mengembalikan kedua benda itu pada sang pemiliknya, namun rupanya hukuman yang dijalani mereka belum selesai.

"Sha, mendingan kita ke kelas aja dulu, takutnya Vino nyariin, bentar lagi lomba-lomba dimulai," ujar Manda mengingatkan. Hari ini adalah hari pertama perayaan hari jadi sekolah yang di isi dengan berbagai macam lomba-lomba untuk memeriahkannya.

Nasha mengangguk saja dan menuruti perkataannya. Manda ke lapangan memang hanya untuk menemani Nasha yang ingin mengembalikan topi dan dasi milik Arga, sedari tadi upacara berlangsung, gadis itu tidak mengikutinya berbaris di lapangan, melainkan duduk di kursi depan UKS yang juga menghadap langsung ke arah lapangan tempat upacara berlangsung. Kondisi fisik Manda yang lemah mengharuskannya untuk lebih banyak beristirahat dan tidak melakukan pekerjaan berat, bisa-bisa penyakitnya akan kambuh lagi.

Nasha dan Manda melangkah bersama menuju kelas, saat ditengah perjalanan tiba-tiba ada sebuah bola yang menggelinding dan berhenti tepat di depan kaki mereka. Manda menundukkan badannya untuk mengambil bola itu dan melihat ke kiri dan kanan untuk mencari siapa pemiliknya. Tak berselang lama datanglah seorang cowok berperawakan tinggi dengan seragam osis itu kearah Nasha dan Manda, dia menengadahkan tangannya didepan Manda untuk meminta bola itu.

Manda mendongak untuk menatap orang itu sembari memberikan bola itu padanya. Kedua orang itu mendadak tersentak saat kedua mata mereka bertemu sesaat sebelum Manda buru-buru menunduk dalam.

Life Is Boring (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang