52. Bersamamu | End

1K 76 15
                                    

Senyum tak henti-hentinya merekah dari bibir kedua mempelai yang tengah bersanding dengan bahagianya di atas pelaminan. Setelah dinyatakan sah sebagai suami istri, kedua orang itu tak henti-hentinya bergandengan tangan, seolah tak ingin lepas.

"Makasih untuk perasaannya yang tetap terjaga untuk aku." Nasha menatap dalam tepat pada manik hitam di depannya.

Pria itu tersenyum, dia membalas tatapan itu juga tak kalah dalam. "Insyaa Allah perasaan ini akan selalu aku jaga, kapanpun dan dimanapun aku berada. Jika suatu saat nanti aku pergi lama karena tugas, percayalah bahwa aku tak akan melupakan wanita istimewa yang juga selalu setia menungguku dan menjaga perasaannya untukku."

Nasha mengukir senyumnya. Wanita bergaun putih itu bersandar pada bahu pria berperawakan tegap di sampingnya itu.

"Akhirnya kita bisa bersama di waktu, tempat, dan keadaan yang terbaik menurut takdir."

Arga mengangguk kecil dengan senyum di bibirnya yang tak pernah hilang. Dia menggenggam telapak tangan wanita di sampingnya itu dengan penuh kehangatan.

"Maa Syaa Allah, saking asiknya romantis-romantisan sampai lupa sama tamu yang udah ngantri mau salaman," sindir Daniel pada dua orang itu. Di belakang Daniel sudah ada Dion yang juga ingin mengucapkan selamat pada sahabatnya itu.

Arga dan Nasha sontak terkejut. Nasha yang tadinya bersandar pada bahu Arga pun langsung bangkit dan kembali pada posisi awalnya. Kedua mempelai itu nampak tersenyum malu. Apalagi di belakang Daniel dan Dion juga sudah ada beberapa orang yang ingin bersalaman dengan mereka.

Daniel menjabat tangan Arga sebelum berpelukan singkat, lalu melepasnya. Kakak dari Nasha itu menatap dalam pria yang kini menjadi pendamping hidup sang adik. "Jaga adik gue sebaik mungkin. Jangan sampai dia nangis karena sakit hati, air mata perempuan itu mahal."

Arga mengangguk. "Siap! Insyaa Allah."

Daniel tersenyum, dia menepuk pundak Arga sebelum beralih pada Nasha.

Dion pun melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Daniel sebelumnya. Dia menjabat tangan Arga, lalu berpelukan singkat. "Selamat menempuh hidup baru. Semoga sakinah mawaddah warahmah. Gue gak punya pesan apa-apa buat lo, karena gue yakin lo yang sekarang udah jauh lebih dewasa dan lebih bijak dari yang pernah gue kenal dulu. Gue cuma bisa doain yang terbaik aja buat lo sama Nasha. semoga cepat dapat momongan, ya."

Arga tertawa kecil mendengarnya. "Aamiin, makasih udah datang, yon."

"Nikahan sahabat gue, masa gue gak datang?"

"Haha iya-iya, semoga bentar lagi giliran gue yang dateng ke nikahan lo."

"Gue belum sukses, susah kalo mau nikah. Bakal lama kalo nungguin nikahan gue, nikahan Daniel dulu nanti."

Arga menepuk pundak Dion. "Insyaa Allah sebentar lagi Virsakha Dion Ranendra akan sukses, semoga segala usaha lo di mudahkan oleh Allah."

Dion tersenyum. "Aamiin."

Di samping Dion dan Arga, kedua kakak beradik itu tengah saling berpelukan.

Seketika ada rasa haru yang mendominasi membuat mata Nasha seolah memanas dan berembun. Daniel melepaskan pelukan itu, dia menatap adiknya dalam.

"Sekarang lo udah jadi istri orang. Perasaan baru kemarin datang ke rumah." Daniel mengenang hari pertama saat Nasha dibawa oleh Papanya ke rumah. Saat itu dia tidak bisa menerima gadis itu sampai akhirnya Nasha berhasil meluluhkan hati keluarganya dengan kebaikan dan ketulusannya.

Nasha tersenyum penuh haru, matanya yang berembun itu terus dia tahan agar tidak meneteskan air mata.

"Jadilah istri yang baik dan patuh pada suami. Kalau Arga bertindak aneh-aneh, lapor aja ke gue, ya." Daniel melirik Arga seraya tersenyum jahil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Life Is Boring (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang