11. Aneh

3.9K 370 7
                                    

Hari itu mereka lagi ada kegiatan, yaitu syuting buat konten going seventeen mereka.

Waktu di tengah-tengah syuting, Soonyoung bisa merasakan ada tangan yang memegang bahu dia. Tanpa dia menengok ke arah belakang, Soonyoung tahu persis kalau itu pasti Jihoon.

Wanginya beda, Soonyoung sudah hafal sekali. Namun, yang bikin Soonyoung bingung adalah kenapa Jihoon tumben inisiatif buat mendekat duluan?

Soonyoung sambil bicara sama mendengarkan yang lain sambil memutar otak juga. Hal apa yang membuat Jihoon tiba-tiba begini, tapi dia tidak menemukan jawabannya sampai syuting berakhir.

Di ruang tunggu dia lihat Jihoon sedang duduk di pojok sambil memainkan ponselnya.

“Jihoonie,” panggil dia.

“Apa?” tanya Jihoon yang masih memfokuskan pandangannya pada ponselnya.

“Tadi kenapa saat syuting tiba-tiba mau dekat denganku? Ada sesuatu?”

Ditanya begitu anaknya malah senyum-senyum. Yakin sekali ini Soonyoung, pasti ada maunya. Dompet dia bakal jadi korban lagi ini pasti.

Soonyoung pun menghela napasnya. “Mau apa?”

“Hehehe, itu tadi waktu di jalan aku lihat ada restoran seafood baru buka tahu...”

“Bilang saja langsung mau ke sana, Jihoonie.”

“Iya, mau ke sana, hehehe...”

Soonyoung memutar bola matanya sambil menghela napasnya lagi. “Dompet aku jadi korban lagi...” gumamnya.

Jihoon yang mendengar itu tiba-tiba langsung manyun. Sudah begitu matanya menatap Soonyoung kesal. “Kalau tidak mau, ya, tidak usah!”

“Ih, begitu saja marah.”

“Memang kau pantas untuk aku marahi!”

“Aku salah apalagi coba?”

“Salah karena tidak tulus tadi mengajakku makannya. Sudah mengajak malah bahas dompet. Aku akana pergi sendiri saja!”

Jihoon langsung berdiri dan meninggalkan Soonyoung sehabis itu. Sementara Soonyoung sendiri sekarang sudah kelimpungan.

“Sayang, aku bercanda. Iya, tidak akan membahas dompet lagi, iya.”

“Apa, sih?! Sana aku juga punya uang sendiri!”

Di saat Jihoon sudah mau kabur lagi buru-buru Soonyoung bawa si mungil kesayangannya itu ke dalam pelukannya.

“Maaf tadi bercandanya kelewatan, ya. Aku benar-benar tidak bermaksud yang aneh-aneh kok, Sayang...”

“Tetap masih marah,” rajuk Jihoon.

“Jadi, mau apa sekarang?”

“Mau nanti makannya yang banyak.”

“Iya, boleh...”

Mendapat persetujuan dari kekasihnya membuat Jihoon melebarkan senyumannya dan membalas pelukan Soonyoung dengan erat. Bahkan tertangkap oleh pendengaran Soonyoung kalau kekasihnya itu terkekeh senang akibat jawaban darinya.

Tidak dapat dielakkan lagi tentunya, suara kekehan manis itu dapat meluluhkan hati Soonyoung. Dia rela dompet terkuras kalau selalu dapat pelukan hangat dan kekehan manis dari Jihoonnya.

SoonHoon Collection IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang