Eps 38: Nafsu Birahi End.

226 26 19
                                    

Selamat membaca :)

Queen POV:

Setelah menghancurkan ilusi aku menemukan ada tiga ruangan yang tertutup, dimana ada Egidius?

Setelah ku periksa dengan cepat, ternyata ruangan ke 3 tidak bisa dibuka. Rasanya seperti di pantulkan saat ingin masuk.
Aku yakin dengan itu berarti ada Egidius didalamnya, aku merasakan hawa keberadaan nya di dalam sana.

"Gimanapun harus bisa masuk ke sana!" ucap ku tetap mencoba tapi nihil.

Tiba-tiba muncul suara wanita itu
Ya! Dia, sumber masalahnya, dia juga tahu aku bukan orang dari dunia sini.

"Ingin masuk?"

"Beritahu aku!"

"Ckckck, sebagai seorang penguasa yang sombong, dibuang ke dunia manusia ini...."

"Aku tidak di buang! Aku hanya mene-"

"Menebus dosa? Hahaha, kau yakin, bukan kah kau terlihat di buang?"

"Kau!"

"Hahahaha baiklah, jika ingin masuk kau harus memakai tubuh manusia mu, pintu ini sudah di beri mantra anti (....) hehehe".

"Hah? Sial!" gumam ku, setelah mengatakan itu, wanita Succubus itu menghilang.

Aku menggunakan sihir ku untuk teleportasi lebih cepat, dan kembali menemui Egidius.
Dan kagetnya! Beraninya tua Bangka(ketua sekte) itu ingin melecehkan Egidius.

Langsung saja aku masuk dengan marah dan menebas tua Bangka itu.

*Padahal ketus sekte umurnya cuma 32, gk tua-tua amat*

Setelah itu aku langsung berlari mendekati Egidius, seperti ada tarikan tali yang menyuruhku mendatangi nya dengan cepat.
Anehnya makin aku mendekat saat itu hati ku makin sakit.
Ini selalu terjadi, saat orang yang ku anggap berharga sakit hati, maka aku akan ikut merasakan sakit nya juga.

Rasanya hati ku tercabik-cabik, kenapa? Apa yang terjadi pada hati Egidius? Rasanya seperti sebuah penghianatan yang dialaminya.

Egidius menangis sejadi-jadinya di pelukan ku, tangan nya sedikit bengkak, itu pasti karna tali tadi.
Aneh, padahal dia bukan murid ku hanya orang luar, kenapa aku bisa ikut merasakan sakit hatinya?

Seketika aku ingat perkataan cahaya itu pada ku bahwa aku akan menanggung semua rasa sakit. Apakah maksudnya aku akan menanggung rasa sakit begini? Cukup dengan rasa sakit hati yang di alami sepuluh murid ku, aku sudah menderita kenapa aku harus merasakan sakit hatinya Egidius?

Aku menutup mata ku, sakit yang di derita Egidius juga membuat ku sampai mengeluarkan air mata. Tanpa sadar aku menyembuhkan bengkak dan luka-luka di tubuh Egidius.
Egidius diam saja saat melihat tampilan dan luka-luka nya yang sembuh saat bersentuhan dengan ku.

"Kenapa dia mirip murid ku?" gumam ku.
Murid ku juga si Ryan,Felix, Hitomi dan (....) si nomor 2 juga biasa saja melihat kemampuan ku? Kenapa? Mereka malah mengatakan "itu wajar jika itu terjadi pada Queen".

Aku berusaha menenangkan Egidius, supaya aku juga berhenti sakit. Aku menggandeng nya keluar dengan sambil berusaha bersenyum.

.........................................

POV Zen:

Benar-benar, siapa yang mengeluarkan bau obat ini?!
Ini kan obat perangsang!
Aku masih normal dan sehat.
Tapi kian lama, siapa yang tahan? Tubuh dikendalikan oleh sesuatu.
Aku dan Arjan sudah berusaha melawan tapi tetap nihil.
Queen juga tidak ada, dia pasti sedang menolong Egidius.

"A-arjan, aku... hah..." deru nafas ku di leher nya, tepat saat kepala ku di tekan oleh Arjan, aku langsung membelok kan kepala ku ke samping.

Jadi bibirku hanya terkena lehernya. Kumohon! Hentikan ini cepat!

"Zen,... Aku, aku rasanya, ah..." suara Arjan dan ada desahan nya itu kenapa membuat ku hilang kendali.
Rasanya ingin mati, tapi bahkan lidah ku di kendalikan.
Sial! Saat aku bisa nanti aku akan membalas dendam.

"Hey, jangan bersuara gitu.... bisa gak!"

"Hah? kau, bi-bisanya bilang begitu, sedangkan kau ber- berada di atas ku... hah...ah... Shit! Hey! Jangan mencium leher ku! Bangs-" ucap Arjan marah tapi tiba-tiba terhenti.

Bukannya aku tidak ikut marah, aku marah tapi sekarang suara ku benar-benar tidak bisa keluar.
Arjan menoleh ke arahku, nampaknya suaranya juga tidak bisa keluar.

Ti-tidak! tubuh Arjan berbalik sendiri, wajahnya dan wajahku saling mendekat!

"Mama!" teriak ku dalam hati takut.

Ti-tidak! Sedikit lagi bibir kami bersentuhan!

"Grah!"

Aku membuka mataku, aku terkejut melihat Arjan yang menggigit bibirnya sampai mengeluarkan darah.

Aku hanya bisa diam sambil ke heranan dengan tingkahnya.
Ia terus mengigit bibirnya sampai tiga kali.

"Mmp!" ucapku dengan mulut terkunci.

Arjan yang melihat reaksi ku diam saja, ia mengabaikan kan ku, dan langsung bilang:

"TOLONG! MBAH!!!" teriak nya sangat nyaring, tapi setelah itu mulutnya kembali tertutup.

Siapa Mbah? Panggilan apa itu?
Di saat-saat aku kebingungan ternyata bibir ku dan bibir Arjan sudah bersentuhan sedikit!

*kata author: cuma sedikit kwkw

"Pranggg!!" Suara sesuatu pecah.

"Puahh...." teriak kami berdua langsung bangun berjauhan.

"Apa ini? Tubuhku?" pengendalinya sudah hilang.

Aku melihat ke arah Arjan, di sampingnya ada kakek-kakek tua memakai tongkat.

"Itu Mbah?"gumam ku.

Arjan langsung menarikku keluar ruangan, aku ingin bertanya bagaimana dengan kakek tadi, tapi ku tahan, saat ku lihat kebelakang kakek itu sudah menghilang.

"Ha-hantu!!" aku melepaskan tanganku dari Arjan, dan lari lebih cepat dari nya.

"???" wajah Arjan kebingungan.

Diluar ternyata sudah ada Hitomi dan Ryan yang ingin mencari kami masuk.
Untungnya mereka tidak melihat aku dan Arjan tadi.
Aku langsung masuk mobil yang berbeda dengan Arjan.

Selang beberapa menit, akhirnya Queen dan Egidius sampai.
Kamipun pulang kerumah Arjan bersama semuanya.

*Info! Saat menyelamatkan Egidius, Queen memakai gaun, tapi saat keluar dari sekte dan menuju keluar bajunya berubah jadi baju biasa karena Queen menggunakan sihir, makanya mereka para Ryan dan lainnya tidak heran. Sedangkan Egidius dia dihilangkan ingatannya tentang Queen yang memakai gaun, tapi yang lainnya masih ingat*

Nextt!!!

Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang