33. Power of Love

2.2K 216 49
                                    

14 November 2021

Mungkin tanggal di atas akan dicatat sebagai sejarah baru di mana seorang lelaki muda yang sebentar lagi akan bertambah usia itu berani maju untuk unjuk diri menggunakan konsep yang bisa dibilang panas.

Sempat tersirat dalam benaknya perihal cocok atau tidaknya dan perihal respon dari penggemar akan bagaimana rupanya. Namun, hal yang paling membebani pikirannya adalah respon dari lelaki muda berusia sama dengan pemilik nama panggung Hoshi.

Sebuah ide yang dikemukakan oleh pihak agensi membuatnya sedikit gentar sebab ia bertanggungjawab penuh atas rasa dari seorang taruna si maniak tiger. Si jenius musik itu bisa saja menolak, tetapi ganjarannya adalah sisi profesionalitasnya akan dipertanyakan.

Jihoon—nama lelaki yang perang batin saat itu—memang telah sepakat sebelumnya dengan si pemimpin dari performance team itu, yakni untuk memisahkan pekerjaan dengan perasaan. Namun, tentu saja kesepakatan itu bisa menyakiti salah satu pihak apabila mengambil pilihan tanpa perundingan terlebih dahulu—walaupun akhirnya mereka harus tetap setuju jika itu keinginan pihak agensi.

Situasinya begitu menjebak. Meski antara rasa dan kerja harus dibelah, tetapi melihat sosok yang dicinta harus beradu tari yang cukup panas di atas panggung sana tetap saja ada denyut aneh tak biasa yang dirasakan. Walaupun di antara mereka sering kali berucap 'tidak apa-apa' atau 'itu hal biasa' dengan senyuman yang tergurat manis di bibirnya, tetapi tetap saja yang namanya rasa ketika goyah perlu dikuatkan.

Seperti hari ini, giliran Jihoon yang perlu menguatkan rasa goyah yang menerpa kekasihnya, Kwon Soonyoung.

Sudah nyaris setengah jam Jihoon hanya duduk diam di pangkuan Soonyoung sambil menyembunyikan wajahnya di ceruk leher si dominan. Belum ada suara yang keluar dari bibir tipis milik si jenius musik itu.

Soonyoung sebenarnya agak heran ketika selepas konser berlangsung, Jihoon tampak diam dengan ekspresi datarnya. Senyum pun rasa-rasanya seperti dipaksakan. Khawatirnya Jihoon sakit, itu yang pertama kali muncul dalam benak Soonyoung. Takut dia tidak enak badan atau takut dia kelelahan. Namun, selepas satu per satu staf dan back dancer disibukkan dengan aktivitas mereka masing-masing, Jihoon malah membawa Soonyoung ke ruang tunggu dan memeluknya tanpa bersuara. Anehnya lagi, Jihoon bahkan memberikan kecupan tepat di bibir Soonyoung berkali-kali yang lagi-lagi dilakukan tanpa suara alias bungkam.

Ketika ditanya kenapa, Jihoon hanya menggelengkan kepalanya dan langsung menyamankan dirinya di dekapan hangat sang kekasih. Kegiatan bungkam itu masih berlangsung sampai detik ini, di mana mereka sudah berganti pakaian dan memilih untuk istirahat sejenak di studio Jihoon. Yang Soonyoung lakukan hanyalah mengusap lengan si manis sambil sesekali mengecup tengkuknya. Posisi Jihoon yang duduknya menghadap ke kanan ini memudahkan Soonyoung untuk memberikan kecupan seringan bulu di area tengkuk atau pun bahu kekasihnya.

Soonyoung sempat berpikir kalau Jihoon tertidur ketika ia merasakan deru napas hangat si manis di tengkuknya yang mulai teratur. Namun, anggapannya itu salah sebab setelahnya Jihoon bergumam pelan dekat telinga Soonyoung.

"Sebentar lagi, ya." Suara lembut yang menyapa gendang telinga Soonyoung itu membuat si empu segera memeluk erat kekasihnya sambil kembali mengusap lengan lelakinya.

"Tidak perlu terlalu dipaksakan, tenangkan dirimu dahulu saja, Sayang." Meskipun sebenarnya Soonyoung penasaran setengah mati, tetapi ia tidak ingin memaksa Jihoon untuk bicara langsung juga. Soonyoung ingin melakukan yang terbaik untuk kekasihnya.

Namun, sepertinya sebentar lagi yang diucapkan Jihoon memang betul adanya sebab selepas Soonyoung membalasnya, Jihoon segera melonggarkan pelukannya dan menatap ke arah sang kekasih.

SoonHoon Collection IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang