Eps 36: Di Jadikan Tumbal

105 27 6
                                    

Selamat membaca!

Tidak ada yang tahu, hanya mereka berdua yang merasakan panasnya birahi.
Seolah mereka berdua it sudah di targetkan. Jika dilihat dari sudut pandang Zen dan Arjan, ruangan tempat mereka itu berwarna merah, ada asap yang mereka hirup itu membuat nafsu mereka memuncak.
Tapi dari sudut pandang orang lain itu hanya akan terlihat biasa saja.

  Mahluk yang menyerang mereka berdua itu sudah tertarik dengan Arjan, Arjan memiliki bau yang berbeda, di tambah lagi mata Arjan (mata indigo) itu sangat lezat di mata mahluk besar itu. Mahluk besar itu tidak lain adalah salah satu pengikut Setan Succubus.

*kalo mau tau succubus tuh lengkapnya cari di google*

Succubus bisa di bilang siapapun yang melihatnya maka nafsunya akan bangkit. Bahkan ada beberapa pria yang datang ke tempat Succubus tanpa memakai pakaian, energi para pria yang datang itu di ambil olehnya dan di jadikan nya energi.

Jadi, mahluk besar yang tadi sedang menghasut Zen dan Arjan adalah pengikut setia Succubus.
Mahluk itu dulunya juga manusia, tapi karena energinya besar(nafsu) dia di jadikan pengikut nya, untuk menjerumuskan orang-orang kejalan sesat.

......................................

*POV Queen*

Mahluk yang mengetahui aku bukan berasal dari dunia ini! Mahluk apa itu? Jangan-jangan dia juga bukan dari dunia ini?

"Agrh!" aku mengacak-acak rambut ku kesal, aku sedikit khawatir jika bertemu mahluk itu lagi.

Entah kenapa aku merasa tidak enak. "Arjan dan Zen baik-baik saja kan?" gumam ku, dada ku terasa aneh, ini pasti ada apa-apa.

"Tenanglah, kau selalu saja begini jika menyangkut murid mu, huh... hah..." Queen mencoba tenang.

"Okei, coba kita cari Egidius dulu, dia prioritas!".

..........................

Bau Egidius mulai membaur dengan tempat ini, apakah dia ingin menyatu? Bagaimana jika di tempat Egidius ada-

Ah! Lupakan.

"Egidius.... Kau dimana? Egidius kau dimana????" ucap ku sambil bernyanyi?

"Apa jangan-jangan karna..." terpikir oleh ku sesuatu, sesuatu yang menyebabkan rencana ku gagal.

Padahal harusnya Egidius, memakai kalung yang ku berikan, supaya aku tahu dia ada dimana. Tapi kenapa aku tidak merasakan keberadaan kalung itu?

"Ya, cuma dia yang bisa membuat begini," gumam ku sambil terus menyusuri ruangan.

Sampai di ruangan tempat ku pingsan dulu. " Ini ruangan yang membuat ku pingsan itu kan? jika aku masuk apakah aku bisa kelu-" ucapan ku terhenti saat mendengar teriakan Egidius.

"Egi!"  aku bergegas berbalik belakang, suara itu kembali lenyap. Seakan tidak pernah terjadi.

5 menit kemudian.

Apa ini? Setiap menit selalu terdengar teriakan Egidius dengan nada yang sama. Seakan diulang?

ku tunggu lagi selama 2 menit, ternyata teriakan nya memang selalu sama.

"Ini?" pantas saja aku tidak bisa mendeteksi keberadaan Egidius.
Bukan Egidius yang tidak memakai kalung nya, ini kalung ku yang tidak berfungsi!
Kenapa tidak berfungsi? Ini pasti.... Ilusi!
Aku terjebak di dalam ilusi yang dibuat orang itu.

Ilusi ini bisa hancur, jika aku membuka pintu utama, tapi ada keraguan, bagaimana jika aku tidak bisa keluar? detik-detik aku ragu, aku lagi-lagi mendengar teriakkan Egidius.

Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang