Saat ini dua orang makhluk menggemaskan di atas ranjang milik ketua dari performance team itu tengah terduduk nyaman dengan Soonyoung yang bersandar pada dinding dan Jihoon yang berada di tengah-tengahnya. Lelaki berambut cokelat itu memegang ponsel di tangannya seraya menonton drama yang akhir-akhir ini begitu digandrungi oleh para remaja.
Her Private Life.
Cerita tentang seorang wanita yang menggeluti dunia karya seni yang tak bisa lepas dari kehidupannya sebagai seorang fangirl. Wanita yang harus menyembunyikan jati dirinya sebagai seorang fangirl dikarenakan satu dan dua hal.
Dengan tangan yang melingkar erat di pinggang kekasihnya dan dagu yang bersandar di bahu si mungil, Soonyoung dengan usil menjatuhkan beberapa kecupan kilat di pipi atau pun lehernya dan beberapa kali pula Soonyoung dapat pukulan cinta dari sang kekasih.
"Tidak, jangan pergi," komentar Jihoon saat melihat sang pemeran wanita meninggalkan pemeran prianya berdiri di lapang parkir sendirian. "Ish, kembali. Dia sudah membelikan bunga untukmu!" geram Jihoon.
"Oh, hatiku sakit melihat dia ditinggalkan begitu..." gumam Jihoon seraya menyentuh dadanya seolah ia bisa merasakan apa yang tokoh pria itu rasakan. Sedang mendramatisir.
"Hatimu sakit karena menonton drama?" tanya Soonyoung seraya mengambil ponsel di tangan kekasihnya dan membawanya berbaring.
"Iya!" jawab Jihoon lantang. "Tapi, si direktur itu tampan juga. Manis pula," sambungnya disertai senyum manis dengan pipi yang merona.
"Aku juga tampan dan manis," imbuh Soonyoung.
Jihoon mendengus setelah mendengar perkataan Soonyoung tersebut. "Kau manis di awal saja saat mendekatiku dulu, cih!"
"Memangnya sekarang tidak?"
"Sekarang kau lebih sering menjahiliku, membuatku marah, membuatku kesal, dan membuatku ingin memukulmu."
Diam. Tatapan Soonyoung seketika berubah. Wajahnya yang semula menampilkan raut wajah usilnya, kini berubah datar. Sorot matanya tajam. Sepertinya Jihoon salah bicara.
"Kau tak suka?" tanya Soonyoung dingin. Tangan Soonyoung yang semula melingkar di pinggang Jihoon pun berusaha ia tarik, tapi sayangnya Jihoon lebih dahulu meraih kembali tangan Soonyoung.
"B–bukan begitu..." katanya.
"Kau tak suka, Lee Jihoon–ssi?"
"M–maksudku—"
Soonyoung menarik pelan lengannya yang dipakai oleh Jihoon sebagai bantalan kepalanya. Lengan yang semula melingkar di pinggang Jihoon pun telah lepas dari genggaman Jihoon. Soonyoung memutuskan untuk membalikkan tubuhnya memunggungi sang kekasih mungilnya yang kini menatap sendu ke arah punggung Soonyoung.
"Selamat malam, Lee Jihoon–ssi."
"Soonyoung–ah, mianhae." Lelaki yang lebih muda berusaha untuk menusuk-nusuk lengan kekasihnya dengan menggunakan jari telunjuknya. Namun, Soonyoung tetap tak berkutik. Alhasil, Jihoon menghela napasnya. "Selamat malam," tuturnya pelan seraya turun dari ranjang Soonyoung dan berjalan gontai.
Lelaki yang memiliki mata seperti jam sepuluh lewat sepuluh membuka matanya. Ia terkikik geli kala melihat Jihoon yang berjalan gontai ke luar dari kamarnya. Suaranya saat meminta maaf pun terdengar menggemaskan bagi Soonyoung. Bayi beruangnya sedih akibat dijahili oleh dirinya.
"Kurasa jahilku yang ini terlalu berlebihan."
---
"Tunggu, Jihoonie."
Lelaki bermata sipit itu menahan pergelangan tangan sang kekasih saat ia hendak menuruni tangga ke lantai enam.
"Jangan marah," katanya.
"Kukira kau sudah tidur," gumam Jihoon. "Dan juga, aku tidak marah. Bukankah aku yang seharusnya berkata begitu?"
"Ayo, tidur."
"Ini aku mau tidur. Aku akan tidur di kamarku saja," jelas Jihoon.
"Tidak. Tidur denganku saja, ya?"
Jihoon pun menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku tahu kau masih kesal dengan ucapanku tadi. Aku akan memberikanmu waktu untuk sendiri."
"Hei, aku tidak marah sungguh. Hanya berniat menjahilimu lagi, mungkin?" ucap Soonyoung seraya menangkup wajah manis kekasihnya.
"Ah, mwoya..." keluh Jihoon dengan bibir yang sekarang menekuk ke bawah.
Lelaki sipit yang merasa berhasil telah mejahili kekasihnya itu menarik si mungil untuk masuk ke dalam dekapannya yang hangat.
"Kau tahu," bisik Soonyoung tepat di sebelah telingat Jihoon. "Aku dengar kalau ada seseorang yang sering menjahilimu itu berarti dia suka padamu," sambungnya.
"Lalu?"
"Kurasa itu benar, Jihoonie." Lelaki yang menyandang status sebagai kekasih dari Lee Jihoon itu semakin mendekatkan bibirnya dengan telinga Jihoon. "Aku menjahilimu karena aku menyukaimu, Sayang."
"Aku tahu," lirih Jihoon seraya menyembunyikan wajahnya yang memerah bak tomat di ceruk leher Soonyoung.
Bermenit-menit mereka betah saling memeluk satu sama lain. Keheningan pun pecah kala Soonyoung memanggil namanya.
"Tidur?" tanyanya seraya memainkan dagu kekasihnya.
Jihoon mengangguk sebagai jawaban. Lelaki itu membawanya ke dalam ciuman lembut sebentar, lalu menjatuhkan kecupan di dahi, turun ke pipi, dan berakhir di bibir Jihoon lagi.
"Ayo, aku mengantuk." Alhasil, Jihoon pun ditarik kembali ke kamar Soonyoung. Hingga keesokan harinya, Jihoon bangun di dekapan Soonyoung.
catetan:
Telat ga sih aku baru nyari uchiwa uji yang hana?😭 gila sih itu lucu bangett ga ngerti lagi. Senyumnya mengalihkan duniaku deh pokoknya😭
Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
SoonHoon Collection II
FanfictionCoretan gaje author part 2 yang penikmat kemanisan dari couple yang satu ini ✨ Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada...