.
.
Seolah tak terjadi apa pun
Aku berkata pada diriku sendiri bahwa ini adalah mimpi
Saat aku menutup mataku dan membukanya kembali
Aku ingin bangun dengan perasaan yang lega
.
.
***
Stand by, rolling, and action!
"Kembali lagi dengan saya Emily di acara mingguan kita, yaitu Check In. Saya tidak sendiri tentunya. Saya sudah bersama salah seorang seniman musik yang sudah merintis karirnya di dunia musik sebagai komposer muda yang hebat. Dia adalah Woozi." Emily mengalihkan pandangannya pada Jihoon yang kini tengah tersenyum hangat pada kamera.
"Woozi, kau bisa memperkenalkan dirimu dulu," tawar Emily.
"Halo, perkenalkan namaku Woozi dari Double You Entertainment," ucapnya seraya melambaikan tangannya ke arah kamera dengan senyum yang terukir di bibir tipisnya.
"Woozi, apa itu nama aslimu?"
"Bukan," jawab lelaki itu. "Nama asliku adalah Lee Jihoon. Woozi adalah nama pemberian seseorang. Dia selalu memanggilku Woozi," jelasnya.
Emily pun mengerutkan keningnya. "Apa makna dari kata Woozi sebenarnya?"
Jihoon terkekeh dengan wajah yang sedikit memerah mendengar pertanyaan itu. "Woozi atau yang ditulis dengan hangeul Uji adalah Uri Jihoonie."
"Wah, terdengar sangat manis. Siapa yang memberi panggilan itu?"
Wajah lelaki mungil itu seketika berubah. Sorot matanya yang semula teduh kini berubah menjadi sarat akan kesedihan yang ia pendam. Senyum kaku pun terpatri di bibirnya. Ia melirik ke arah manajer yang sekaligus adalah sahabatnya, Jeon Wonwoo.
Lelaki bertubuh tinggi itu menatap lembut ke arahnya. "Kau bisa," katanya tanpa suara.
"Eum... panggilan itu dari seseorang yang berharga untukku..." lirih Jihoon.
Wanita yang menjadi penanya tersebut seolah mengerti akan raut wajah yang ditampilkan oleh Jihoon pun segera mengalihkan pertanyaan tersebut.
"Woozi, kau akan memulai debutmu di tanggal sepuluh desember nanti. Apa yang membuatmu berpikiran untuk terjun ke dunia entertainment?"
"Sebenarnya aku tidak terpikir untuk sampai menjadi seorang penyanyi. Aku sudah cukup puas atas pencapaianku di youtube sebagai seorang yang sering meng-cover lagu dan seorang komposer. Bagiku sebenarnya itu sudah lebih dari cukup, lagi pula sebenarnya aku bukan orang yang dengan mudah berbicara di depan kamera—"
"Tapi, kau bicara dengan baik di depan kamera," sahut Emily memuji kepiawaian Jihoon dalam berbicara di depan kamera.
"Begitukah?" tanya Jihoon. "Terima kasih. Aku sedang menahan gugup sebenarnya," imbuhnya pelan. Kalimat yang Jihoon katakan itu menuai kekehan dari keduanya.
"Lalu, bagaimana kelanjutannya?" tanya Emily penasaran akan cerita Jihoon yang sempat terpotong akibat ulahnya yang terkesan akan kemahiran Jihoon dalam menyembunyikan rasa gugupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SoonHoon Collection II
FanficCoretan gaje author part 2 yang penikmat kemanisan dari couple yang satu ini ✨ Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada...