"Kwon Soonyoung!" pekik lelaki bertubuh mungil yang kini mencebik kesal dengan kedua tangannya yang berkacak pinggang. Helaan napas lelaki itu begitu memburu.
Dia marah.
Rasa marah dan frustrasinya itu ia lampiaskan pada rambut hitamnya yang ia acak-acak dengan kasar. "Bagaimana dia bisa seperti itu, huh?" keluh lelaki itu pasrah.
Jihoon tidak sanggup lagi rasanya melihat setiap tingkah yang kekasihnya itu buat. Padahal dia yang juga dahulu berjanji untuk merahasiakan hubungan mereka, tapi dia juga yanh justru sekarang dengan gilanya terang-terangan memanggil dirinya dengan banyak panggilan sayang.
Sekarang apa lagi?
Woozi baby.
Woozi baby.
Memikirkannya saja membuat kepala Jihoon sakit dan membuat perasaannya tidak karuan. Helaan napas keluar dari mulut lelaki yang kini mendudukkan dirinya di sofa studionya. Kedua kakinya ia entakan berkali-kali guna melampiaskan frustrasinya yang masih juga bersarang dalam dirinya.
Tak lama dari itu, sosok yang membuatnya uring-uringan itu datang dengan senyum lebar di bibirnya. Namun, senyumnya itu mendadak luntur ketika melihat kekasihnya duduk sambil menjambak rambutnya.
"Sayang, kau—"
"Sudah kubilang berapa kali, Kwon?"
Soonyoung mengernyitkan dahinya. "Apa?"
"Tentang hubungan kita."
Mendengar kalimat serius yang terucap dari bibir kekasihnya itu membuat Soonyoung sedikit cemas. Lelaki itu mendudukkan dirinya tepat di sebelah Jihoon.
"Kenapa hubungan kita?"
Helaan napas kembali terdengar keluar dari bibir Jihoon. Tidak hanya sampai di situ, Jihoon juga menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Jemari cantik yang terpasang dua cincin indah itu ia pakai untuk menutup wajahnya. Dua cincin itu adalah cincin grup dan cincin emas putih kecil di jari manis pemberian Soonyoung.
Tepat saat berniat untuk membuka suaranya sambil meraih jari cantik kekasihnya itu, suara tangisan lirih tiba-tiba saja terdengar dan itu berasal dari Jihoon. Sontak hal itu membuat Soonyoung panik setengah mati. Apa yang aku perbuat kali ini? batin Soonyoung.
"Jihoonie, kau kenapa?" tanyanya dengan begitu pelan agar tangisan lelaki di depannya itu tidak semakin keras.
Namun, Jihoon sama sekali tidak merespon pertanyaan Soonyoung itu. Dengan penuh kehati-hatian, Soonyoung menarik pelan tubuh kekasihnya itu untuk ia bawa ke dalam pelukannya. Beruntungnya Jihoon sama sekali tidak menolak.
Walaupun Soonyoung tidak tahu apa yang membuat Jihoon menangis, Soonyoung sebisa mungkin untuk memberikan kata-kata penenang pada lelaki yang berada di pelukannya ini. Kata-kata seperti, 'tidak apa-apa', 'semua akan baik-baik saja', dan 'ada aku di sini' ia rapalkan bak sebuah mantra.
Dan sepertinya mantra itu berhasil. Jihoon perlahan-lahan mulai tenang dan kini ia menyandarkan kepalanya di bahu Soonyoung. Tangannya yang semula ia pakai untuk menutupi wajahnya pun kini sudah beralih menjadi memeluk Soonyoung. Sejumput kain dari baju yang Soonyoung pakai diremat oleh kesepuluh jari jemari kekasihnya.
Keheningan melingkupi kedua insan itu untuk beberapa saat sampai Jihoon buka suara dengan nada lemasnya. "Semua akan baik-baik saja, bukan?" tanya Jihoon pelan.
Soonyoung sedikit menundukkan kepalanya guna menatap kekasihnya yang juga kini menatapnya dengan tatapan sayunya. Diberikannya dengan singkat kecupan di dahi Jihoon. Walaupun hanya sebentar, tetapi Jihoon bisa merasakan kehangatan dari sana yang kini membuatnya semakin merapatkan dirinya pada Soonyoung.
"Semua akan baik-baik saja, Sayang. Ada aku yang akan selalu di sampingmu," katanya. Harap-harap itu akan sedikit menggugurkan cemas yang kini menggerogoti hati dan pikiran kekasihnya.
"Boleh aku tahu apa yang kau pikirkan?" Sambil mengusap pelan pipi si mungil itu Soonyoung kembali bersuara.
Jihoon menggeleng-gelengkan kepalanya dengan pelan. "Aku hanya begitu khawatir tadi, kalau sekarang sudah baik-baik saja," balasnya.
"Apa yang kau khawatirkan?"
"Yang sedang dihebohkan Carat hari ini."
Soonyoung untuk beberapa detik ke depan dibuat bingung oleh pernyataan tersebut. Ia tidak mengerti maksudnya. Namun, ketika ia melihat foto dari ponsel Jihoon yang masih menyala, ia langsung ingat.
"Woozi baby? Itu yang kau khawatirkan?"
Jihoon mengangguk pelan sambil merapatkan lagi tubuhnya dengan Soonyoung. Selain itu, ia juga meremat lebih kuat lagi kaos kekasihnya. Mengerti kalau tulisan Soonyoung itu membuat kekasihnya khawatir, ia pun mengusap tubuh Jihoon dengan lembut dan sesekali menjatuhkan kecupan di dahi atau di pelipisnya.
"Maaf kalau itu membuatmu khawatir," lirihnya.
Jihoon menggelengkan kepalanya pelan untuk yang kedua kalinya. "Tidak, aku sudah tidak apa-apa sekarang," katanya.
"Kalau tadi?"
Jihoon terdiam sebentar, lalu akhirnya menghela napasnya panjang sebelum menjawab. "Aku hanya takut nantinya ada sesuatu yang tidak diinginkan datang menimpa kita berdua ...," jelasnya, "Akunya saja yang terlalu mengkhawatirkan itu," sambungnya lagi.
Soonyoung langsung menggelengkan kepalanya ketika mendengar perkataan yang keluar dari bibir kekasihnya itu. "Tidak, aku juga ceroboh di situ. Aku menulis karena ingin menunjukkan kasih sayangku padamu, aku tidak berpikir itu akan membuatmu khawatir."
"Eum, aniya ... aku sudah tidak apa-apa sekarang," tutur Jihoon.
"Kau yakin?"
Jihoon mengangguk sambil menatap ke arah Soonyoung. Lama mereka saling tatap, Jihoon pun mengukirkan senyumannya yang membuat Soonyoung ikut menerbitkan senyumnya. "Maaf karena membuatmu cemas juga," ujar Jihoon dengan tangan yang kini melingkar di ceruk leher Soonyoung.
"Tidak, tidak. Itu bukan masalah besar."
Diberikannya satu kecupan cepat di bibir Jihoon yang membuat keduanya terkekeh dengan ujung hidung yang masih bersentuhan. "Jangan takut, ya. Apa pun yang terjadi ke depannya nanti, aku akan terus bersamamu."
Entah kata apa yang bisa menggambarkan perasaan Jihoon sekarang. Ia hanya bisa tersenyum, lalu membawa kekasihnya itu ke dalam ciuman hangat.
catetan:
Halo, aku mau ngasih kabar juga, nih.
Aku ada AU baru di twitter.
Ayo, mampir~
KAMU SEDANG MEMBACA
SoonHoon Collection II
FanficCoretan gaje author part 2 yang penikmat kemanisan dari couple yang satu ini ✨ Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada...