43. Damai

296 51 2
                                    

Buk!!!

Sebuah pukulan keras meluncur begitu saja mengnai pipi Dion secara tiba-tiba hingga membuat tubuhnya terpelanting jatuh ke lantai dan membuat Raya refleks berteriak karena terkejut melihat Dion yang sudah terkapar begitu saja dalam sekejap mata.

Nasha langsung menarik Raya yang masih berdiri di pojokan tembok itu. Saat menyadari bahwa yang menariknya adalah Nasha, Raya langsung memeluk gadis itu dengan isak tangis yang pecah.

Daniel melepaskan jaket yang dipakainya dan melemparkannya pada Nasha yang berdiri di belakangnya. Nasha langsung memakaikan jaket itu pada Raya yang masih menangis tersedu-sedu.

"Sha ... gue takut ...," lirihnya.

Nasha memeluk Raya untuk membuatnya merasa dilindungi. "Udah Kak, sekarang ada aku di sini."

Dion yang masih terduduk di lantai menatap Daniel dengan terkejut, dia langsung berusaha bangkit dari posisinya sembari meringis memegangi pipinya yang langsung terasa nyeri.

"LO EMANG BENER-BENER KETERLALUAN!"

Daniel yang emosi melayangkan pukulan lagi pada Dion, namun kali ini Dion tak diam, dia juga melawan Daniel hingga diantara keduanya terjadi baku hantam yang memicu keramaian.

"Kak Daniel!" teriak Nasha kaget begitu juga dengan Raya, keduanya merasa ketakutan melihat perkelahian kedua orang yang nampak beringas itu.

Arga yang baru melihatnya pun langsung berlari mengejar kedua orang yang tengah berkelahi itu untuk segera melerainya.

"BERHENTI!" Arga mendorong Dion dan Daniel ke sisi yang berbeda untuk menjauhkannya.

Perkelahian itu berhenti seketika. Arga berdiri tepat di antara dua orang yang habis berkelahi itu untuk mencegah keduanya saling serang kembali. Baik Dion maupun Daniel, penampilan keduanya sudah acak-acakan. Keduanya masih saling tatap penuh rasa emosi.

Deru napas Daniel terasa berkejaran, emosi memuncak menguasainya yang sudah terlanjur marah dan kecewa pada dua orang yang ada di hadapannya sekarang. Tatapannya melayang tajam menatap Arga dan Dion penuh amarah.

"Lo berdua emang cowok bejat! Apa harus lo berdua nyakitin kedua adik gue sekaligus dalam satu hari?!"

Arga dan Dion terdiam.

"Kalian emang udah gak punya hati atau emang juga gak punya otak?! Perempuan bukan mainan! Mereka harus di hormati dan di jaga! Bukan diberi perlakuan rendahan kaya yang lo berdua udah lakuin! Dengan lo udah ngerendahin mereka, itu justru nunjukin betapa rendahnya kalian!"

Dion hendak menyerang Daniel lagi, namun Arga menahannya.

"Lo berdua udah hancurin persahabatan ini! Mulai detik ini gue gak mau lihat lo berdua munculin diri lagi di hadapan adik-adik gue! Mereka gak pantes sama orang jahat kayak kalian!" tegas Daniel berapi-api.

Nasha dan Raya tentu menitikkan air matanya. Dihari yang sama keduanya disakiti oleh kedua sahabat Kakaknya sendiri.

Nasha menatap Arga yang juga menatapnya. Seketika perasaan sesak dihatinya berkecamuk menghancurkan segala sisi. Tak ada tatapan tajam dari cowok itu, justru yang ada adalah sebuah tatapan penyesalan. Dion dan Raya juga saling melirik sekilas sebelum akhirnya Raya memilih mengakhiri karena masih ada rasa trauma dengan tatapan cowok itu.

Daniel membalikkan badannya menatap Raya dan Nasha. "Ayo kita pulang," ujarnya mengarahkan kedua adiknya untuk berjalan lebih dulu.

"Niel! Tunggu!" Arga menahan Daniel tiba-tiba.

"Mau apa lagi?" Daniel menanggapi dengan malas namun juga tetap dengan suara tegasnya.

"Izinin gue ngomong sama Nasha."

Life Is Boring (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang