Suasana di depan sana terlihat begitu riuh. Setiap orang berlalu-lalang dengan begitu sibuknya. Ada yang membawa kamera, membawa beberapa properti, membawa pakaian, bahkan ada yang berlari tergesa-gesa sembari membawa kotak besar yang entah isinya apa. Semua orang terlihat sibuk dari pandangannya saat ini. Tentu saja, tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang tengah ada proses syuting seseorang yang sangat ia kenal. Mungkin lebih tepatnya adalah seseorang yang menjadi satu-satunya pemilik hati dari seorang leader performance team dari sebuah grup terkenal.
Soonyoung—nama pria itu—mengintip sedikit melalui celah pintu yang tertutup rapat untuk kemudian memastikan situasi yang tengah terjadi di dalam sana. Pandangannya kini jatuh tepat pada seorang lelaki berjas dengan motif zebra yang tengah menari-nari bebas sambil bernyanyi di depan properti yang sudah dibuat seperti runaway.
Senyum manis dari si taruna berpakaian serba hitam itu tidak lagi dapat ditahankan. Degup jantungnya yang begitu cepat membuatnya semakin antusias untuk bertemu dengan si pujaan hati. Tanpa membuat kegaduhan, Soonyoung pun mendekat ke arah mereka melakukan syuting.
Kian dekat jarak yang memisahkan mereka, kian kencang pula degup jantungnya. Senyuman manis penuh kehangatan yang tertoreh di bibirnya pun kian melebar. Perasaan merah muda yang dirasa begitu melekat dalam dada.
Selalu begitu.
Iya, jantungnya selalu berdebar kencang apabila dihadapkan dengan sosok terkasih yang amat ia cintai. Rasa-rasanya Soonyoung dibuat jatuh cinta setiap hari oleh si produser muda.
"Cut!"
Satu teriakan dari staf itu mampu membuat Soonyoung kembali dari lamunannya dan mengantongi ponselnya setelah mengambil beberapa gambar sang kekasih.
Guratan kebahagiaan begitu terpancar dari kedua insan tersebut saat mereka tatapan mereka saling bertemu. Si mungil berlair kecil dengan senyum yang mengembang di bibir ranumnya. Hingga tanpa sadar Soonyoung menangkup wajah manis itu untuk kemudian diberikan kecupan tepat di bibir si empu.
"Kamera masih menyala, Soonyoung—ah." Keluhan kecil si mungil dapat terdengar jelas oleh si pria kelahiran Juni itu.
Astaga, bahkan Soonyoung dibuat lupa kalau masih ada kamera yang menyala ketika melihat betapa manisnya Jihoon yang berlari kecil ke arahnya dengan sebuah senyuman. Buru-buru dia membungkukkan badannya meminta maaf pada kameramen yang menyorot mereka dengan tampang datarnya dengan kamera yang sudah ia turunkan.
"Maafkan aku," katanya sambil tersenyum kikuk ketika melihat ekspresi kameramen yang sudah tersenyum kecut padanya. Jihoon sendiri selaku yang diciumnya ikut membungkukkan badannya dan meminta maaf.
Setelah acara meminta maaf yang sudah dilakukan mereka, Soonyoung membawa Jihoon ke ruang tunggu yang terlihat sepi dari para staf. Entah memang tidak disengaja atau sengaja untuk memberi mereka ruang untuk berbicara berdua.
"Dingin." Ini ucapan Jihoon sambil memegang lengan atasnya.
Keluhan lucu itu langsung ditanggapi oleh Soonyoung. Tentu saja sebagai kekasih yang sigap, Soonyoung langsung memakaikan padding coat panjang milik Jihoon, lengkap juga ia kancingkan sampai atas agar si mungil tidak kedinginan.
"Sudah hangat?" tanya Soonyoung sambil membawa ke dalam dekapannya. Si produser muda itu mengangguk dengan antusias sembari membalas pelukan sang kekasih.
"Senang sekali sepertinya hari ini."
"Pastinya!" girang si manis. "Aku sudah bisa makan yang enak-enak lagi sekarang. Sudah tidak diet lagi," sambungnya dengan ceria.
"Benar juga. Kalau begitu sesudah selesai nanti kau mau apa? Hadiah dariku karena sudah bekerja keras."
"Aku mau ayam bumbu. Aku sangat ingin itu kemarin-kemarin," balasnya yang tanpa sadar berbicara sambil mencebikkan bibirnya.
Tidak kuasa menahan gemas, alhasil diberikannya satu kecupan di puncak hidung bangir Jihoon dan di belah bibirnya. "Kau sangat menggemaskan," tuturnya.
"Aku sudah didandani ala anak metal kota metropolitan begini dan kau masih menganggapku gemas, Kwon Soonyoung?"
Soonyoung tidak bisa menahan tawanya. Jihoon itu benar-benar ekspresif anaknya. Lucu sekali ketika dia mengoceh tidak terima disebut gemas oleh Soonyoung. Asal kalian tahu, si anak yang dipanggil gemas oleh Soonyoung itu langsung mengubah ekspresinya menjadi datar dan nada bicaranya jadi cepat seperti anak-anak hiphop tim kalau sedang melakukan rap. Ditambah lagi penekanan ketika menyebut nama sang kekasih. Soonyoung dibuat gemas sekali sampai-sampai dia mengigit pelan hidung si mungil yang kemudian menuai pekikan tak terima.
"Sakit, bodoh!" umpatnya sambil menggosok hidungnya yang menjadi korban kekerasan—ini Jihoon saja yang mendramatisir sebenarnya, padahal Soonyoung tidak menggigit dengan keras.
Bukan hanya umpatan yang Soonyoung dapatkan, melainkan juga lengkap dengan sebuah dorongan yang kemudian membuat dekapan mereka terlepas. Jangan lupa juga tatapan maut yang sekarang Jihoon pasang guna menakut-nakuti Soonyoung yang sebenarnya hanya pura-pura takut saja sekarang, padahal sebenarnya gemas setengah mati.
"Baiklah, aku minta maaf."
Namun, Jihoon tetaplah Jihoon. Sudah merajuk begini suka agak susah untuk kemudian diajak berpelukan lagi. Akhirnya Soonyoung hanya bisa menggenggam sebelah tangannya yang ia berikan kecupan hangat.
Baru saja Soonyoung akan buka suara, manajer mereka sudah memanggilnya untuk kembali melakukan sesi syuting. Bahu Jihoon yang semula tegap itu sedikit turun, lengkap dengan helaan napasnya.
Aneh, tapi dalam dirinya terasa perasaan tidak rela untuk meninggalkan Soonyoung. Ia masih ingin menghabiskan waktu lebih lama lagi dengan kekasihnya. Masih ingin didekap hangat oleh Soonyoung dan sepertinya hal itu disadari oleh sang kekasih sebab Soonyoung langsung menariknya masuk ke pelukan si empu.
"Semangat, Sayang." Ucapan itu meluncur dengan begitu lembut dari bibirnya seraya mengusap dan menepuk-nepuk pelan punggung Jihoon.
"Atau mau aku tunggu sampai selesai?"
Tawaran yang diberikan oleh Soonyoung tampak begitu menggoda, tetapi Jihoon juga takut Soonyoung menunggu terlalu lama dan kelelahan nantinya. Dengan lesu pria itu menggeleng pelan. "Tidak usah, nanti kau kelelahan," katanya.
"Coba ikuti kata hatimu. Kalau kata hatimu ingin bagaimana?"
"Iya, ingin ditunggu, tapi nanti kau kelelahan. Mana ini sedang dingin juga. Lagian kalau kau pulang bisa istirahat."
"Kau inginnya bagaimana?"
"Ingin ditunggu ...."
"Aku akan menunggumu."
Sepertinya jawaban dari Soonyoung itu mampu membuat senyum tipis dan rona merah di pipi Jihoon kembali muncul setelah sempat hilang tadi. "Baiklah," cicit si mungil.
Manik Soonyoung dipaksa terbuka lebar ketika Jihoon melakukan hal yang jarang sekali ia lakukan sebelum akhirnya pergi meninggalkannya yang mematung di tempatnya saat ini.
Cup.
"Tunggu aku, Soonyoung—ah."
catetan: Ini jadi maksud dari behind the scene yang aku singgung di chapter sebelumnya yaaa
Semoga suka ><
Jangan lupa tinggalkan jejak
![](https://img.wattpad.com/cover/184012345-288-k213386.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SoonHoon Collection II
FanficCoretan gaje author part 2 yang penikmat kemanisan dari couple yang satu ini ✨ Disclaimer: Seluruh Karakter milik Tuhan YME, pribadi dan Pledis Entertainment selaku agensi. Semua isi dari fiksi ini adalah hasil dari tulisan penulis. Adapun jika ada...