EPS 27: PERGI KE BELANDA

101 42 30
                                    

........

Akhirnya sampai hari dimana, Queen berangkat ke Belanda.
Queen memakai wig, dan lensa mata setiap kali ingin bepergian jauh. Alasannya adalah untuk tidak di kenali oleh orang lain...

"Hikss... Byee Queen...." ucap semuanya yang hadir mengantar Queen ke bandara.

"Kalian ini, aku cuma pergi sebentar, bukan selamanya...." ucap Queen dalam hati.

Beberapa murid yang berada di Inggris yang mengantar Queen ke bandara, antara lain adalah, Zen, Ryan,Kouji(liburan), dan si nomor 2.

"Queen hati-hati!" ucap si nomor 2 sambil tersenyum lebar pada Queen.

"Uhhh! Imutnya...." teriak Queen dalam hati melihat senyum si nomor 2 tersebut.

Memang yah di antara 10 muridnya yang memiliki senyum paling manis dan imut adalah si nomor 2 dan Alex.
Kalo Alex itu manis maka si nomor 2 imut, pikir Queen.

"Oke semuanya byee...." Queen mulai menjauh dan melambaikan tangan nya.

Swiiiss!

Seseorang tiba-tiba berlari laju ke arah Queen, dan memeluk nya.

"Mama! Hati-hati!" ucap Kouji sambil membenamkan wajahnya di perut Queen.

"Ehh... I-iya," wajah Queen memerah akibat perlakuan Kouji.

"Tenanglah, lagian aku berangkat pakai pesawat pribadi Kouji, jadi aku pasti baik baik saja...." ucap Queen pada Kouji.

Sekarang Kouji yang ada di depan Queen bukanlah Kouji si nomor 6 atau Hacker Genius, tapi hanya seorang anak remaja yang berumur 16 tahun, di tambah tinggi Kouji yang lebih pendek dari Queen, membuatnya terlihat seperti anak kecil.

"Iya..." jawab Kouji dengan senyum tipis, terdapat rasa khawatir dan sayang di dalam senyumnya tersebut.

"Baiklah byee..."

_________________

Pesawat Queen sudah berangkat, sekarang tinggal.....

"Hoy! Kenapa kau memanggil Queen 'mama'?" tanya Zen.

"Hah? Memangnya kenapa?" tanya Kouji balik.

"Oy, kalian berdua sudah, ayo kita pulang," ucap Ryan pada Zen dan Kouji supaya berhenti beradu mulut.

"Pff..." tawa kecil si nomor 2 melihat Kouji dan Zen.

"Ah, semuanya aku juga harus pergi ke rumah ku segera, byee...." ucap si nomor 2 lalu pergi ke arah yang berlawanan.

....................

Queen yang sedang menyendiri di kursi pesawat, alasan ia memilih pesawat pribadi adalah, ia tidak suka keramaian dengan orang-orang yang tak di kenal.

Terlihat ia sedang menutup mata sambil mengenang masa bersama dengan para 10 muridnya....

"Mereka benar-benar hanya anak-anak manusia,... manusia yang berumur pendek, lemah dan...." Queen menggantung kan ucapan nya.

___________________

Akhirnya sampai di Belanda, tapi sebelum itu aku harus mencari penginapan yang biasa untuk istirahat sebentar, sebelum menemui 'anak itu' (si nomor 10).

Baru saja aku sampai di Bandara dan ingin memesan taksi online, tiba-tiba hp ku berbunyi.

"Eh? Ryan?" gumam ku saat melihat ada panggilan masuk dari Ryan.

"Ada apa?"

"Queen, anda baru sampai?"

"Iya, kenapa?"

"Itu, dia udah menunggu anda, saya juga baru tahu," ucap Ryan pada ku.

"Eh siapa?" telponnya langsung ke matikan saat ku merasa ada seseorang yang menyentuh bahu ku.

"Apa ini! Penjahat?" pikir ku tiba-tiba, mana mungkin ada penjahat di tempat umum kan?

Aku membalikkan tubuhku dengan pelan, tapi tiba-tiba!

Bruhh!

"Eh? Apa ini?" siapa orang ini? dia bukan penjahat? Kenapa dia tiba-tiba pingsan? Siapa dia?

Aku ingin minta tolong pada orang, tapi karna ini masih subuh jadi ia, ku angkat dengan susah payah, dan mendudukkan nya di kursi sebentar.

Siapa dia? Tiba-tiba saja datang dan langsung pingsan saat aku berbalik badan.

Aku terpaksa memegangi tangannya dan memeriksa urat nadinya, hhmm.... dia kelelahan toh. Untung saja kau bertemu dengan ku nak, orang lain mungkin ogah membantumu.

Aku mengambil hp ku dan ingin menelpon seseorang untuk menjem-

"Queen?" suara pelan memecah keheningan, pria bertubuh besar dan tegap itu berdiri di samping ku.

"Eh? Arjan!" saat ku lihat pria itu dengan kaget.

Arjan (tidak memiliki marga)
Sinomor 10
Tinggal di Belanda
Ahli????

"Kau ada disini?kapan?"

Sebelum menjawab pertanyaan ku, Arjan tiba-tiba mengambil tangan ku dan mencium nya dengan lembut. Aku sudah terbiasa dicium di tangan, sebagai tanda menghormati dan tanda sapaan. Bahkan sebelum reinkarnasi aku sudah sering di perlakukan begini.

"Saya sudah menunggu anda, sejak anda ingin ke Belanda".

"Eh? Jangan bilang...."

Arjan mengangguk, artinya dia sudah berada disini selama berhari-hari, sambil menunggu ku datang! Jadi yang di maksud oleh Ryan tadi!

"Astaga... Kenapa sampai segitunya...." pikir ku pada Arjan.

"Kau sudah makan?" tanya ku pada Arjan, ia terlihat kaget, walaupun ia langsung berpura-pura tenang.

"... Belum," jawab nya sambil senyum.

"Kenapa senyum?"

"Saya hanya senang,karna anda menghawatirkan saya kan?" jawabnya sambil tersenyum tipis.
Aku baru sadar bahwa matanya adalah mata panda! apakah dia tidak tidur? Mana mungkin kan? Masa iya dia tidur di bandara sini?

"Kau harus makan, dan kita harus membawa orang ini," tunjuk ku pada orang di samping ku, nampak nya Arjan baru sadar jika ada orang lain di sampingku.

"Arjan?" kenapa dia hanya diam saja?

"Queen, saya sudah menyiapkan mobil dan juga makanan di rumah saya, ayo kita pulang," ucap Arjan sambil menarik pelan tangan ku menjauh dari pria yang pingsan itu.

"Hey, Arjan kenapa?"

"Dia itu penguntit, dia selalu mengikuti saya, saat saya di bandara ini, mungkin dia kehausan dan pingsan gara-gara mencari saya".

Eh jadi penguntit, tapi setidaknya harusnya di tolongin kan?
Tapi buat apa penguntit Arjan? Arjan kan cowok?

__________________

Akhirnya aku sampai di rumah Arjan, rumah yang dari luar sampai dalam bernuansakan latar hitam, walaupun tidak semua.
Rasanya rumah ini panas sekali....

"Queen, ayo makan," ajak Arjan sambil mengajak ku ke dapur dan terlihat sudah banyak makanan hangat dan enak disana.

Aku menyantap makanan itu dengan senang, tapi ada hal yang membuat ku tergantung.

"Arjan kenapa rumah ini sangat panas?" tanya ku membuat Arjan kaget.

Kenapa Arjan kaget?

"Itu...." Ia menunjuk ke arah pojok rumahnya....

See you next!

Nantikan eps selanjutnya yah....

Byee

Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang