Jihoon itu lucu, betul?
Siapa pun tidak dapat memungkiri itu. Anggota grupnya, staf, bahkan sampai orang-orang di sekitarnya pun berucap demikian. Daya tarik dari kelucuan yang mencuat itu menjadi ciri khas dari Jihoon.
Apalagi sekarang.
Entah siapa yang punya ide untuk mewarnai rambut Jihoon dengan tiga warna gradasi yang apik, tetapi yang jelas Soonyoung ingin berterimakasih pada beliau. Bahkan semenjak tampil perdana di hadapan Soonyoung setelah Jihoon mewarnai rambutnya, lelaki itu tak pernah lepas mencuri tatap pada si kekasihnya yang manis itu.
Jihoon itu sudah manis, ditambah warna rambutnya yang seperti itu, Soonyoung siap kalau-kalau Jihoon mau menghabisi isi dompetnya sebab apapun akan ia berikan padanya meskipun Jihoon meminta seisi dunia.
Selain menatap terus menerus, Soonyoung juga jadi semacam lintah. Iya, dia terus menempel pada sang kekasih. Kadang mengusap lengannya, menyentuh pipinya, merangkul pinggangnya, atau bahkan sesekali mengecup bahu Jihoon.
Sudah si mungil coba untuk meninju perut si tengil itu, tetapi memang tidak ada kapoknya saja orang itu. Alhasil Jihoon membiarkan lelaki itu berlaku sesukanya selama ia tidak melakukannya di depan banyak orang.
Seperti saat ini, padahal proses syuting sedang berlangsung, tetapi dengan seenak jidat Soonyoung malah memeluknya seakan-akan mengutarakan kegemasannya. Jihoon ingin marah, ingin menjambak rambut lelakinya, tetapi kamera masih menyala. Jihoon hanya bisa berharap kalau nanti adegan 'mesra' itu tidak dimasukkan oleh tim editing ke MV mereka.
"Lihatlah pandangan Soonyoung hyung pada Jihoon hyung, tatapan penuh cinta." Ini Seungkwan yang berbicara ketika melihat hasil dari proses take yang baru dilakukan.
"Tapi, bukankah Jihoon hyung sangat lucu di sini?" Kini giliran Seokmin yang berbicara. "Senyumnya lucu sekali, aku jadi ingit gigi pipinya."
"Jihoon hyung itu lucu, tapi dia suka menolak saja. Gengsi mungkin." Seungkwan mengangkat kedua bahunya sambil bersidekap di depan monitor yang masih menampilkan adegan yang baru mereka ambil.
"Omong-omong, ke mana mereka?"
"Bilangnya padaku tadi mau cium Jihoon hyung dahulu." Seokmin yang mendengar jawaban yang diutarakan Seungkwan hanya bisa menghela napasnya.
"Dasar mereka itu."
---
Memang betul apa yang dikatakan Seungkwan, pasalnya Jihoon sekarang sudah berada di pelukan Soonyoung yang sedang sibuk diberikan ciuman oleh Soonyoung.
Si mungil itu sedikit kewalahan mengimbangi tautan bibir yang dilakukan oleh sang kekasih. Jihoon tahu, bahkan sangat tahu bahwa saat ini Soonyoung sedang tidak bisa menahan perasaan menggebu-gebu yang dirasakan olehnya.
Dengan satu tangannya yang berada di bagian belakang kepala Jihoon dan yang satunya melingkar di pinggang rampingnya, pria itu mendominasi kegiatan ciuman mereka.
Jihoon meremat kedua bahu Soonyoung dengan kuat sebagai tanda bahwa ia perlu kembali mengatur respirasinya akibat tautan panjang yang diciptakan oleh sang kekasih. Soonyoung mengerti dan memberikan ruang untuk ia bernapas.
Bibir tipis itu terbuka untuk kemudian dengan sedikit terburu-buru menghirup udara yang dapat menghilangkan sedikit sesak yang ia rasakan dengan wajah yang masih berjarak sangat dekat dengan sang kekasih. Bahkan puncak hidung bangir mereka masih saling bersentuhan.
Selagi menetralkan laju respirasinya yang berantakan, Soonyoung menjatuhkan kecupan-kecupan seringan kupu-kupu di area wajah manis si empu dan turun sesekali ke tengkuknya. Kecupan di tengkuk Jihoon menuai sengatan macam listrik sehingga ia perlu memejamkan matanya dan sedikit meremas bahu Soonyoung yang dengan jahilnya malah meniupkan angin kecil di sekitar telinganya.
"Soonyoung ...," keluhnya dengan wajah memerah padam.
"Apa?" balas si tengil itu sembari menyentuh puncak hidung kekasihnya.
"Jangan ditiup, geli."
Pria itu terkekeh atas keluhan manis yang keluar dari bibir tipis si mungil. Pun karena keluguan serta kemanisan itulah yang membuat Soonyoung kembali menyatukan belah bibir mereka. Namun, sebelum benar-benar menyatukan bibirnya dengan bibir tipis Jihoon, lelaki itu memberikan kecupan di sekitar ranum Jihoon. Kedua ujung bibirnya ia kecup agak lama, barulah kemudian ia kembali mampir untuk menjatuhkan kecupan hangat di ranum senada kelopak mawar itu.
Tidak lama, pun tidak sedalam sebelumnya. Hanya sebuah kecupan biasa yang setidaknya mampu sedikit mengutarakan gemas yang Soonyoung rasakan sekarang. Lantas setelahnya pria itu menangkup wajah Jihoon dan menatap pahatan Tuhan yang baginya sangat sempurna.
"Kenapa?" tanya Jihoon yang bersamaan dengan kecupan Soonyoung di pipinya.
"Kalau kau begini terus aku mana bisa tahan, Sayang."
"Aku padahal diam?"
"Diam saja kau menggemaskan begini. Aduh, aku tidak kuat!" ucap Soonyoung mendramatisir sambil memeluk erat kekasihnya yang sekarang merengek karena sesak.
"Soonyoung, lepaskan. Aku tidak bisa bernapas!"
"Aku lepaskan, tapi cium sekali lagi, ya?"
Hening sejenak. Soonyoung padahal sudah siap atas penolakan yang akan ia terima sebab sebenarnya juga ia hanya bercanda bicara begitu pada Jihoon, tetapi jawaban dari Jihoon membuat Soonyoung malah jadi semakin menggebu-gebu.
"Dua atau tiga kali juga tidak apa-apa."
catetan: Hai! Balik lagi nih sama short story di lapak ini~~~
Gimana nih kabar kalian setelah liat adegan romantis pasangan kita satu ini di MV Darling?
Pusingkah? Pingsan? Loncat-loncat?
Mana Jihoonnya lucu banget di situ, mau nangis aja T____T
Aku sebenernya udah ada niat dari lama buat cerita ini, tapi baru ada waktu buat nulisnya sekarang huhuhu, maafkan
Btw jangan lupa tinggalkan jejak yaa
KAMU SEDANG MEMBACA
SoonHoon Collection II
FanfictionCoretan gaje author part 2 yang penikmat kemanisan dari couple yang satu ini ✨ Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada...