22. Mulai Peduli

314 53 0
                                    

Hari ini Bu Nida akan kembali dari desa setelah mengunjungi Bi Maimun sang asisten rumah tangga yang katanya sedang sakit sehingga masih belum bisa pulang ke kota untuk membantu Bu Nida mengurus pekerjaan rumah. Terbesit rasa syukur dihatinya karena Nasha terus membantunya tanpa dia pinta, bahkan pekerjaan yang dilakukan anak itu terbilang bagus. Nasha tergolong anak yang rajin dan baik, Bu Nida memang mengakui itu, tapi ada hal yang tidak bisa dia akui. Ya, mengakui Nasha sebagai anaknya, sekalipun anak tiri, rasanya masih terlampau berat, mengingat Nasha adalah anak dari seorang perempuan yang sempat membuat hubungan rumah tangganya dengan sang suami berada di ujung tanduk.

Saat itu, Bu Nida benar-benar kecewa berat, ditambah lagi dia baru saja melahirkan Raya, emosinya masih belum stabil karena dia mengidap syndrome baby blues. Syndrome baby blues merupakan gangguan suasana hati yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Kondisi ini menyebabkan ibu mudah sedih, lelah, lekas marah, menangis tanpa alasan yang jelas, mudah gelisah, dan sulit untuk berkonsentrasi. Terhitung sekitar 80 persen wanita yang baru melahirkan mengalami baby blues ini.

Saat dimasa-masa seperti itu, Bu Nida justru mendapati kenyataan bahwa sang suami telah berselingkuh, semakin bertambah sakit hatinya saat dia tau bahwa ternyata wanita itu telah mengandung buah dari perselingkuhan sang suami. Bu Nida mengalami patah hati yang teramat dalam, lukanya begitu parah hingga sulit diobati sampai sekarang. Sakit hati itu tentu kembali muncul dan membuatnya emosi saat melihat anak dari wanita itu hadir dan tinggal satu atap dengannya. Penjelasan dari sang suami memang sudah diterimanya dan dia sudah memaafkan ibu dari Nasha itu saat mengetahui ternyata wanita itu sudah meninggal dunia, tapi yang namanya sakit hati tentu sulit untuk menyembuhkannya.

"Mamah?" panggil Raya, matanya membulat dengan sempurna saat melihat sang ibu sudah ada dihadapan mata setelah tiga hari meninggalkan rumah.

Raya langsung berlari dan memeluk erat tubuh Bu Nida dengan perasaan yang sangat bahagia. "Mamah, aku kangen," ucapnya.

Bu Nida terkekeh pelan dan melepaskan pelukannya dari sang anak, dia mengusap lembut kepala Raya. Baginya, gadis itu tetaplah putri kecil kesayangannya.

"Mama bawain oleh-oleh loh," kata Bu Nida menunjukkan beberapa buah paper bag di tangan kanannya.

"Wah apa tuh, Mah?" tanya Raya yang langsung penasaran.

Bu Nida memilih untuk duduk dulu diatas sofa ruang tengah itu, disaat yang bersamaan pula Daniel keluar dari kamarnya dan Nasha baru keluar dari dapur setelah memasak. Semua orang mendadak berada diruang yang sama dalam waktu bersamaan.

Daniel berjalan mendekat kearah Mamanya. "Wah Mama udah pulang, rumah sepi banget gak ada Mama," ujarnya. "Bibi mana, Mah? Gak ikut pulang?" lanjutnya bertanya, dia duduk disamping kanan sang Mama karena di sebelah kiri sudah ada Raya.

"Bibi masih sakit. Mama gak mau maksain Bibi buat kerja sekarang, tapi kalau udah sembuh Bibi bakal balik kerja lagi. Insya Allah dua atau tiga hari lagi, tadi sih katanya udah lebih baik dari kemarin. Doain ya, supaya Bi Maimun bisa cepat sembuh dan balik kerumah."

"Aamiin," ucap Raya dan Daniel bersamaan.

Sambil menyapu lantai, Nasha dapat mendengar sekaligus melihat langsung ketiga orang itu. Sebenarnya menyapu hanyalah dalihnya, dia ingin menonton tv, tapi sungkan, alhasil berpura-pura menyapu dulu.

Bu Nida mengambil dua buah paper bag yang tadi diletakkan diatas meja, masing-masing satu diberikan pada Raya dan Daniel. "Ini oleh-oleh buat kalian," ucap Bu Nida penuh keceriaan.

Kedua anak itu menerima dengan senyum sumeringah dan langsung mengeluarkan isi paper bag itu. Nasha yang ada disamping mereka pun hanya sesekali menoleh sambil terus mengingatkan dirinya bahwa dia tidak akan mendapat jatah apapun, Bu Nida tidak akan membawakan apapun untuknya, dia hanya dianggap sebagai orang asing dirumah ini.

Life Is Boring (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang