Eps 3: Kehangatan Setelah Perpisahan

1.8K 195 5
                                    

Selamat membaca!!!

Aku perlahan mendekati wanita yang sedang bernyanyi itu. Anehnya wanita itu tidak sadar? atau dia sengaja diam saat aku mendekati nya karna sudah tau?

Aku membuat langkah kaki yang nyaring, tapi wanita itu tetap bernyanyi sambil menggendong anaknya.

Itu anaknya? imut sekali, senyum yang cerah terpapar daru wajah mereka.
Aku maju ke depan mereka berdua mendekati.

Mereka tetap fokus pada satu sama lain.
Aku seperti mengenal nya, ini terlihat sangat familiar.

"Ini seperti pemandangan yang pernah ku- argh .... "

Kepala ku sakit, membuat pandangan ku tertutup akibat sakit yang tiba-tiba uni. Air tiba-tiba meluap, di detik-detik itu juga. Sakit ku mulai berkurang, saat aku melihat ibu dan anak itu.
Mereka sudah tenggelam, tidak!!

"Hey! kalian berdua! bangun!"

Aku menggerakkan sang ibu dan anaknya. Tapi mereka tetap tidak bangun, tapi jantung mereka masih berdetak.

"Hey! bangun!!"

Aku menggoyangkan goyang kan tubuh ibunya tapi tetap tidak bangun.

"Huaaa .... " suara tangisan sang anak.

Aku berbalik dan melihat, hanya anak itu yang bangun dan menangis.
Aku langsung menggendong nya dan menenangkan anaknya.
Dia akan bertambah nangis jika melihat ibunya pingsan.

"Anak kecil ... tenanglah .... " Air semakin naik sampai ke dada ku.

Ku mohon! sihir atau apapun itu muncullah. Anak ini akan mati tenggelam!
Jangan sampai dia ikut mati seperti ibunya.

Maafkan aku, air semakin naik. Ibunya sudah tenggelam ke bawah.

Anak itu juga tetap menangis, membuat ku tidak bisa berpikir jernih.

Sialan!!

Diam lah, jika tidak ingin mati seperti mama mu. Aku harus tenang, biarkan aku mencoba menggunakan sihir ku. Supaya aku bisa menyelamatkan mu.

"Harus! anak ini lebih penting dari hidup-" ucapan ku terhenti saat aku melihat ada ombak di depan ku yang muncul tiba-tiba. Seakan ingin memisahkan aku dengan anak ini.
Sialan, ini kenapa?

Aku memeluk erat anak ini di pelukan ku, aku harus menahan sakitnya ombak ini.

Harus!!!

Tapi kenapa? kenapa takdir begitu kejam? seakan ada yang menarik pisah aku dan anakku.
Di tambah air yang membuat ku tidak fokus.

Tidak!!!

Mataku terpejam, tapi telingaku masih berfungsi. Aku bisa mendengar nya ... masih bisa mendengar tangisan anak itu semakin keras, padahal jaraknya dengan ku semakin jauh.

Tidak ....
Setidaknya anak itu harus selamat ....

Apakah aku akan mati? anak itu juga mati? kesadaran ku perlahan menghilang.

***

"Diana! Diana!"
Seseorang memanggil ku sambil menggoyang-goyang kan tubuhku.

"Diana! bangun!"

"... Apa?" aku perlahan membuka mataku.

Rasanya sangat berat, kenapa ini? mataku susah terbuka.

"... Kakak??"

"Ya? aku disini, Diana." Daniel memegangi tangan ku.

"Mataku kenapa?"

"... Kau menangis semalaman, tapi hanya tangis biasa. Untungnya ibu dan ayah tidak mendengar, aku disini semalam menunggu mu bangun." Jelasnya dengan suara pelan.

Ia pasti tidak tidur semalaman, dan mataku pasti bengkak karna menangis semalaman.

"Kak ... aku baik baik saja."
Aku mencoba menenangkan Daniel, ia hampir menangis.

"Syukurlah... aku sangat khwatir kau tidak bangun bangun dan hanya menangis...."

Suara Daniel terdengar sedang menahan tangis.

Aku bangun dan duduk, memeluk Daniel. Supaya ia tidak khawatir, aku mengatakan bahwa aku hanya bermimpi buruk biasa.

"Benarkan?" tanyanya sambil mengeratkan pelukannya.

"Itu benar kak. Jangan khawatir, mataku hanya bengkak karna menangis kan?"

"Iya! Matamu bengkak aku akan mengompres nya dulu-"

Aku menahan tangannya, aku tidak ingin Daniel jauh. Bahkan jika itu hanya mengambil obat.

"Disini saja ...."

Jangan pergi, aku masih sakit teringat mimpi terpisah dengan anak itu. Aku tidak ingin berpisah dengan Daniel dan ibu serta ayah.

"Baiklah, aku akan tetap disini menemani mu."

Daniel memberikan ciuman di dahi ku, inikah kasih sayang seorang kaka pada adiknya.

Hangat ....

Perlahan aku mulai mengantuk lagi ....

"Maaf kak aku mulai mengantuk lagi ...."

"Tida apa-apa, tidur saja di pelukan ku."

"Hhmm ...."

Aku pun mulai menutup mataku dan tertidur pulas di pelukan Daniel.
Pelukan yang hangat ini membuat ku nyaman.

Nextt!!!




Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang