19. Perebutan sapu

305 56 4
                                    

Assalamualaikum semuanya ... (dijawab ya, hehe)

Jadi dari part ini aku memutuskan untuk pindah sudut pandang dari PoV orang pertama ke PoV author, karena nantinya masalah gak muter di Nasha aja. Duh, gak jadi istiqomah sampai tamat deh makai satu sudut pandang aja 🤭

Gakpapa deh ya, jujur aku lebih enak nerangin ceritanya pakai sudut pandang author juga.

Happy reading ...

******

Nasha tidak menyangka sampai hari ini dia masih bisa menginjakkan kaki di sini. Tidak ada pemanggilan dari satupun guru disekolah ini, tidak ada satupun pemberitahuan yang menyatakan kalau dirinya sudah dikeluarkan dari sekolah. Semuanya berjalan normal, bahkan guru-guru disini terlihat biasa saja saat melihatnya, seolah tidak ada masalah apapun.

Apa Kak Arga hanya menggertakku? Gumamnya penuh tanya.

Meskipun Nasha tidak jadi keluar dari sekolah ini, rasa tidak nyaman tentu masih terus menghantuinya. Banyak yang tidak menyukainya lantaran telah mencari masalah dengan Arga, cowok most wanted disekolah ini sekaligus anak dari pemilik yayasan. Gita dan Sandra pun masih tetap sama, suka menyindir dan menganggap Nasha dan teman-temannya sedang panjat sosial bersama. Akhir-akhir ini dirinya dan Jesslyn memang ramai dijadikan buah bibir oleh orang-orang yang memang suka mencibir.

Hari ini Manda baru saja kembali masuk sekolah setelah tiga hari tidak hadir. Nasha, Vika, dan Jesslyn yang berniat hendak menjenguknya pun lantas membatalkan niatan itu karena gadis berwajah pucat itu sudah berada dihadapan mereka. Alangkah terkejutnya Manda kala mengetahui Jesslyn mengenakan hijab. Bagaimana tidak? Jesslyn bukanlah gadis pemeluk agama islam, berulang kali pertanyaan serupa merasuki pikirannya. Apakah Jesslyn sekarang mualaf?

Melihat Manda yang begitu terheran-heran, dua orang gadis yang paling mengerti cerita ini pun menjelaskan semuanya hingga akhirnya Manda mengangguk-angguk dan tersenyum karena tersentuh mendengarnya.

"Kesadaran seperti kamu itu, zaman sekarang sudah minim ada pada diri setiap perempuan. Wanita memang perhiasan terindah, oleh karena itu dia harus pandai menjaga diri agar tidak sembarangan bisa dilirik apalagi disentuh. Namun sayangnya, zaman sekarang para perempuan justru banyak yang disibukkan untuk mencari perhatian para lelaki yang bahkan tidak dikenalinya. Wanita itu semakin terjaga, semakin mahal, begitu juga sebaliknya. Aku kagum sama kamu, Jess," puji Manda terkagum-kagum, dia bahkan sampai mengeluarkan kata-kata mutiara yang membuat dua gadis dihadapannya itu merasa tersentuh.

"Iya, Mand, terima kasih," ucap Jesslyn yang tengah menyapu dedaunan kering itu. Dia nampak senang dan setuju dengan apa yang dikatakan Manda. "Tapi, kalian jangan berekspektasi berlebihan, ya, sama aku. Kemungkinan aku gak akan berhijab setiap saat seperti kalian, ada saatnya aku bakal ngelepasin hijab ini, terlebih lagi aku juga merasa tidak ada kewajiban untuk memakainya."

"Iya, Jess. Kami ngerti, kok. Yang penting kita semua harus pandai jaga diri. Kalaupun hijab itu kamu lepas, aku harap pakaian tetap tertutup, ya," jawabku dengan melontarkan senyum lembut padanya.

"Siap, itu bakal terus ku usahain," sahut Jesslyn setelah berhenti sejenak dari kegiatan menyapunya.

Hari ini ada kegiatan kerja sama membersihkan lingkungan sekolah, karena sebentar lagi akan ada penilaian sekolah adiwiyata nasional. Menurut kabar, SMA Surya Perkasa selalu menjadi langganan untuk mendapat predikat nomor satu sekolah paling bersih dan sehat.

Jesslyn tengah menyapu dedaunan kering, Vika tengah mengepel didalam kelas, sedangkan Nasha dan Manda belum kebagian tugas. Tak lama, Vino sang ketua kelas datang mendekat kearah tiga orang yang berada di halaman depan kelas itu.

Life Is Boring (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang