Eps 20: Karakter Manusia

158 53 10
                                    

_____________

Cerita tentang Alex sudah selesai, sekarang cerita yang berbeda akan di mulai :
_______________

Korea Selatan
SMA

Bruh!
Brak!!
Plakk!

Segala macam tamparan dan tendangan di terima oleh seorang anak lelaki yang sedang di bully tersebut, ia hanya diam pasrah menerima semuanya itu.

"Hey! Makanya kalo gak mau dipukuli kau harus bayar uang pajak pada kami!"
"Benar! Emang nya mahal yah kami minta cuma 50.000 won setiap hari."

"A-aku be-benar benar tidak punya uang lagi....uang ku udah habis ku kasih ke ka-"

"Akh! Masa bodoh! Emangnya kami perduli hah!"

Di sekolah yang merupakan sekolah buangan tersebut, banyak anak-anak berandalan yang disekolah kan disana, karna tidak di terima disekolah lain.
Sekolah yang menentukan siapa yang kuat dia yang menang.

Setiap harinya hanya ada bullying dari yang kuat ke lemah.

"Seharusnya kau melawan lah."
"Benar! Jangan mau di bully."
"Iya tuh, apa susahnya sih tinggal lawan aja, atau ngehindar aja!"

para cewek-cewek yang tidak tahu apa apa tentang bully, karna mereka tak pernah mengalaminya, mereka se enaknya menyuruh ku melakukan hal yang mustahil bagiku.

"Kalian tidak tahu apa-apa..." aku hanya berani bergumam, bahkan pada cewek pun aku tidak berani, betapa lemahnya diri ini.

Yah... Lagipula ini semua ini hanya acting!

___________________

"Ohhh shit!!"

"Shit shit shit!!" suara Kouji terus terdengar.

"Kouji!"

"Apa!"

"Main game nya biasa aja coba! Jangan teriak-teriak!"

"Serah aku lah!" jawab Kouji lalu pergi ke kamarnya untuk main game.

"Oh iya! Kenapa kau memarahi ku yang hanya main game online? Sedangkan kau sendiri bermain manusia?" tanya  Kouji lalu berlari ke arah kamar dan mengunci pintunya.

"......." aku mendekati pintu kamarnya dan bertanya apa maksud dari perkataan nya tadi.

"Kenapa kau tidak paham... ah! pokoknya gitulah! kau kan suka mempermainkan manusia." jawab Kouji di dalam kamar.

___________________

POV Queen

"Tumben kau bertanya tentang saudara mu... Ryan."

"Saya... saya hanya ingin tahu tentangnya, dan Queen kami bukan saudara," ucap Ryan dengan nada lemah di samping Queen.

"... Tentang murid ke-5, apa yang di tanyakan?"

"...saat bersama kami dulu, entah benar atau tidak, aku merasa itu bukan sifat aslinya, dia seperti menyembunyikan sifat nya."

"Ryan, bukankah kau sebagai no1 harusnya sudah tahu, siapa dan kenapa dia bersikap begitu?" tanya ku lanjut

"Tapi... Kami sedikit merasa asing..."

"Ryan, semua orang memiliki topeng nya masing-masing, jika 'dia' ingin begitu maka terima saja, kalian bertemu belum sampai 10 kali juga," ucap ku lalu pergi mendekati pintu kamar.

"Oh dan lagi, Ryan jangan sembarang menyuruh Alex lagi datang ke Inggris tanpa memberitahu ku."
Aku sudah tahu, Alex yang tidak ku suruh untuk ke Inggris tiba-tiba ada di Inggris, biarpun Alex memberikan alasan, tetap saja mana mungkin aku percaya.

Karena tanpa izin dari Ryan maka, Alex tidak bisa datang ke Inggris, termasuk izin dari ku. Sedangkan aku tidak pernah memberikan nya izin.

Apakah Ryan  tahu akan hal itu? Atau dia tidak tahu? Aku tak pernah memberitahukan nya

"... Ternyata begitu..." ucap Ryan tiba-tiba.

Apa maksudnya?

"Saya memiliki wewenang untuk menolak masuk mereka ke Inggris bahkan untuk liburan, tapi anda hanya memberitahu saya, bahwa wewenang saya adalah 'melarang pada anggota jika tidak panggil ke inggris'?"

"....Ah begitu!!" Aku mendekati Ryan dan menarik pipinya dengan tangan ku yang kesal ini.

Ternyata dia memancing ku dari awal, dia hanya ingin tahu wewenang nya sebagai no1.

"Qu-Queen sa- argh!"

"Sakit? Hhm? Masa... Sih..."

Plakk!

Setalah memukul pant*t nya akhirnya aku puas.
Hehehe

"Queen anda kadang-kadang berperilaku seperti remaja biasanya, apakah anda tidak sadar umur?" tanya Ryan langsung yang membuat ku kaget.

"Hah! Ah! Ma-eh! Ba-bagaimana mungkin..hhee aku  aku tidak remaja ko," ucap ku gelagapan membuat Ryan terkekeh lucu.

Ryan, hanya dia yang paling tahu rahasia ku dari yang lainnya.

"Pff... Queen anda harus sadar umur," ucap Ryan dengan wajah mengejek nya itu membuat ku kesal, akhirnya aku tahu bagaimana rasanya jika umur kita itu di ungkit ungkit.

"Aku sadar ko, kan aku masih 15 tahun aku kelas 3 SMP ? Aku sadar? Apa maksudmu?"

"Hah? Hahahahah" Ryan yang mendengar itu langsung tertawa dan ia menunjukkan wajah yang seakan berkata : 'hah? 15 tahun? hahahaha Queen anda pelawak'

Yah kira-kira begitu
___________________

Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang