Jika banyak pasangan yang memilih untuk movie date di bioskop, sepasang kekasih yang sama-sama gila kerja itu memilih untuk menghabiskan waktu mereka di dorm apabila memiliki waktu liburan. Setelah lelah beraktivitas, Soonyoung dan Jihoon memilih untuk menghabiskan kencan mereka di kamar Soonyoung dengan menonton beberapa film.
Entah sudah berapa jam mereka menonton, bahkan beberapa kali para member mencari mereka karena dua insan itu sama sekali tidak mengeluarkan suaranya dan fokus menonton film yang mereka tonton. Sembari tubuh yang saling mendekap hangat satu sama lain, pun Soonyoung yang sesekali memberika sebuah kecupan ringan di pelipis Jihoon atau di keningnya itu walaupun beberapa kali terdistrak, tetapi tetap menikmati acara televisi yang disuguhkan.
Jihoon sendiri juga terlihat tidak banyak bicara dan menikmati pelukan hangat sang kekasih yang membungkus tubuh mungilnya. Bahkan ia sama sekali tidak melancarkan sebuah protes atau cacian kepada Soonyoung ketika kecupan-kecupan ringan itu mendarat tepat di wajahnya. Yang bikin herannya lagi, pria yang biasanya menendang jauh kekasihnya agar tidak dekat-dekat dengannya itu ketika Soonyoung menjatuhkan kecupan yang cukup lama di keningnya, lelaki itu justru merangsek semakin dalam ke dekapan sang kekasih. Menyamankan dirinya di pelukan sosok yang paling dicinta.
Waktu sudah menunjukkan hampir pukul tiga sore ketika Jihoon meremat kaos yang dipakai Soonyoung dengan sedikit gerutuan dari bibirnya.
"Soonyoung, aku lapar ...." rengek pria itu sambil mengusap-usap perutnya. "Lihat, dia sudah bersuara." Bahkan kini dia menunjuk-nunjuk ke arah perutnya yang memang sudah berisik, seperti ada marching band di dalam sana yang mendemo minta diberikan makanan.
Lengkap dengan bibir yang menekuk dan tatapan mata memohonnya, Jihoon kini bangkit dari tidurnya dan melepaskan dirinya dari dekapan Soonyoung—walaupun sebenarnya tidak rela.
Sementara Soonyoung sendiri yang mendengar gerutuan manis dari sang kekasih itu tersenyum lembut sembari ikut mendudukkan dirinya.
"Kalau begitu mau makan apa?"
Dalam situasi begini pun Jihoon rasa-rasanya ingin menyublim saja atau cosplay jadi remote televisi karena kalau dia diperlakukan seperti ini terus bisa-bisa jantungnya terjun payung. Soonyoung memang paling tahu kalau soal meredakannya kalau sedang merajuk ingin sesuatu.
Yang Soonyoung lakukan adalah menarik lembut lengan kekasihnya sambil menggapai sebelah wajahnya untuk kemudian ditangkup dan dibawanya ke dalam ciuman lembut. Satu, bahkan dua lumatan ia haturkan di belah manis nan candu milik kekasihnya. Tidak perlu lama sebab hanya sekadar menyampaikan rasa sayangnya.
Jihoon langsung melunak seketika. Bibir yang semula mencebik dan juga menggerutu itu lenyap. Hilang entah ke mana. Tatapan lembut penuh kasih sayang yang Soonyoung suguhkan seolah memerangkapnya di dalam sana. Membuatnya senantiasa jatuh semakin dalam pada pesona yang Soonyoung tawarkan. Jika jatuh ke dalam jurang cintanya Soonyoung, Jihoon terima-terima saja; begitulah kisah cinta mereka.
Sesi yang seharusnya diisi dengan topik 'ingin makan apa' itu berganti menjadi bermadu kasih, bertukar tatapan cinta, dan saling menyelami jurang cinta. Ya, kalau kata anak zaman sekarang namanya budak cinta.
Dirasa pipinya memanas dan kemungkinan terbesarnya adalah dia yang akan salah tingkah, Jihoon segera memutuskan pandangan matanya yang sedaritadi sibuk bertatapan dengan manik hitam milik kekasihnya. Soonyoung sendiri paham betul alasan kekasihnya memutus kontak mata itu, tetapi ia memilih diam dan kembali mengagumi keindahan yang disuguhkan di hadapannya.
Tidak tahan terus ditatap penuh puja yang justru membuat Jihoon kelabakan, lelaki itu dengan cepat mengubur wajahnya di ceruk leher Soonyoung sembari menggeram rendah. "Jangan menatapku terus," keluhnya.
Soonyoung terkekeh pelan mendengarnya. "Kenapa?"
"Malu."
"Kenapa harus malu? Aku 'kan kekasihmu."
"Justru itu!" sergah Jihoon sambil membenamkan semakin dalam wajahnya di ceruk leher Soonyoung. "Jantungku," cicitnya
"Jantungnya kenapa?"
"Aduh, ini berdebar kencang sekali gara-gara kau!"
Jihoon yang mendengar kekasihnya yang malah tertawa itu jadi sedikit kesal sekaligus malu karena sudah berterus terang. Namun, lagi-lagi Soonyoung menangkap sebuah sinyal di mana Jihoon yang malu berterus terang.
"Aku tertawa bukan karena kau berterus terang, justru aku suka kau jujur begitu. Terus salah tingkah untukku, ya. Gemas sekali kekasihku ...."
Kalimat yang Soonyoung ucapkan itu justru memperparah salah tingkah si mungil. Jantungnya menggila hanya karena kalimat yang terucap dari bibir kekasihnya.
"Tapi, Sayang, mau sampai kapan seperti ini? Tadi katanya mau makan?" Kedua tangan Soonyoung kini berusaha melonggarkan pelukan erat sang kekasih dengan cara mendorong sedikit pinggang ramping lelaki di hadapannya.
"Masih malu," cicit pria itu.
"Lalu, bagaimana?"
"Sebentar dahulu."
Dengan sabarnya Soonyoung tersenyum sembari mengusap hangat punggung kekasihnya dan setia menunggu acara malu-malu kekasihnya. Pun yang hingga akhirnya mereka berdua makan setelah dua jam dari sesi malu-malu itu.
Kalau ditanya kenapa lama, ketika Soonyoung menggiring kembali ke topik 'ingin makan apa', Jihoon malah bertanya balik dan Soonyoung pun menjawab dengan segala keusilannya, tetapi justru berawal dari keusilannya itulah yang membawanya ke surga dunia bersama sang kekasih.
"Ingin makan dirimu."
"Boleh ...."
catetan:
lagi ingin update di sini...
jangan lupa tinggalkan jejak yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
SoonHoon Collection II
FanfictionCoretan gaje author part 2 yang penikmat kemanisan dari couple yang satu ini ✨ Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada...