Tiga belas lelaki yang baru saja menyelesaikan fanmeeting yang bertajuk Caratland itu tengah melangkah ke ruang tunggu. Ada yang mampir ke toilet, ada yang sedang bercengkrama dengan staf, dan bahkan yang merajuk sambil menghentakkan kaki juga ada. Bukan cuma menghentakkan kaki saja, tetapi juga dengan bibir yang dibuat maju olehnya.
"Argh, aku kesal!" geramnya sembari berjalan cepat ke arah ruang tunggu. Diketahui pria yang merajuk tidak jelas itu adalah si ketua dari vokal tim sekaligus si produser muda kebanggaan mereka.
Alis pria itu menukik, tatapannya juga seolah dapat menghunus kita tepat di daerah yang ditatapnya. Mengerikan sekaligus lucu. Lucu sekali malah.
"Ih, kesal, kesal, kesaaal!" Kini nada suaranya jauh lebih nyaring setelah ia sampai di ruang tunggu dan membanting tubuhnya di atas sofa putih yang terdapat di sana.
Seungcheol yang mendengar keluhan nyaring dari salah satu ruang tunggu itu langsung sadar siapa pelaku yang menjerit sekeras itu. Buru-buru dia menepuk bahu Soonyoung yang sedang bercengkrama dengan Mingyu.
"Kekasihmu merajuk," tutur Seungcheol.
"Merajuk kenapa?"
"Kenapa bertanya padaku? Tanya padanya, dong!" Setelah berkata seperti itu, Seungcheol melenggang begitu saja meninggalkan Soonyoung dan Mingyu yang mendengar percakapan mereka dengan penuh tanda tanya.
"Sebaiknya kau hampiri dia, Hyung."
Setelah berpamitan dengan Mingyu, Soonyoung segera melangkahkan kakinya menuju ruang tunggu yang terlihat sepi—seperti sengaja diatur untuk mereka bicara berdua saja.
Di sana, di sofa putih seberang meja ria itu dapat dilihat Jihoon tengah melipat kedua tangannya di dada sambil sesekali menghentak-hentakkan kakinya ke lantai. "Padahal aku sudah memanggilnya tiger, cih! rajuk pria itu masih sambil cemberut lucu.
Soonyoung yang melihat sang kekasih bicara sendiri sambil menunduk itu dibuat gemas. Dia tutup pintu ruang tunggu itu perlahan agar tidak menimbulkan bunyi, bahkan ia berjalan pelan menuju si mungil yang tampaknya belum menyadari kehadirannya.
"Merajuk padaku?"
"Ish, kau membuatku terkejut tahu!" Satu pukulan mendarat di perut Soonyoung.
Sambil tertawa pelan, Soonyoung duduk di lantai depan Jihoon sambil membawa jari jemari lentik itu untuk ia kecup satu per satu. "Apa-apaan kau ini, Kwon Soonyoung?"
"Agar kau tidak merajuk," balasnya.
"Aku tidak merajuk!"
"Yang benar? Ini bibirnya maju-maju." Dicapitnya bibir tipis merah muda milik sang kekasih hingga menimbulkan erangan tak terima.
"Masih marah soal yang tadi?"
Sebelum amarahnya tumpah, Jihoon terlebih dahulu mengerang sebal sambil menggerak-gerakkan kakinya. "Aku sudah mencoba untuk jawab, sudah memanggilmu tiger juga, malah aku sudah bilang padamu untuk tunggu sebentar. Kau menyebalkan, Soonyoung!"
"Padahal aku sudah memberitahumu juga jawabannya. Aku sudah bergumam 'Mingyu, Mingyu' padamu."
"Tetap saja tidak adil. Aku sudah memanggilmu tiger!"
"Tapi, di panggung tadi belum marah? Padahal kita duduk bersebelahan, loh."
Jihoon mengangkat kedua bahunya tak acuh dan masih dengan bibirnya yang mencebik lucu. "Terasa lagi setelah selesai. Mungkin tadi karena ada Carat juga, jadi aku masih happy. Waktu sudah selesai jadi teringat lagi," jelasnya, "Ah, menyebalkan!"
Soonyoung terkekeh pelan sambil mengangkat tubuh si mungil untuk duduk di pangkuannya. "Baiklah, baiklah. Aku yang salah. Apa yang harus aku lakukan untukmu?"
Jihoon yang masih merajuk itu menatap tajam ke arah sang kekasih yang kini sedang mengusap-usap rambut birunya. "Tidak tahu!" ketus si mungil.
"Kalau aku bilang kau yang paling indah di dunia ini, apakah aku dimaafkan?" Jihoon pun menggeleng-gelengkan kepalanya meskipun Soonyoung dapat melihat jelas kalau pipi Jihoon sudah merona begitu cantik.
"Kalau aku bilang kau yang paling aku cintai di dunia ini?" Jihoon diam tidak menjawab apa pun, sekalipun itu sebuah anggukan.
Belum menyerah, Soonyoung kembali melontarkan rayuan manis pada Jihoon. "Kalau aku bilang kau adalah yang paling indah, kau yang paling aku cintai, dan aku ingin selalu menggenggam tanganmu seperti ini selamanya, bagaimana?"
Kalian harus tahu kalau Soonyoung berkata begini sambil menggenggam tangannua dengan sorot mata yang menatap lembut ke arah Jihoon lengkap beserta senyuman hangatnya.
Gila; itulah kira-kira yang Jihoon batinkan. Jantungnya berdegup kencang dengan panas yang menjalar di pipinya, ia yakin kalau dia sudah merona berkat rayuan picisan dari sang kekasih. Jihoon pun tak dapat lagi menahan senyumannya, alhasil ia tersenyum sambil mengerutkan hidung bangirnya.
"Cih, dasar."
Entah angin dari mana, Jihoon tiba-tiba saja membawa wajah sang kekasih mendekat dengan tak lupa tangannya ia bawa melingkar di tengkuk si dominan. Tautan bibir pun terjadi. Mereka saling menyatukan belah bibir mereka sembari senyuman yang tak pernah luntur dari kedua ranum dua insan muda tersebut.
Tidak berlangsung lama, tetapi Soonyoung memberikan kecupan-kecupan ringan di bibir tipis si empu yang kini tergelak akibat kecupan-kecupan yang diberikan sang kekasih.
Sementara di luar anak-anak yang lain sudah memasang wajah masam di depan pintu ruang tunggu.
"Mau sampai kapan kalian berciuman!?"
Catatan: Kangen SoonHoon enggak sih? Kangen banget ya kali enggak T___T
Di Caratland mereka nempel-nempel ya, mana lucu banget enggak sih pas Hoshi dimarahin sama Jihoon?
Jihoon marahnya lucu banget, mau ngarungin bawa pulang
Kalian gimana setelah moment SoonHoon di Caratland ini?
Inget guys masih ada besok, mari kita berharap🙏🏻
Jangan lupa tinggalkan jejak!
![](https://img.wattpad.com/cover/184012345-288-k213386.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SoonHoon Collection II
FanficCoretan gaje author part 2 yang penikmat kemanisan dari couple yang satu ini ✨ Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada...