38. Terima Kasih

207 43 0
                                    

VOTE SEBELUM BACA ^_^

*****************

Dengan stelan gamis santai berwarna abu-abu muda polos dan hijab segi empat hitam berukuran jumbo yang salah satu ujungnya ditempelkan ke bahu menggunakan bross mutiara kecil itu Nasha memasuki taman. Dia berjalan ke arah Arga yang langsung berdiri dan tersenyum saat melihatnya datang. Nasha membalas senyum cowok itu.

"Manisnya," puji cowok itu dengan suara pelan namun masih dapat di dengar Nasha.

Nasha sedikit terbelalak mendengarnya. "Apa Kak?"

"Stelan lo bagus. Hijab yang panjang menjuntai dengan mutiara yang berkilau menjadi pemanis, sangat cocok dipadukan dengan gamis abu-abu yang memberikan kesan elegan," ujar Arga meniru gaya penilai busana, dia sengaja mengalihkan pujiannya kepada kostum Nasha. Arga merutuki dirinya sendiri telah memuji Nasha tulus dari hati, bukan karena hanya ingin membuat gadis itu senang semata. Dia tak dapat berbohong, Nasha terlihat sangat manis hari ini.

Nasha terkekeh. "Cuma gini doang dibilang bagus. Udah ayok, kita langsung ke rooftop 'kan nih?" tanyanya.

Arga melihat jam tangannya. "Ini masih ada waktu cukup lama, kita makan dulu aja gimana? Gue laper. Gue yang traktir lo deh," ujar Arga.

"Makan dimana?" tanya Nasha.

"Ayo ikuti gue." Arga tersenyum sambil seidkit mengangguk. Dia langsung berjalan lebih dulu.

Nasha mengukuti langkah Arga, kedua orang itu berjalan beriringan menyusuri taman. Taman ini lebih ramai pengunjung jika sore hari. Ada sepasang suami istri dengan anaknya, ada yang datang bersama teman-teman, dan tak sedikit juga yang datang bersama pacarnya. Nasha sempat tak sengaja melihat dua sejoli di pojok taman duduk berduaan. Sang gadis tak berhijab, rambut pirangnya tergerai sebahu. Dia memakai celana jeans ketat yang terdapat robekan di lututnya kemudian juga mengenakan kaos lengan pendek agak ketat. Cowok di samping gadis itu nampak senang sekali memandangi setiap lekuk tubuh gadis itu yang tercetak dibalik pakaian ketatnya. Nasha tak yakin jika mereka sudah menikah, karena dari wajahnya masih nampak sangat muda, mungkin masih seumuran dengannya. Dari arah lain juga Nasha melihat dua orang yang saling bergandengan tangan. Keduanya masih kecil, mungkin baru menyentuh bangku smp, namun sudah berpacaran sedemikian dekat. Awalnya mereka hanya bergandengan, namun tak lama sang bocah lelaki berubah merangkul sang gadis.

Nasha beristigfar berkali-kali, kenapa ada yang bisa mau berpacaran sampai sebegitunya? Apalagi perempuan, tak sadarkah dia kalau dirinya berharga? Kenapa dia membiarkan bahkan mempersilahkan cowok bermain mata dengannya?

Nasha beristigfar berkali-kali. Dia ingat pesan Ustaz Ilham, jangan memandang buruk seseorang dari luarnya karena bisa saja tanpa kita tahu dibalik segala keburukannya ada kebaikannya yang lebih besar dari apa yang kita pikirkan dan itu bisa membuatnya selamat di akhirat kelak. Jika melihat sesuatu yang buruk maka janganlah membenci orangnya, tapi bencilah perbuatannya karena bisa saja orang tersebut berubah, sehingga tidak ada lagi kebencian pada diri kita.

Seketika Nasha teringat saat dulu Arga jahat padanya, namun sekarang cowok itu berubah menjadi seseorang yang membuatnya merasa diinginkan dan disyukuri kehadirannya. Nasha tak lagi menatap ke sekeliling, dia menatap cowok yang berjalan sedikit lebih dulu darinya itu. Hatinya menghangat, apakah ini yang dinamakan cinta? Rasanya seperti bunga-bunga yang bermekaran di taman ini turut mekar jua di dalam hatinya memenuhi setiap ruangnya. Nasha tak tau apakah hubungannya dengan Arga adalah sebuah kesalahan? Karena baginya Arga tau batasan dan sangat menjaga kehormatannya. Nasha merasa hubungannya adalah hubungan yang baik yang bisa membuat mereka berdua sama-sama lebih mendekatkan diri pada Allah.

Arga yang merasa tengah diperhatikan lantas menoleh membalas tatapan gadis di sampingnya itu. "Kenapa ngeliat gue begitu? Ganteng?" tanyanya menaikkan alis dan tersenyum.

Life Is Boring (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang