Eps 23: Bertanggung jawab 2

117 46 15
                                    

~kembali ke Seok yang sedang menelpon Ryan~

Tepat setelah aku selesai menceritakan semuanya sampai habis ke Ryan, ia langsung menutup telponnya.

Apakah dia marah? Aku takut orang gila seperti Ryan itu marah, bisa-bisa kami semua kena imbasnya.

Aku kembali mendekati Felix dan menyuruh ia tidur dulu ke kamar.

*POV: Ryan*

Aku penasaran kenapa Seok menelpon tengah malah begini.
Baru saja ku angkat dan ku tanyakan ada apa, dia langsung menceritakan semuanya pada ku.

Setelah ia selesai bercerita, aku ingin mengatakan bahwa aku akan bertemu dengan Felix tapi tiba-tiba Queen ada di belakang ku.

"Queen!" ucap ku kaget.

"Siapa yang nelpon?"

"Itu.. Seok, dia bilang..."

"Hhmm? Bilang apa?"

"Dia bilang... Dia... Dia.. Kangen dengan anda," ucap ku kacau.

"Hah?" Queen kaget dan langsung pergi ke kamar setalah mengatakan 'aku juga  merindukan Seok'.

_____________________

2 hari kemudian, saat Queen tidak ada rumah, ia pergi ke Mansion rumahnya sendiri. Aku baru pergi Korea Selatan untuk menemui Felix sekaligus menjemput nya. Karna jika aku pergi saat Queen ada rumah, aku yakin pasti ia akan bertanya banyak hal kenapa aku pergi ke Korea.

Beberapa menit yang lalu.

"Felix tidak mau keluar kamar, dia terus mengurung diri, kau harus kesini." itu kata-kata yang diucapkan Seok terakhir kali.

_______________

~Rumah Seok (Korea)

Ryan baru saja datang, walaupun lelah ia tetap harus langsung mengurus masalah Felix.

"Felix?" tanya Ryan.
"Masih di dalam kamar," ucap Seok  sambil murung membuat Ryan menghela nafas.

Seok kembali menceritakan semua kejadian dari awal Felix ingin pergi konser sampai ia pulang kerumah Seok.

"Tunggu, dari mana Felix tahu Yeong itu dari anggota LC?"

Seok menyerahkan kalung dengan liontin terbuat dari berlian hitam.

Walaupun banyak orang di luar sana yang memakai aksesoris  tersebut, tapi yang berbeda adalah, berlian hitam tersebut di ukir menjadi huruf "LC".

"Ini memang lambang organisasi LC, dimana kau dapat?"

"Bukan aku yang dapat, kalung itu tiba-tiba ada di dalam baju Felix ."

Ryan berpikir cukup lama, yang pasti ia menyuruh Seok dan Kouji untuk jangan memberitahu kan masalah ini pada Queen.

"Sebelum kita tahu masalah nya dan bisa mengatasi nya baru kita bilang ke Queen!" ucap Ryan langsung.

"Baik."

Tepat setelah Seok berucap, tiba-tiba datang Felix yang nampak kurus dan lesu langsung menyergap kerah Ryan.

"Felix!" Seok menyuruhnya untuk menghentikan tindakannya.

"Tahan Seok!" ucap Ryan tiba-tiba pada Seok.
Ryan menatap mata Felix yang sangat mirip mata panda, selama ini ia tak tidur?

"Felix?" panggil Ryan dengan lembut.

"Bagaimana..." gumam Felix sambil gemetar memegang kerah baju Ryan.

Suasana hening karna menunggu Felix menyelesaikan kata-katanya.

"Bagaimana... bagaimana jika wanita itu... hamil!"
"Hah Ryan! Kau si nomor 1, pasti bisa membantu ku kan! Jawab!!" teriak Felix kencang

"Bagaimana caranya ku bantu?" Ryan tetap tenang melihat Felix yang kehilangan akal sehat nya.

"Bunuh! Bunuh saja wanita itu beserta an-"

PLAKK!

Kouji yang tiba-tiba muncul di samping Ryan dan Felix langsung menampar Felix dengan kencang.

"Bodoh! Itu anakmu! Kau mau membunuhnya!" teriak Kouji.

"Hah! Aku bahkan tidak ingat bagaimana aku membuat anak itu! Dan juga saat aku aku di bius obat tidur dan obat perangsang!"

"Tetap saja! Dia darah daging mu!"

"Aku tidak perduli!!!" sahut Felix sangat nyaring membuat Kouji dan yang lainnya kaget.

"Pokoknya... Jika, jika Queen tahu,... dia pasti menyuruh ku keluar dari 10 jenius kan? Dia pasti menyuruh ku bergabung dengan organisasi musuh, aku tidak ingin...." ucap Felix putus-putus karna menahan air matanya dari tadi.

"Felix..." gumam Kouji, kaget pertama kali ia melihat Felix di si nomor 4 ini menangis terang-terangan.

"Tenanglah..." Ryan membantu Felix berdiri dan duduk di sofa.

"Kouji kau juga kemarilah," ucap Seok pada Kouji.

Saat suasana sudah mulai tenang, Ryan menyuruh Felix untuk tidur saja dulu ke kamar, karna kondisinya yang tidak baik.

"Tidak mau!"
"Kau mau Queen melihat kondisi mu yang begini?"
"...." Felix tak menjawab ia lalu pergi ke kamar langsung.

Hah... Ryan menghela nafas panjang, dan kembali menatap Kouji yang terlihat kesal.

"Kouji..."

"Apa!"

"Kau mau membantu Felix kan?"

"Hah! Ogah!!"

"Ayolah..." bujuk Ryan sambil tersenyum lelah.

Kouji yang melihat kondisi Ryan menjadi khawatir.

"Bantu apa?"

"Bisa kau lacak dimana keberadaan organisasi LC? kalo bisa juga kau retas sistem pertahanan informasi mereka?" tanya Ryan dengan nada lembut.

"...hhmm," Kouji menganggukan kepalanya lalu pergi ke kamarnya.

"Yan, kau juga sebaiknya tidur," suruh Seok pada Ryan.

"Hhmm."

Seok melihat punggung Ryan yang semakin menghilang dari pandangan nya itu membuat nya khawatir.

"Semoga kondisi mereka bertiga besok baik-baik saja."

*POV Kouji*

Aku disuruh untuk meretas situs musuh? Dikira mudah? Apalagi data keamanan mereka.
Berapa hari aku harus tidak tidur!

Biarpun terus mengeluhkan tugas ini, aku tetap mengerjakan nya dengan sungguh-sungguh.

"Eh?" aku tersentak kaget karena saat aku mencoba memasuki situs keamanan LC, dataku tiba-tiba hilang karena virus.

"Siapa? Jangan-jangan!" aku membuka data ku yang hilang tersebut, dan ada pesan yang masuk.
: Mau masuk? Lewati aku dulu :)

"Hah?! Beraninya kau menantang ku!" ternyata pihak lawan juga memiliki hacker yang menjaga keamanan data mereka.

Aku baru berhasil melacak tempat LC, tapi sesaat kemudian tempat nya pindah.
Tempat mereka berpindah selama 2 jam sekali secara acak.

Tak mau kalah, hacker lawan ku kirim virus merah( virus yang membuat semua data error)

"Heh berani melawan ku? Aku murid Queen loh, si nomor 6!" ucap ku dengan bangga sambil membayangkan wajah Queen.

Nextt!....

Bantu komen Napa :v

Queen and Ten DisciplesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang