36. Hampir Khilaf

255 43 0
                                    

SILAHKAN VOTE SEBELUM BACA ^_^

*******************

Hari ini hari terakhir Manda rawat inap. Dia sudah di perbolehkan untuk kembali rawat jalan karena kondisinya yang sudah jauh lebih baik. Sel kanker yang menggerogoti tubuhnya belum benar-benar hilang. Kemoterapi tetap harus di jalani. Hingga sekarang Manda masih merasa tidak enak pada semua teman-temannya. Dia merasa jadi beban untuk mereka. Manda tahu betul kalau penyakit kanker yang sudah memasuki stadium tiga sepertinya ini akan sulit disembuhkan, mungkin hanya bisa ditekan saja penyebaran sel kankernya namun untuk benar-benar sembuh rasanya sangat sulit dan harus melalui pengobatan yang lebih intensif yang artinya akan memakan biaya yang lebih banyak lagi. Manda tak ingin memberatkan orang-orang baik itu lagi.

Nasha, Vika, Jesslyn, Arga dan Daniel ikut mengiringi kepulangan Manda. Mereka semua masih berkumpul di dalam kamar rumah sakit yang akan ditinggalkan itu. Disana juga ada ayahnya Manda yang membantu berkemas.

"Kalau Manda udah bisa pulang hari ini, artinya nanti Manda bisa ikut ulangan akhir," ucap Nasha senang.

Manda pun ikut senang mendengarnya. "Iya Alhamdulillah. Berkat kalian yang bela-belain kesini buat belajar bareng, aku jadi gak ketinggalan banyak materi, makasih ya," ucapnya.

"Ahh santai aja, Mand. Belajar bareng kamu itu seru, makanya kami kangen banget kamu sekolah lagi," jawab Vika diikuti anggukan oleh Jesslyn dan Nasha.

Manda tersenyum. "Iya, besok 'kan bisa sekolah lagi."

Tok tok

Terdengar suara pintu kamar diketuk sebelum akhirnya terbuka dan menampakkan seorang wanita berhijab hitam dengan seorang anak laki-laki berusia delapan tahun yang bergandengan tangan dengannya. Kedua orang itu mendekat dengan senyum merekah.

Anak laki-laki itu langsung melepas gandengan tangannya dari sang ibu dan berlari mengejar Manda yang tengah berdiri di sisi ranjangnya. Anak itu langsung memeluk pinggang sang kakak.

"Yeay! Alhamdulillah ... akhirnya Kak Manda bisa pulang, bisa temenin Raihan main lagi, Raihan kangen banget sama Kak Manda" ungkapnya senang.

Manda membalas pelukan sang adik. "Ya ampun, Kak Manda juga kangen banget sama Raihan. Nanti kita main lagi ya di rumah," balas Manda mengusap rambut Raihan.

Raihan melepas pelukannya, dia mengedarkan pandangan kearah lima orang yang memakai seragam putih abu-abu itu. Pandangannya mendadak terfokus pada salah seorang yang tak asing baginya, Arga.

"Kak Arga?" ujarnya membulatkan mata.

Arga yang semula berekspresi tenang, ikut membulatkan mata saat menyadari kalau anak di depannya itu adalah salah satu anak binaannya saat melatih pramuka di SD.

"Raihan, ya?" tanyanya agak ragu.

Raihan mengangguk. "Wah ternyata Kak Arga temennya Kak Manda, ya? Atau pacarnya?" tanya Raihan polos.

Sontak Arga terkejut saat mendapat pertanyaan seperti itu, bukan cuma Arga, semua orang yang ada disana mendadak menyorot Arga yang masih syok.

"Temen kok," jawab Arga dengan tawa dibuat-buat, dia menyenggol lengan Daniel hingga cowok itu terperanjat maju sedikit. "Ini nih pacarnya," katanya melirik Daniel.

Kini giliran Daniel yang terkejut, dia langsung melayangkan tatapan tajam pada Arga yang masih cengar-cengir.

"Bener pacaran?" tanya Bu Farah tak percaya.

"Enggak Bu."
"Enggak Tan."

Daniel dan Manda serempak menjawab dengan gelengan kepala.

"Arga memang suka ngawur ngomongnya Tan, jangan dipercaya," ujar Daniel.

Life Is Boring (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang