47. Bertemu Teman Lama

311 48 0
                                    

VOTE SEBELUM BACA!!!

*****************

"Dari pahitnya kehilangan aku belajar banyak untuk menghargai. Dari kesadaran akan ketidakpunyaanku aku belajar untuk menjaga titipan Tuhan dengan baik."

Life is Boring
Emelia Fardila

*****************

Hari hari berlalu. Tak terasa besok adalah hari terakhir sekolah sebelum libur kenaikan kelas. Besok juga menjadi hari perpisahan bagi anak kelas dua belas. Sungguh waktu berlalu tanpa terasa hingga sampai pada masa sekarang. Manda memang sudah tak ada lagi di sisi mereka, namun kini buku yang selama ini diimpikan Manda akhirnya rilis. Nasha, Vika, dan Jesslyn membayangkan seandainya Manda melihat bukunya ini, pasti gadis itu sangat senang. Namun mereka tetap sadar bahwa Manda tak akan kembali, tetapi jejak kebaikannya tak akan pernah pergi. Seperti itulah akhir dari kehidupan manusia. Ketika sudah meninggalkan dunia ini, semuanya pasti akan ditinggalkan. Meninggalkan harta akan habis, tetapi ketika meninggalkan kebaikan, itulah yang selalu terkenang. Setidaknya ketika kita pergi dari dunia ini, yang orang lain akan kenang adalah kebaikan kita bukan keburukan.

Nasha menatap buku yang berjudul 'Ketika Senja Indahku Berakhir' itu. Buku ini akan menjadi kenangan persahabatannya dengan Manda yang singkat namun sangat berkesan itu. Dia menghela napas ringan seraya tersenyum mengalihkan tatapannya pada gundukan tanah bertaburan bunga yang ada di depannya sekarang.

"Manda, Alhamdulillah impian kamu sudah terwujud sekarang," ujarnya.

Jesslyn yang juga dengan posisi berjongkok di depan makam Manda itu merangkul pundak Nasha yang ada di sampingnya, pandangannya mengarah pada batu nisan yang tertancap di sana. "Iya, Mand. Dan juga, kami udah gak sedih lagi kok ditinggalin sama kamu, karena kami tau, kamu gak akan benar-benar pergi, kamu akan selalu ada di hati kami," ucapnya dengan senyum yang terukir tulus.

Vika mengelus batu nisan itu, senyum juga terulas di bibirnya. "Kamu yang tenang, ya. Insyaa Allah kami juga selalu doain yang terbaik buat kamu."

Ketiga gadis itu saling tatap, perasaan mereka terasa campur aduk. Rasanya masih ada kesedihan karena kini mereka hanya bertiga, namun rasa bahagia juga ada, karena akhirnya segala derita Manda selama hidup telah berakhir. Yang selalu mereka minta kepada Allah adalah agar Manda kini bisa bahagia di dunianya yang telah berbeda dengan mereka.

"Yaudah, yuk," ujar Vika.

Nasha dan Jesslyn mengangguk.

"Kami pulang dulu ya, Mand," kata Nasha mengikuti Vika bangkit dari posisinya. Buku tulisan Manda itu masih dalam pelukannya.

Ketiga gadis itu menatap lagi makam yang telah mereka taburi bunga itu sebelum mereka memutuskan untuk segera pergi dari sana. Mereka membalikkan badannya bersamaan dan mulai melangkah pelan. Baru satu dua langkah mereka melangkahkan kaki, namun sudah mendadak berhenti bersamaan saat mereka melihat ada dua orang gadis yang berjalan mendekat kearah mereka.

Kedua gadis itu pun juga mendadak menghentikan langkahnya saat melihat ketiga gadis itu. Mereka jadi merasa agak canggung sekarang, padahal tadinya mereka ingin diam-diam saja ke makam ini, tanpa diketahui siapapun apalagi Nasha, Vika, dan Jesslyn.

Mereka semua saling berhadapan dalam diam dan atmosfer yang terasa canggung.

Setelah beberapa saat saling diam, Nasha mencoba melangkahkan kakinya mendekati kedua gadis itu, Vika dan Jesslyn pun ikut mengiringinya.

Gita dan Sandra nampak gelagapan dan saling lontar isyarat mata. Apakah harus kabur atau tetap di sini?

"Assalamu'alaikum," ucap Nasha dengan senyumnya.

Life Is Boring (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang