Eps 2: Mimpi Aneh

2.2K 249 9
                                    

Selamat membaca!!!

Di pagi hari cerah, Diana masih saja tidur dengan nyenyak. Pastinya ia kelelahan akibat tadi malam yang membuatnya tidur siang, dan yang paling penting. Ia bukan lagi Ratu, ia hanya seorang anak kecil. Jadi, ha bisa tidur dan bangun sesuka hatinya.
Keluarganya juga tidak masalah, kecuali satu orang.

Tap tap tap

Bunyi kaki seseorang berjalan ke arah kamar Diana.

"Astaga, dia masih saja tidur," Daniel mencoba membangunkan Diana.

"Dia memang sudah dh bangunkan."

Daniel lalu mendekati jendela dan membuka tirai nya, cahaya matahari masuk kedalam. Membuat Diana sedikit terbangun.

"Hhmmm ... aku masih mau tidur," ucapnya setengah sadar.

"Bangun Diana ini sudah hampir siang, jangan mentang-mentang libur jadi tidur mu-"

"Iya iya aku tau, aku tau kak."

Aku langsung bangun tidur dan mendekati kakakku.

"Padahal aku masih mau tidur huh!" Aku lalu menginjak kakinya, membuatnya kesakitan.

"Hahaha, rasakan itu!"
Aku lalu pergi berlari keluar.

Daniel tetap mencoba mengejar ku sambil menahan sakit di kakinya. Itu sangat lucu bagiku, hahaha.

"Hey Diana! tunggu kakak mu!"

"Tidak mau!! Kau bisa aja menjewer telinga ku!"

Aku terus berlari sampai bertemu dengan ibu.

"Ibu!!!"

"Diana jangan lari-lari."

"Ibu kakak .... "
Aku mengadu pada ibu ku dengan memutar balikkan fakta.

Untungnya ibu percaya dan memarahi Daniel. Pff itu sangat lucu melihatnya di marahi.

Sesekali ia melirik ke arah ku dengan ekspresi kesal, seakan mengatakan
'awas kau Diana nanti'.

Hah, kau kira aku akan diam saja?" Itu tidak mungkin.

"Ibu sudah ...." Aku memegangi baju ibuku sambil memelas.

"Diana, kakak mu harus di marahi supaya tau untuk tidak menganggu adiknya."

"Tapi sepertinya kakak sudah sadar akan ke-sa-la-han-nya Bu," ucapku sambil melirik kecil kakakku dengan ekspresi menang.

Seperti dia sadar, ia langsung membuang mukanya padaku.

"Tuh lihat, dia masih tidak sadar. Ibu akan memarahinya lagi!"

"Aaa!" teriak Daniel yang ingin dipukul ibu.

"Ada apa ini?"

Ayah yang tiba-tiba datang, membuat ibu mengehentikan pertunjukan yang lucu ini.

"Sayang, lihat Daniel." Ibu menceritakan kejadiannya.

Di saat-saat ibu dan ayah berbicara, aku lari bersama Daniel ke halaman belakang.

"Dasar kamu ini! aku diam saja ya kamu fitnah begitu Diana!" Kata Daniel sambil mengacak-acak rambutku.

Dia terlihat kesal dan tidak marah, benar-benar seorang kakak sejati bagiku. Dia bisa saja menceritakan kejadian aslinya, tapi dia lebih memilih diam.

"Aaa hentikan!"

Hey, berhenti mengacak-acak rambutku.

"Tidak mau," ia tetap mengacak-acak rambut ku sambil mengelitiki ku di pinggang.

"Aaa ahahahaha berhenti! hentikan!! itu geli aaa!"

Aku mencoba menahan tangannya tapi tidak bisa, aku terlanjur geli. Ditambah tangan Diana kalah kuat dengan Daniel.
Aku sampai terjatuh ke tanah berumput dan dia masih saja menggelitik ku.

"Ini balas dendam ku hahaha!!"

"Hahahah!!"

Geli sekali!!!

****

*14.00

Ibu mengajak ku pergi ke berbelanja di luar. Aku pun mengiyakan nya dan ikut, sementara Daniel dan ayah akan menjaga rumah.

"Ibu, hari ini aku mau makan daging!"

"Baiklah sayang, ibu akan memasaknya."

"Yeeyy."

Kadang-kadang enak juga berperilaku manja, rasanya seperti ada yang terisi di dalam dadaku.

Rasa senang dan khawatir bercampur jadi satu. Cahaya itu bilang aku akan menebus kesalahanku disini, tapi tidak mungkin menebusnya dengan berbahagia begini. Pasti ada sesuatu nanti, dan ku harap hal itu tidak ada hubungannya dengan keluarga ini.

***

*20.00

"Hah ... kenyang nya ...." aku mengelus elus perutku yang kekenyangan.

Jika ini istana aku tidak akan bisa makan sampai kenyang. Makan pagi pun kadang-kadang hanya 3 biji almond dan susu. Sedangkan pekerjaan ku segunung dua gunung.
Di istana memang tidak adil!

Aku menyumpahi istana yang dulu ku tinggali! Dasar! Karna kalian lah aku jadi begitu!

"Ngantuk .... "

Perlahan aku mulai menutup mata dan akhirnya tertidur.

***

Tes tes tes

Suara genangan air memenuhi seluruh ruangan putih.
Saat aku membuka mata, aku sudah berdiri di ruangan itu.
Ruangan itu terisi air sampai mata kaki.

Seakan ada yang memanggilku di sana.

Siapa? siapa yang memanggilku?

Aku terus berjalan pelan mengikuti arus air ini berasal, semakin jauh semakin dalam.

Langkah kakiku pun makin terasa berat.

"Uhh ... tidak bisa maju lagi ...."

Sekarang air sudah sampai di atas perutku. Arusnya semakin kuat, dan semakin membuat ku penasaran. Apa yang ada disana.

Aku tidak akan menyerah!
Walaupun berat dan susah, aku berusaha mengangkat kaki ku dan terus maju. Sampai air mencapainya leherku.

"Sialan, untung saja di mimpi ini memakai fisik asliku. Jika ini fisik Diana pasti sudah mati."

Fisik asli ku memang sangat kuat, walaupun sihir nya hilang tapi kekuatan fisik masih sempurna. Di tambah fisikku bukan fisik manusia tapi manusia fantasi yang diberkahi kekuatan.

Air semakin dalam, aku memilih berenang. Ternyata berenang pun juga sama susahnya.

"Untung nya aku bisa menahan nafas selama satu jam lebih."

Ini hal wajar bagi seorang Ratu untuk menguasai pernafasan lama di dalam air.

Tepat saat aku berada dihujung ruangan aku melihat ada goa.

Aku pun memasuki goa kecil di dalam air ini. Anehnya goa itu terang tidak gelap. Memudahkan ku untuk terus maju.

Anehnya juga semakin masuk ke goa, genangan air semakin surut.

"Ini aneh, sebenernya apa yang terjadi?"

Terus maju, sampai air mencapai lutut.
Aku bisa bergerak leluasa akhirnya, aku berlari ke arah depan tidak lagi berjalan yang akan memakan waktu lama.

Tapi, aku tiba-tiba terhenti saat mendengar suara nyanyian.

"Merdu sekali ... siapa yang bernyanyi?"

Aku memelankan langkah kaki ku dan mengintip. Aku melihat seseorang perempuan sedang bernyanyi lagu sambil memegangi sesuatu di tangannya.

Apa itu? dan siapa pula wanita itu?

Aku makin mendekati nya dan ....

Next!!!!

Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang