12. Nyanyianku Untukmu

3.5K 358 21
                                    

Beautiful
Your eyes that looked at me
Your voice that called out to me
Everything, everything
To me, everything about you






Seperti hari-hari biasa, pria bertubuh mugil yang menyandang status sebagai ketua dari vokal tim itu mengurung dirinya dalam sebuah ruangan besar dengan pencahayaan yang minim, yaitu studio pribadinya.

Jihoon datang ke sana bukan untuk bekerja, hanya untuk sekadar duduk santai atau bermain game di komputernya. Namun, hari ini Jihoon lebih memilih untuk menyalakan televisinya dan menonton sebuah acara talkshow.

"Bosan sekali," rutuk Jihoon sambil meregangkan badannya.

Namun, rasa bosannya kini teralihkan karena mendengar sayup-sayup suara orang bernyanyi. Ia melihat ke arah gagang pintunya yang mulai bergerak yang menandakan bahwa ada yang membuka pintunya.

"Yeppeosseo..."

Ternyata itu Soonyoung. Lelaki itu bernyanyi dengan penuh semangat sekali. Sementara Jihoon kini mengerutkan dahinya melihat sang kekasih yang terus bernyanyi seperti tak kenal lelah itu.

"Nal barabwa judeon geu nunbit..."

Sekarang lelaki itu sudah duduk di sebelah Jihoon dengan menghadap ke arah pria mungil yang menatapnya keheranan. Bahkan kini pria yang menyandang status sebagai kekasih dari Lee Jihoon itu sudah menangkup wajah si mungil dengan sebelah tangannya. Ditambah lagi dengan jarak wajah mereka yang sangat dekat dan ibu jari Soonyoung yang membelai lembut pipi mulusnya.

"Nal bulleojudeon geu moksori... da... da.. geu modeun ge naegen..."

Asal kalian tahu, tatapan Soonyoung benar-benar membuat jantungnya berdegup dengan kencang. Bahkan rasa-rasanya Soonyoung akan bisa mendengar suara dari degup jantungnya yang menggila. Ia pun yakin sekali kalau pipinya sudah merona sebab pesona yang kini kekasihnya pancarkan.

Lelaki itu terus bernyanyi dengan menatap lurus ke arah mata Jihoon yang kini membeku di hadapannya. Soonyoung dapat melihat jelas bagaimana perlahan-lahan pipi mulus kekasihnya itu memerah. Walaupun penerangan di studio Jihoon tergolong minim, tetapi Soonyoung dapat melihat jelas bagaimana rona merah itu menjalar di pipi kekasihnya.

"Neon neomu yeppeosseo..."

Setelah selesai, diberikannya satu kecupan singkat pada bibir sewarna buah plum milik kekasihnya yang juga masih terdiam. "Bagaimana?" tanya Soonyoung, "kau suka?" sambungnya kemudian sembari mengusap pelan wajah kekasihnya.

"S–suka," cicit Jihoon.

"Baguslah kalau kau suka." Soonyoung pun kini berdiri dari duduknya dan menarik tangan Jihoon. "Sekarang bantu aku merekam lagu ini untuk Carat."

Jihoon yang semula tersipu malu karena ia pikir Soonyoung bernyanyi untuknya itu langsung malu seketika. Sialan, kenapa aku harus merona tadi! batin Jihoon.

Satu pukulan pun mampir ke kepala Soonyoung yang langsung mengaduh kesakitan. "Kenapa memukulku?" tanya Soonyoung sambil mengusap kepalanya.

"Kau membuatku malu, sialan!"

"Apanya yang membuatmu malu?" tanya Soonyoung yang tak mau kalah dalam perdebatan mereka.

"Lagu itu!" pekik Jihoon.

"Ada apa dengan lagu itu?"

"Bukan untukku!"

Jihoon buru-buru mengatupkan bibirnya dan memukul-mukul bibirnya karena keceplosan akibat amarahnya yang meletup-letup itu. Wajahnya yang memerah itu semakin merah. Sementara Soonyoung yang mendengar itu sedang menahan tawanya saat ini.

"Jangan tertawa!" geram Jihoon yang kini sudah menunduk dengan bibir yang mencebik dengan lucunya.

Soonyoung tetap tidak bisa untuk tidak menahan tawanya akibat penuturan dari sang kekasih itu, tetapi itu membuat Jihoon malah semakin geram dan malu sekaligus.

"Hei," tutur Soonyoung pelan seraya mendongakkan kepala kekasihnya untuk menatap ke arahnya.

Jihoon kira Soonyoung akan berbicara sesuatu, tetapi justru lelaki itu malah membawanya ke dalam sebuah tautan lembut. Tangan Jihoon yang semula mengepal erat di samping tubuhnya bahkan sekarang sudah berada di bahu Soonyoung sedang meremat hoodie yang lelaki itu pakai.

Ciuman itu berubah menjadi lumatan-lumatan kecil yang Soonyoung berikan pada bibir manis kekasihnya. Selain itu juga Soonyoung membawa tubuh mereka berdua ke dekat sofa untuk kemudian membaringkan tubuh Jihoon di sana tanpa melepas pagutan mereka. Soonyoung mendorong pelan tubuh Jihoon yang sama sekali tidak melakukan perlawanan.

Selepas Soonyoung menjauhkan bibirnya, Jihoon dengan rakus menghirup udara yang ada untuk kembali memenuhi pasokan oksigen yang sempat terhambat prosesnya akibat kegiatan mereka tadi. Bibir mengkilap yang kini sedikit membengkak itu kembali Soonyoung jatuhkan sebuah kecupan lantas menggigit kecil hidung bangir Jihoon setelahnya yang membuatnya melenguh pelan.

"Bantu dulu aku merekam lagu ini, setelahnya aku akan bernyanyi untukmu sampai kau puas," ujar Soonyoung.

Terlukislah sebuah senyum manis di bibir Jihoon dengan rona merah yang menjalar kembali di pipinya. Persetan dengan gengsi, yang Jihoon inginkan sekarang hanya satu.

Mencium kekasihnya.




catetan: Sebenernya ide ini tuh udah ada dari kapan cuma baru kesampean buatnya sekarang, but by the way jangan lupa untuk tinggalkan jejak, ya... 




SoonHoon Collection IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang