37. Bimbang

218 42 0
                                    

VOTE SEBELUM BACA ^_^

****************

Arga berdesis sebal ketika mengingat kejadian tadi pagi di sekolah. Dia hampir saja melakukan sesuatu yang sangat tidak terpuji, pikirnya. Bagaimana mungkin dia hampir melakukan itu pada perempuan yang tidak dia sukai? Bahkan yang sebentar lagi akan dipatahkan hatinya. Mendadak Arga jadi merasa tidak tega jika membayangkan Nasha menangis karena dia akan melakukan penembakan palsu di depan semua orang.

"Apa gue suka sama dia?" gumamnya sembari melihat fotonya bersama Nasha saat di perpustakaan.

"Ahh gak mungkin!" Dia langsung menepis pikiran itu.

"Tetap fokus sama tujuan awal, Ga! Lo deketin dia cuma buat balas dendam, buat ngasih cewek itu pelajaran kalau Lintang Raffasya Arga bukanlah orang sembarangan yang bisa dilawan dan ngebuktiin kalau gak ada satupun cewek yang bisa nolak pesona lo!" Arga menunjuk bayangan dirinya yang ada di depan cermin di hadapannya.

Setelah mengatakan itu, Arga terdiam menatap bayangan dirinya di kaca cermin itu. Mendadak pikirannya terasa gusar, dia mengacak asal rambutnya sembari berteriak, "Argghhh! Kenapa jadi rumit gini sih!"

Cowok itu menjauh dari cermin, dia merebahkan diri pada kasurnya, pandangannya lurus menatap langit-langit kamar apartemen itu.

Dia akui Nasha memang beda, Nasha membawa banyak perubahan pada dirinya, Nasha membuatnya lebih kenal dengan Tuhan-nya dan lebih taat melaksanakan ibadah yang selama ini dia anggap tidak penting. Arga memperbaiki diri bukan semata karena misinya ingin membuat Nasha jatuh cinta padanya, tapi karena memang Nasha berhasil membuka pikirannya untuk mencoba lebih mendekat pada Allah.

Arga merasa bimbang dengan perasaannya sekarang. Misinya harus selesai sampai akhir. Mencintai Nasha bukanlah tujuan dari misinya dan dia harus terus menepis perasaan anehnya itu.

***

Semenjak mendengar penjelasan dari Manda, Nasha terus memikirkan hubungannya dengan Arga. Dia masih saja tak bisa jauh dari Arga, rasanya dia tak sanggup untuk menjauhi cowok itu. Dia merasa sangat dihargai dan dijaga oleh cowok itu. Arga tak pernah sama sekali dengan sengaja menyentuh dirinya. Bahkan kemarin adalah kali pertama jarak diantara mereka sependek itu karena biasanya mereka akan selalu menjaga jarak.

Mengingat kejadian pagi kemarin, Nasha jadi berpikir, apa mungkin Arga ingin melakukan sesuatu padanya? Karena kalau diingat-ingat, suasana sekolah pagi itu masih belum ramai, bahkan tak ada orang lain selain mereka berdua di taman. Tatapan dalam yang ditancapkan Arga pada manik matanya terasa berbeda saat itu. Nasha tak dapat menafsirkannya dan Arga juga tak menjelaskan apapun setelahnya.

Pikiran Nasha terus bergelut membuatnya merasa sulit tertidur malam ini. Nasha mengambil ponsel yang ada di atas nakas untuk iseng mengecek whatsappnya. Beberapa pesan terakhir dari Arga belum dia balas karena rasa bimbangnya yang masih dominan menguasai.

Ting!

Satu chat masuk lagi dari cowok itu, Nasha hanya membaca chat itu tanpa membuka roomchat-nya.

Sha, gue pengin cerita. Tulis Arga pada pesan itu.

Nasha mengernyitkan alisnya heran.

Drrtt

Ponsel Nasha tiba-tiba bergetar membuatnya kaget. Layar ponsel yang semula menunjukkan deretan chat yang masuk tiba-tiba saja berubah menjadi foto wajah Arga dengan tombol-tombol panggilan dibawahnya. Dengan ragu Nasha mengangkat panggilan itu.

"Assalamu'alaikum," ucap Nasha meletakkan ponsel itu ke telinganya.

"Wa'alaikumussalam. Belum tidur?" tanya suara di seberang sana.

Life Is Boring (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang